Hulu ke Hilir, Kementan Dorong Kelompok Tani Kelola Usaha secara Korporasi

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Medan

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Hulu ke Hilir, Kementan Dorong Kelompok Tani Kelola Usaha secara Korporasi
POLBANGTAN MEDAN: Tim dosen Polbangtan Medan, Herawaty didampingi Ira Lisyani Tampubolon mendukung kegiatan Pengabdian Masyarakat Pembinaan di BPP Kecamatan Balige selama tiga hari, 14 - 16 November, dengan melibatkan 10 anggota Poktan Golath.

Toba, Sumut [B2B] - Kementerian Pertanian RI terus berupaya mendorong produktivitas pangan nasional untuk mencapai kedaulatan pangan serta meningkatkan kesejahteraan petani di seluruh Indonesia. Kelompok tani [Poktan] dan Gapoktan sejatinya harus bergerak menjadi kelembagaan petani yang dikelola layaknya korporasi.

Upaya tersebut dilakukan Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] di Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara [Sumut] oleh tim dosen Polbangtan Medan, Herawaty dan Ira Lisyani Tampubolon.

Keduanya mendukung kegiatan Pengabdian Masyarakat Pembinaan Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kelautan [BP3K] di BPP Kecamatan Balige selama tiga hari, 14 - 16 November, dengan melibatkan 10 anggota kelompok tani [Poktan] Golath yang diketuai Doriana Simanjuntak.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menyatakan korporasi merupakan wadah perusahaan yang dimiliki secara bersama-sama pada kelembagaan Poktan dan Gapoktan Tani maupun petani milenial aktualisasikan pengelolaan usaha tani mereka secara korporasi dan terintegrasi dari hulu hingga ke hilir.

“Petani kuat, petani yang tidak bekerja secara mandiri. Petani harus bersatu dalam sebuah wadah korporasi untuk membentengi usaha taninya sebagai wadah kemitraan dan pemasaran," katanya.

Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi bahwa Korporasi Petani sebagai suatu kesatuan badan usaha yang dibentuk dari, oleh dan untuk petani dalam upaya merestorasi jiwa gotong royong petani. Usaha korporasi petani juga merupakan basis untuk mendukung usaha tani.

“Kelembagaan Petani sudah semestinya segera bergerak aktif menjadi kelembagaan petani yang kuat, mandiri dan berdaya saing," katanya.

Dedi Nursyamsi menambahkan keberadaan Poktan maupun Gapoktan menjadi sangat penting untuk pemberdayaan petani dalam menyambut tantangan pangan dan persaingan global ke depan. 

Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan pihaknya aktif melakukan Pengabdian Masyarakat Pembinaan BP3K bagi pelaku utama dan pelaku usaha pertanian di Sumatera bagian utara.

Dosen Herawaty dalam materinya memberikan pemahaman pada Poktan Golath tentang pentingnya penumbuhan dan pengembangan Poktan yang dibina tetap eksis, kuat dan mandiri berorientasi agribisnis di pedesaan perlu dilakukan reorientasi, pengorganisasian dan pemberdayaan kelompok tani. 

"Poktan merupakan organisasi petani bersifat non formal yang dibentuk oleh, dari dan untuk petani atas dasar kesamaan permasalahan dan kepentingan dalam berusaha tani yang lebih menguntungkan. Segala permasalahan yang dihadapi petani diharapkan dapat diselesaikan bersama oleh anggota Poktan," katanya.

Menurut Herawaty fungsi Poktan sebagai kelas belajar, wahana kerjasama dan unit produksi bersama. Didukung prisip saling terbuka, bebas berpendapat, swadaya, partisipatif, kesetaraan dan kemitraan.

"Poktan juga harus memiliki buku yang berfungsi sebagai pengikat anggota kelompok seperti buku rekening bersama, buku tamu, buku notulen rapat, buku inventaris dan buku anggota serta buku lainnya," katanya didampingi Ira Lisyani Tampubolon di Balige.

Herwaty juga menyarankan agar Poktan Golath yang beranggotakan 50 petani agar memiliki badan hukum, akan lebih mudah mendapatkan fasilitas permodalan yang disediakan oleh pemerintah melalui perbankan. 

"Demikian pula dengan pelaku agribisnis lain, Poktan akan memiliki posisi tawar lebih kuat, karena tergabung dalam kelompok yang memiliki legalitas," katanya.

Dia menambahkan, Poktan yang dikembangkan dengan cara demikian apabila diberikan bantuan permodalan dari pemerintah akan dapat berkembang dan kuat. 

"Pasalnya, dibentuk berdasarkan kepentingan yang sama oleh petani serta diperkuat dengan dasar hukum sebagai kekuatan untuk bermitra dengan semua pihak manapun untuk meningkatkan pendapatan anggotanya," kata Herawaty. [ira/timhumaspolbangtanmedan]

Toba of North Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.