Pelatihan Sejuta Petani Penyuluh Vol. 5, Kementan: "Selamat Datang Peserta ke-11 Juta"
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Agriculture Ministry
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani

Bogor, Jabar [B2B] - Gerakan Tani
Pro Organik [Genta Organik] yang telah dilaunching Kementerian
Pertanian RI menjadi salah satu solusi menjaga produktivitas tetap
meningkat di tengah bayang-bayang krisis pangan dunia dan harga pupuk
serta pestisida yang mahal.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin
Limpo mengatakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat
produktivitas hasil pertanian di Indonesia adalah ketersediaan dan
kecukupan pupuk anorganik.
“Sampai saat ini, untuk memenuhi
ketersediaan dan kecukupan pupuk organik sangat sulit dan mahal karena
beberapa bahan bakunya masih tergantung impor dari negara lain,” kata
Syahrul.
Seperti diketahui bahwa di antara tempat bahan baku
maupun produksi pupuk adalah Rusia dan Ukraina yang sedang berperang.
Sebab itu, Kementan, mendorong para petani menggunakan pupuk organik dan
hayati secara mandiri dan masif.
“Gerakan ini tidak berarti
meninggalkan penggunaan pupuk anorganik sepenuhnya, melainkan boleh
menggunakan pupuk kimia dengan ketentuan tidak berlebihan atau
menggunakan konsep pemupukan berimbang,” tutur Syahrul.
Dia
berharap melalui Genta Organik, kebutuhan pangan tetap terjaga dan
berkontribusi dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi, penghasil devisa
negara, sumber pendapatan utama rumah tangga petani dan penyedia
lapangan kerja.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi pada jumpa pers
menyongsong pelaksanaan Pelatihan Sejuta Petani Penyuluh Vol 5 tahun
2023 mengatakan, pihaknya akan membangun 1.020 titik demplot pembuatan
pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah dan pestisida alami.
“Ini
akan menjadi tempat pembelajaran petani dalam mengembangkan sistem
produksi pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami, sehingga dapat
mengimplementasikan dan menerapkannya secara mandiri di lahan usaha
taninya,” katanya.
Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh sendiri
saat ini menembus angka lebih dari 11 juta peserta target peserta
Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Vol. 5 ini sebanyak 1.800.000
orang, meliputi 1.761.907 petani dan insan pertanian lainnya sedangkan
38.093 berasal dari penyuluh pertanian.
Kegiatan yang
direncanakan berlangsung selama tiga hari, 16 - 18 Maret 2023 akan
dibuka oleh Mentan Syahrul bersamaan dengan pembukaan Bimbingan Teknis
[Bimtek] Sinergitas TNI AD dengan Kementan dalam upaya mendukung program
Ketahanan Pangan Nasional di Balai Prajurit Jenderal TNI M Jusuf di
Makassar, Sulawesi Selatan.
Sebagai informasi, Kementan telah melatih petani dan penyuluh secara hybrid [offline dan online] sejak 2020. Pada
2020, pelatihan diikuti 986.558 peserta. 2021, mencapai 2.331.530
peserta, pada 2022, diikuti 6.567.531 peserta. Sementara awal 2023,
peserta yang dilatih sebanyak 319.544 sehingga secara kumulatif hingga
Februari 2023, total peserta yang dilatih mencapai 10.205.163.
Hasil
pelatihan sejak 2020 sudah dapat dirasakan oleh petani, yakni 546.469
petani milenial dibina Kementan, dari jumlah tersebut yang mengakses KUR
sekitar 140.158 orang dengan jumlah akad senilai Rp. 6.570.382.877.462.
Tidak hanya itu, total peserta yang dilatih pada pelatihan sejuta
petani dan penyuluh [purnawidya] sebanyak 6.724.637 peserta, yang
mengakses KUR sebanyak 671.090 orang dengan jumlah akad Rp.
40.685.482.184.462. [Cha]
Bogor of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.