Petani Katingan Minta Penerapan Teknologi CSA Dilanjutkan Kementan ke 2024
Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Grant Program
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Katingan, Kalteng [B2B] - Petani Kabupaten Katingan di Provinsi Kalimantan Tengah [Kalteng] meminta Kementerian Pertanian RI melanjutkan penerapan teknologi Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture [CSA] oleh Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] pada 2024.
Permintaan tersebut dikemukakan sejumlah petani bersama penyuluh Kecamatan Katingan Kuala kepada Tim SIMURP Kementan beserta Pengawas SIMURP dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat [PUPR] dan Balai Wilayah Sungai [BWS] Kalimantan II pada Farmer Field Day [FFD] ´Syukuran Penutupan Musim Panen Padi´ di Desa Subur Indah pada Rabu [13/9].
Di tempat yang sama, Legislator DPRP Kabupaten Katingan dan Camat Katingan Kuala, Hariadi Utomo beserta Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan [Forkopimcam], seluruh kelompok tani dan Gapoktan pelaksana Demplot CSA Inti dan Scalling Up SIMURP 2023, Kelompok Wanita Tani [KWT] Cenderawasih, Kelembagaan Ekonomi Petani [KEP] Milenial Satria Tani Jaya meminta keberlanjutan Program SIMURP di Katingan, Kalteng pada 2024.
Harapan tersebut sangat beralasan lantaran petani Katingan happy setelah produktivitas budidaya padi Laboratorium Lapangan [LL] pada Demplot Scalling Up CSA, berdasarkan hasil ubinan menembus hampir lima ton tepatnya 4,905 ton/ha gabah kering panen [GKP] atau 4,021 ton/ha Gabah Kering Giling [GKG] tergolong memuaskan ketimbang non CSA di lokasi yang sama, hanya tiga hingga 3,5 ton/ha GKG.
Upaya SIMURP menyosialisasikan CSA melalui FFD sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa pertanian CSA dari SIMURP memiliki dampak positif bagi pembangunan pertanian, untuk meningkatkan produktivitas dan produksi tanaman pangan serta pendapatan petani.
"SIMURP mengajarkan banyak hal kepada petani. Khususnya bagaimana melakukan pertanian pintar dalam menghadapi perubahan iklim. Termasuk bagaimana mengantisipasi dan menangani penyakit tanaman, juga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani,” katanya.
Mentan Syahrul menambahkan, kehidupan di pedesaan akan menjadi baik apabila petani dan penyuluh memanfaatkan dan mengadopsi teknologi inovasi dari hasil penelitian.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menyoroti dampak kegiatan CSA selain meningkatkan produktivitas, juga mampup menurunkan emisi Gas Rumah Kaca [GRK].
"Kehadiran SIMURP, diharapkan petani penerima manfaat SIMURP dapat meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian dengan mengedepankan penggunaan air yang efisien tanpa bergantung pada kondisi iklim," katanya.
Tidak hanya menyasar masalah teknis budidaya tanaman pangan, kata Dedi Nursyamsi, SIMURP juga diharapkan mampu mengembangkan kemampuan manajerial penyuluh dan pengelola di BPP.
Lokasi panen ´Syukuran Penutupan Musim Panen Padi´ di Desa Subur Indah, Kecamatan Katingan Kuala berlangsung di lahan Poktan Mekar Tani seluas 30 hektar dan Poktan Pelaksana Scalling Up Bereng Makmur seluas 80 hektar.
Berdasarkan hasil ubinan menembus hampir lima ton tepatnya 4,905 ton/ha gabah kering panen [GKP] atau 4,021 ton/ha Gabah Kering Giling [GKG] tergolong memuaskan ketimbang non CSA di lokasi yang sama, hanya tiga hingga 3,5 ton/ha GKG.
Koordinator BPP Katingan Kuala melaporkan panen tersebut putaran terakhir untuk Musim Tanam April - September [MT Asep 2023] sekaligus syukuran penutupan panen. Secara umum panen di lokasi SIMURP berhasil, indikasinya peningkatan produktivitas dari tahun sebelumnya lebih baik ketimbang lokasi panen tanpa penerapan teknologi CSA.
Camat Katingan Kuala, Hariadi Utomo mengapresiasi capaian Program SIMURP 2023 seraya berharap dapat berlanjut pada 2024.
Harapan serupa dikemukakan Kepala Desa Subur Indah, Darsilan pada Program SIMURP dapat meningkatkan kemampuan petani didampingi penyuluh bagi peningkatan produktivitas pertanian di Kabupaten Katingan, Kalteng. [timsimurpkementan]
Katingan of Central Borneo [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.