Daerah Irigasi CSA Lombok Tengah Masuk Target Pompanisasi di NTB

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Daerah Irigasi CSA Lombok Tengah Masuk Target Pompanisasi di NTB
PROGRAM SIMURP: Rakor dipimpin Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Pemprov NTB, H Husnul Fauzi didampingi Kepala BBPSI SDLP Rahmawati dan Komandan Korem 162 Wira Bhakti, Brigjen TNI Agus Bhakti.

Mataram, NTB [B2B] - Teknologi Hemat Air melalui sistem irigasi berselang atau Irigasi Basah Kering atau macak-macak [Alternate Wetting and Drying/AWD] oleh petani berwawasan iklim dari Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] akan mendukung upaya Kementerian Pertanian RI mengembangkan program pompanisasi di seluruh Indonesia.

Hari-hari ini, Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman beserta jajarannya di Kementerian Pertanian mendorong petani dan penyuluh didukung pemerintah daerah dan TNI AD untuk pompanisasi bagi sistem pengairan lahan persawahan.

Instruksi Mentan ditindaklanjuti sejumlah daerah seperti pada Rapat Koordinasi Kementan dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat [Pemprov NTB] serta Komando Resort Militer [Korem] 162 Wira Bhakti serta Komando Distrik Militer [Kodim] dari kabupaten/kota di NTB yang berlangsung hibrid, tatap muka dan via online pada Kamis pekan lalu [28/3].

Rakor dipimpin Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Pemprov NTB, H Husnul Fauzi didampingi Kepala Balai Besar Pengujian Standar Instrumen - Sumberdaya Lahan Pertanian Kementan [BBPSI SDLP] Rahmawati dan Komandan Korem 162 Wira Bhakti, Brigjen TNI Agus Bhakti.

Mentan Amran Sulaiman menegaskan, target pompanisasi adalah mendukung percepatan tanam untuk menjamin ketersediaan air bagi peningkatan produktivitas, sehingga petani leluasa menanam di segala musim sekaligus mitigasi dampak El Nino terhadap penurunan produksi pangan pokok.

“Target kita adalah pompanisasi, yang dulunya tanam satu kali bisa menjadi dua kali, dua kali bisa menjadi tiga kali. Air ini kita sedot menggunakan pompa, khususnya memitigasi risiko dampak El Nino,” kata Mentan Amran pada kunjungan kerja di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Kamis [21/3].

Pompanisasi dan AWD bagaikan ´botol ketemu tutup´ bagi tanaman padi yang membutuhkan air, namun bukan tanaman air. Teknologi AWD merupakan sistem budidaya yang mengatur waktu untuk kondisi lahan kering dan tergenang secara bergantian. Irigasi disesuaikan kebutuhan tanaman dengan interval waktu berdasarkan hasil analisis tanah.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Pemprov NTB, H Husnul Fauzi mengatakan percepatan pompanisasi di seluruh areal persawahan di NTB, khususnya lahan tadah hujan akan diupayakan pompanisasi dalam waktu dekat, mengantisipasi kekeringan yang mungkin akan terjadi.

"Perlu menjadi perhatian bersama, ada beberapa kegiatan dalam program pompanisasi, yang pertama pengadaan pompa air dan kedua adalah irigasi perpompaan," katanya.

Diketahui, wilayah NTB didukung jaringan irigasi yakni Daerah Irigasi [DI] Jurang Sate Hilir dan DI Jurang Batu mengairi areal persawahan di Kabupaten Lombok Tengah, yang merupakan lokasi kegiatan CSA SIMURP pada enam Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] di Lombok Tengah.

Pompanisasi dan AWD
Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi yang meminta para penyuluh bergerak serentak mendampingi dan mengawal petani di lapangan.

"Sampaikan pada petani, apa itu perubahan iklim dan cuaca ekstrim agar petani tahu dan mengimplementasikan berbagai upaya antisipasi menghadapi El Nino," katanya.

Dedi Nursyamsi mengingatkan tentang ketersediaan air sudah berkurang, kebutuhan lebih banyak ketimbang ketersediaan maka kita harus efisien menggunakannya dalam penggunaannya, jangan terbuang banyak.

"Kementan akan membantu perbaikan irigasi sesuai tupoksi, agar air bisa tersedia dan mengaliri sawah agar tetap berproduksi," tegas Dedi Nursyamsi.

Direktur National Project Implementation Unit [NPIU] SIMURP Bustanul Arifin Caya mengatakan Program SIMURP fokus  antisipasi perubahan iklim global pada sektor pertanian.

Kegiatan CSA, katanya, bertujuan meningkatkan produksi dan produktivitas, mengajarkan budidaya pertanian tahan perubahan iklim, antisipasi risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca [GRK] dan meningkatkan pendapatan petani di khususnya di Daerah Irigasi [DI] Program SIMURP.

Project Manager SIMURP Sri Mulyani menjelaskan Program CSA SIMURP merupakan modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi mendesak pada lokasi kegiatan CSA.

"Daerah agar berperan aktif mengawal dan mendampingi kegiatan CSA secara luas dan berkelanjutan. Tak kalah penting, replikasi dan resonansi teknologi CSA secara masif melalui sosialisasi di luar lokasi SIMURP," katanya lagi. [timsimurpkementan]

Mataram of West Nusa Tenggara [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.