Rencana Aksi 2024, Upaya Kementan bagi Keberlanjutan Pertanian CSA di Indonesia

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Rencana Aksi 2024, Upaya Kementan bagi Keberlanjutan Pertanian CSA di Indonesia
PROGRAM SIMURP: Pengukuran emisi Gas Rumah Kaca lahan persawahan Demplot Scalling Up lokasi kegiatan CSA di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan yang dialiri jaringan Daerah Irigasi [DI] Sanrego.

Jakarta [B2B] - Pemerintah RI melalui Kementerian Pertanian RI mengembangkan Rencana Aksi 2024 [Action Plan] bagi keberlanjutan Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture [CSA] berupa Learning Pilot di lokasi kegiatan CSA SIMURP pada 24 kabupaten di 10 provinsi, yang mencakup luasan 100 hektar bagi pengembangan Demplot Scalling Up.

Rencana Aksi 2024 mengemuka pada Seminar Nasional Hasil Penelitian CSA di Jakarta, belum lama ini, yang dihadiri Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi selaku keynote speaker.

Upaya tersebut akan ditindaklanjuti Kementan melalui koordinasi dengan pemerintah daerah lokasi kegiatan Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] bagi keberlanjutan kegiatan CSA SIMURP.

Disebutkan, pengembangan CSA yang diusung Kementan bersama SIMURP juga akan menggelar Sekolah Lapang [SL] pada 33 provinsi dipadu Gerakan Tani Pro Organik [Genta Organik] dan penerapan lahan pertanian rendah emisi karbon dari Gas Rumah Kaca [GRK] pada 2025 hingga 2029.

Pengembangan CSA di Indonesia akan menjadi topik utama Indonesia selaku host pada workshop the ASEAN Sectoral Working Group on Agricultural Training and Extension ke-30 [AWGATE] pada Juni 2024.

Sebagaimana diketahui, Program SIMURP merupakan modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi mendesak. Pengelolaannya lintas empat kementerian dan lembaga yakni Badan Perencanaan Pembangunan Nasional [Bappenas], Kementan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat [PUPR] dan Kementerian Dalam Negeri [Kemendagri] dengan target lokasi Daerah Aliran Sungai [DAS].

Upaya tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman kepada seluruh jajarannya, untuk berpartisipasi aktif menyukseskan program utama dan strategis Kementan di antaranya Program SIMURP.

“Program-program utama Kementan lainnya yang harus didukung di antaranya peningkatan pemberdayaan petani dan penyuluh," katanya.

Mentan Amran mengingatkan, semuanya merupakan kunci keberhasilan pembangunan pertanian, dimulai dari penyuluh, dengan meningkatkan kapasitas dan keterampilan sehingga produksi pangan bagi 267 juta jiwa penduduk Indonesia.

Hal senada ditegaskan Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi bahwa CSA merupakan kunci andalan SIMURP sehingga harus betul-betul dipahami oleh seluruh pelaksana SIMURP di pusat dan daerah.

"Target CSA meningkatkan produksi dan produktivitas, mengajarkan budidaya pertanian tahan perubahan iklim, mengurangi risiko gagal panen, menekan emisi Gas Rumah Kaca dan meningkatkan pendapatan petani di daerah irigasi Proyek SIMURP," katanya.

Menurut Dedi Nursyamsi pengelolaan sawah jangan sampai menghasilkan emisi gas metan karena sawah merupakan sumber pangan bagi seluruh rakyat.

“Sawah jangan dibiarkan tergenang terus. Sawah yang bagus itu tergenang kering. Gunakan pestisida yang tepat dan aman dengan pemupukan berimbang," katanya.

Direktur National Project Implementation Unit [NPIU] SIMURP Bustanul Arifin Caya mengatakan Program SIMURP fokus  antisipasi perubahan iklim global pada sektor pertanian.

Kegiatan CSA, katanya, bertujuan meningkatkan produksi dan produktivitas, mengajarkan budidaya pertanian tahan perubahan iklim, antisipasi risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca [GRK] dan meningkatkan pendapatan petani di khususnya di Daerah Irigasi [DI] Program SIMURP.

Project Manager SIMURP Sri Mulyani menjelaskan Program CSA SIMURP merupakan modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi mendesak pada lokasi kegiatan CSA.

"Daerah agar berperan aktif mengawal dan mendampingi kegiatan CSA secara luas dan berkelanjutan. Tak kalah penting, replikasi dan resonansi teknologi CSA secara masif melalui sosialisasi di luar lokasi SIMURP," katanya lagi. [timsimurpkementan]

Jakarta [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.