Genta Organik, Mahasiswa Polbangtan Medan Olah Limbah Alami di Kampus

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Medan

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Genta Organik, Mahasiswa Polbangtan Medan Olah Limbah Alami di Kampus
POLBANGTAN MEDAN: Dalam praktik pembuatan pupuk organik, mahasiswa/i Polbangtan Medan mengolah sendiri kompos dengan bahan-bahan alami di sekitar kampus antara lain bahan-bahan hijau, bahan-bahan coklat dan bioaktivator.

Medan, Sumut [B2B] - Sejumlah mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] di Polbangtan Medan memanfaatkan limbah alami di sekitar kampus berupa bahan-bahan hijau dan coklat serta bioaktivator  untuk diolah menjadi pupuk organik, dalam upaya sosialisasi Gerakan Tani Pro Organik [Genta Organik].

Langkah tersebut sebagai implementasi Program Genta Organik dari Kementerian Pertanian RI berupa sosialisasi dan kampanye agar petani memproduksi secara mandiri 

pupuk organik, pupuk hayati dan pembenah tanah sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk bersubsidi [anorganik].

Hari-hari ini mahasiswa/i Polbangtan Medan gencar melaksanakan program Genta Organik, demi menyiasati melambungnya harga pupuk bersubsidi [anorganik] lantaran pasokan bahan baku dari kawasan Eropa Timur tersendat lantaran Perang Rusia vs Ukraina.

Upaya tersebut sejalan instruksi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa sudah saatnya petani kembali pada pupuk organik, pupuk hayati dan pembenah tanah sekaligus sebagai ´solusi´ mahalnya harga pupuk.

"Jika cost produksi bisa ditekan maka keuntungan petani bisa meningkat, di sinilah Genta Organik berperan. Petani dan lahan pertanian menunggu langkah-langkah perbaikan, yang mampu menyelamatkan pertanian Indonesia," katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa penyuluh bersama pelaku utama dan pelaku usaha pertanian menjadi titik tumpu penggunaan pupuk organik, pupuk hayati dan pembenah tanah, sekaligus menjadi produsennya secara mandiri.

"Genta organik tidak berarti mengharamkan penggunaan pupuk anorganik. Boleh menggunakan pupuk kimia, tapi dengan ketentuan tidak berlebihan atau mengikuti konsep pemupukan berimbang," katanya.

Adapun tujuan Genta Organik, kata Dedi Nursyamsi, menyuburkan tanah Indonesia untuk meningkatkan produksi pertanian di saat pupuk mahal, menerapkan pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan, menekan biaya produksi pertanian dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia.

Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan jajarannya gencar menyosialisasikan Genta Organik, dengan mahasiswa/i didampingi tenaga pendidik dan kependidikan sebagai garda terdepan untuk membuka wawasan, membimbing dan melatih mahasiswa/i membuat pupuk organik dan lainnya.

"Pemberian pupuk merupakan tindakan mempertahankan pertumbuhan tanaman agar tetap normal. Penambahan unsur hara melalui pupuk bertujuan tercapainya keseimbangan unsur hara," katanya.

Menurutnya, Genta Organik bukan mengharamkan pupuk anorganik (kimia), melainkan boleh menggunakan pupuk kimia dengan ketentuan tidak berlebihan atau mengikuti konsep pemupukan berimbang. Tujuannya, mendorong petani untuk memproduksi pupuk organik, pupuk hayati dan pembenah tanah secara mandiri.

Dalam praktik pembuatan pupuk organik, mahasiswa/i Polbangtan Medan mengolah sendiri kompos dengan bahan-bahan alami di sekitar kampus antara lain bahan-bahan hijau, bahan-bahan coklat dan bioaktivator.

"Bahan-bahan tersebut kemudian dilakukan fermentasi sekitar 25 hingga 30 hari. Hasil dari proses kompos, menghasilkan pupuk kompos juga pupuk cair yang bisa digunakan untuk mencukupi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman," kata Yuliana Kansrini. [ira/timhumaspolbangtanmedan]

Medan of North Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.