Hilirisasi CSA, Kementan Ajak Wanita Tani Purworejo Membuat Keripik Kopi

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Grant Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Hilirisasi CSA, Kementan Ajak Wanita Tani Purworejo Membuat Keripik Kopi
SIMURP KEMENTAN: Kementan bersama Program SIMURP mendorong dan mendukung Kelompok Wanita Tani [KWT] mengembangkan hilirisasi produk hasil pertanian seperti dilakukan KWT Margi Mulyo di Desa Triredjo, Kecamatan Leano, Kabupaten Purworejo di Provinsi Jawa Tengah.

Purworejo, Jateng [B2B] - Diversifikasi pangan lokal menjadi salah satu upaya Kementerian Pertanian RI mengembangkan hilirisasi produk pertanian melalui diseminasi penerapan teknologi Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture [CSA] oleh Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP].

Hilirisasi CSA diterapkan Kementan bersama SIMURP pada Bimbingan Teknis [Bimtek] pembuatan keripik kopi oleh Kelompok Wanita Tani [KWT] Margi Mulyo di Desa Triredjo, Kecamatan Leano, Kabupaten Purworejo di Provinsi Jawa Tengah, Kamis [13/7] dengan memanfaatkan alat dan mesin dukungan dari SIMURP sehingga dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Bimtek CSA bertajuk ´Olahan Pangan Berbasis Dasar Kopi´ diikuti oleh 26 anggota KWT Margi Mulyo, mengembangkan diversifikasi olahan pangan lokal dan peningkatan keterampilan kaum wanita, untuk menambah penghasilan keluarga.

Upaya tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo tentang ketahanan pangan, menuntut hadirnya wanita tani yang mandiri, aktif dan kreatif untuk bersaing di tengah tantangan sektor pertanian ke depan.

"Kementan tiada henti mendorong wanita tani untuk kreatif dan inovatif dalam menghadapi tantangan global. Terkait ketahanan pangan nasional, dengan menggagas ide besar, menciptakan peluang baru di sektor pertanian," katanya.

Diversifikasi pangan lokal, kata Mentan, adalah kekayaan dan budaya bangsa. Bukan hanya beras yang kita miliki. Kita juga memiliki aneka pangan pokok. Ada ubi-ubian, jagung, sorgum, sagu, kentang, labu dan lainnya.

"Upaya sekecil apa pun akan menjadi langkah untuk turut memperkuat ketahanan bangsa yang artinya kita memiliki kekuatan dan kemampuan bersama," katanya.

Kepala Badan Penyuluh dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mendukung penuh diversifikasi pangan lokal untuk ketahanan pangan nasional.

Dia pun memberi kiat dan trik tentang cara menghadapi krisis pangan global, yakni mengganti produk pangan supaya tidak terjadi krisis berkepanjangan.

Wanita tani melalui KWT harus menyikapi hal itu, kata Dedi Nursyamsi, harus memiliki visi dan kreatif mencari alternatif pangan substitusi untuk mulai dikenalkan dan dikonsumsi oleh masyarakat.

"Ganti beras dan gandum dengan ubi, singkong, jagung. Jangan mau dikalahkan krisis. Wanita tani kreatif akan selalu punya cara agar produk olahan tetap berproduksi dengan pangan alternatif," katanya lagi.

Sementara Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan [Pusluhtan] Bustanul Arifin Caya menegaskan komitmen pemerintah pada upaya mengantisipasi dampak negatif perubahan iklim global melalui CSA.

"Tujuannya, meningkatkan produksi, produktivitas, indeks pertanaman atau dan menurunkan emisi Gas Rumah Kaca disingkat GRK," katanya.

Tujuan Bimtek olahan kopi bagi KWT Margi Mulyo di Desa Triredjo, Kecamatan Leano, Purworejo untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan anggota KWT mengolah kopi menjadi keripik kopi.

Mengingat Purworejo dikenal sebagai penghasil kopi di Jawa Tengah. Pengembangan budidayanya tersebar pada sejumlah kecamatan, mendorong pengembangan produk hilir kopi seperti dilakukan KWT Margi Mulyo. [timsimurpkementan]

Purworejo of Central Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the PEPI, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.