FGD Polbangtan Medan Rumuskan `Kurikulum Kekinian` bagi Prodi Penyuluhan Perkebunan
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Medan
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Medan, Sumut [B2B] - Upaya regenerasi petani terdidik yang melahirkan wirausahawan muda pertanian di era milenial, menuntut kurikulum pendidikan tinggi vokasi pertanian pada Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] yang adaptif terhadap kemajuan teknologi, dinamika pasar dan tuntutan konsumen.
Hal itu mengemuka pada Focuss Group Discussion [FGD] Peninjauan Kurikulum Prodi Penyuluhan Perkebunan Presisi oleh Kementerian Pertanian RI bertajuk ´FGD Perkuat Kurikulum sesuai Kebutuhan DuDiKa untuk Tingkatkan Kompetensi dan Daya Saing Mahasiswa Polbangtan Medan di Medan, Selasa [8/11].
FGD yang dibuka oleh Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini pada Selasa [8/11] menghadirkan Tim Staff khusus Bidang Pemerintahan Kemendikbudristek, Direktur Akademik dan Inkubasi LPK Geti Incubator, Alumni Polbangtan Medan dan mitra DuDiKa di Sumatera bagian utara.
Rumusan FGD Peninjauan Kurikulum Prodi Penyuluhan Perkebunan Presisi menyebutkan, dalam menghadapi kemajuan jaman, sebaiknya setiap jurusan di perguruan tinggi menyusun Kurikulum Kekinian untuk menghasilkan SDM profesional, kompeten dan kompetitif yang disesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja [DuDiKa] selaku stakeholders.
Upaya tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa pendidikan merupakan sebuah usaha yang berjalan secara terus menerus untuk menjadikan manusia [masyarakat] mencapai taraf kemakmuran.
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk menyiapkan peserta didik dapat berperan dalam berbagai lingkungan hidup secara baik untuk masa yang akan datang.
"Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk masyarakat dalam memajukan negara dan juga sangat penting dalam proses pembangunan negara untuk menjadi negara yang lebih maju," kata Mentan Syahrul.
Pernyataan senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi, lembaga pendidikan tinggi merupakan salah satu bagian dari lembaga pendidikan yang berperan dan bertanggungjawab menghasilkan SDM berkualitas, sehingga mampu bersaing di pasar kerja yang semakin bersaing serta mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa.
"Berkaitan dengan pendidikan, Kementan mengambil peran untuk memajukan pendidikan nasional melalui pendidikan vokasi," katanya.
Hal itu, kata Dedi Nursyamsi, diatur pada Permentan No 25/2018 tanggal 25 Juni 2018 tentang Kelembagaan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian [STPP] mengalami transformasi kelembagaan menjadi Polbangtan yang tersebar pada enam wilayah di Indonesia.
Kurikulum Kekinian
Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan selain ´Kurikulum Kekinian´ maka pekerjaan yang paling dicari pasca pandemi [era new normal] adalah profesi penjualan sehingga job creator dapat lebih diangkat menjadi skills mahasiswa.
Guna memaksimalkan capaian pembelajaran, katanya, perlu pengayaan bahan kajian seperti digital marketer [media sosial], Search Engine Optimization [SEO], website/blog, media sosial marketing dan memunculkan inovasi baru tentang teknologi penyimpanan dan hilirisasi pertanian.
"Menambah bahan kajian dalam mata kuliah media penyuluhan tentang digital creative atau content creator, digital advertising dalam diseminasi hasil perkebunan selaku penyuluh perkebunan presisi di era digital," kata Yuliana yang didampingi Wakil Direktur [Wadir] I Nurliana Harahap, Wadir II Mukhlis Yahya dan Wadir III Merlyn Mariana.
Yuliana Kansrini menambahkan perlunya menambah bahan kajian dalam mata kuliah media penyuluhan tentang digital creative/content creator, digital advertising dalam diseminasi hasil perkebunan selaku penyuluh perkebunan presisi dalam menghadapi dunia digital.
"Rumusan FGD berikutnya, planters atau asisten harus mengetahui pengelolaan tenaga kerja dan manajemen. Laporan PKL [praktik kerja lapangan] dapat juga dibuat dalam bentuk konten untuk di-share di media sosial agar dapat dinilai publik," katanya lagi.
Dia menambahkan pada mata kuliah media penyuluhan perlu penambahan pokok bahasan terkait Content Management System [CMS], peningkatan produktivitas pembuatan konten media sosial.
"Didukung upaya memperdalam keterampilan dalam bidang IT seperti penggunaan GPS, aplikasi drone, pemetaan Sistem Informasi dan Geografis, aplikasi pemasaran dengan informasi yang terbaru serta dilakukan magang bersertifikat," kata Yuliana Kansrini.
Calon lulusan Polbangtan Medan diharapkan memiliki enam nilai yang diperlukan dalam mencari pekerjaaan di sektor perkebunan yakni disiplin, integritas, respek, dapat bekerjasama dalam tim, unggul dan inovatif,
Sementara alumni/mahasiswa memiliki kompetensi berupa penguasaan bidang lain selain Prodi-nya, fisik sehat dan mental kuat, kemampuan manajerial, alumni memiliki kemampuan IT, kemampuan bahasa asing dan mampu bersahabat dengan lingkungan sekitar.
"Perlu upaya untuk meningkatkan kemampuan psikotest mahasiswa agar mampu bersaing dengan lulusan universitas lain dalam mendapatkan pekerjaan," tutup Yuliana. [ira/timhumaspolbangtanmedan]
Medan of North Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.
