Kementan Identifikasi dan Koordinasi IMMACo dengan Penyuluh Ngawi

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Malang

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Kementan Identifikasi dan Koordinasi IMMACo dengan Penyuluh Ngawi
POLBANGTAN MALANG: BPP Padas, bersama dengan para alumni Polbangtan Malang dan stakeholder lainnya, berkomitmen untuk terus mendampingi dan memajukan sektor pertanian di wilayah tersebut.

Ngawi, Jatim (B2B) - Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Padas mengadakan kegiatan identifikasi dan koordinasi bersama para stakeholder di Desa Padas, Kabupaten Ngawi, Senin (9/9). 

Acara ini dihadiri oleh alumni mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang, serta penyuluh BPP Padas, Dwi Sutrisno. 

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Indonesian Millennial for Modern Agriculture Corporation (IMMACo) yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa IMMACo merupakan program inisiatif Kementerian Pertanian untuk memperluas lahan produktif padi dengan mengintegrasikan sub sektor terkait dalam rangka mewujudkan Swasembada dan Lumbung Pangan Dunia tahun 2029.

“Mari kita jadikan hari kemerdekaan ini sebagai momentum bagi sektor pertanian untuk bangkit menjadi lumbung pangan dunia,” ujar Amran.

Sejalan dengan arahan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti mengungkapkan bahwa petani dan penyuluh pertanian adalah aktor utama dalam peningkatan produksi padi nasional sehingga luas panen bertambah serta meningkatkan produksi padi.

Dalam pertemuan tersebut, BPP Padas menyatakan kesiapannya untuk mendukung dan mendampingi kegiatan yang berhubungan dengan program IMMACo di Desa Padas. 

Salah satu isu utama yang diidentifikasi adalah kendala terkait alat pertanian. Desa Padas memiliki dua Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA), namun sebagian besar alat pertanian, seperti mesin transplanter, tidak dapat digunakan karena kondisi lahan berlumpur dangkal. 

Selain itu, desa ini juga kekurangan alat combine harvester, sehingga kebutuhan pasar sulit terpenuhi. Akibatnya, petani di Desa Padas terpaksa mendatangkan alat combine dari luar wilayah Ngawi, yang tentunya menambah beban biaya.

Dalam upaya menggali lebih dalam kondisi stakeholder di Desa Padas, alumni Polbangtan Malang secara aktif terlibat dalam proses identifikasi masalah dan mencari solusi bersama.

Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana memgatakan salah satu langkah strategis adalah memperkuat koordinasi antara BPP Padas, petani, dan pemangku kepentingan lainnya, agar permasalahan alat pertanian dapat diatasi dengan cepat dan efisien.

"Program IMMACo bertujuan untuk memberdayakan generasi milenial di sektor pertanian dengan memperkenalkan teknologi pertanian modern dan digitalisasi," katanya.

Inisiatif tersebut, kata Udrayana, diharapkan dapat mengubah pandangan masyarakat terhadap pertanian tradisional, serta mendorong kaum muda untuk terjun langsung dalam mengelola dan mengembangkan sektor pertanian melalui pendekatan yang lebih inovatif.

Dengan adanya program IMMACo, diharapkan Desa Padas dapat segera mengatasi kendala alat pertanian yang ada dan meningkatkan produktivitas pertanian mereka, sehingga mampu memenuhi permintaan pasar lokal maupun nasional. 

BPP Padas, bersama dengan para alumni Polbangtan Malang dan stakeholder lainnya, berkomitmen untuk terus mendampingi dan memajukan sektor pertanian di wilayah tersebut. [didit/timhumas polbangtanmalang]

Ngawi of East Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.Ngawi of East Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.