Mahasiswa Polbangtan Kementan Kenali Prosedur Karantina di BPKP Belawan

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Medan

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Mahasiswa Polbangtan Kementan Kenali Prosedur Karantina di BPKP Belawan
POLBANGTAN MEDAN: Mentan Syahrul Yasin Limpo [kiri atas] di lab karantina; mahasiswa Polbangtan Medan PKL di laboratorium entomologi BPKP Belawan dan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi bersama petani hortikultura [kanan bawah]

Medan, Sumut [B2B] - Sejumlah mahasiswa Semester IV Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] mengikuti kegiatan Praktik Kerja Lapangan [PKL] I untuk merealisasikan pendidikan akademik berkualitas relevan dengan kebutuhan industri. 

Kegiatan berlangsung satu bulan pada lembaga, perusahaan dan kelompok tani yang ditetapkan sebagai lokasi PKL di antaranya Balai Besar Karantina Pertanian Belawan [BBKP].

Sembilan mahasiswa Polbangtan Medan ditempatkan di BBKP Belawan agar mengembangkan keterampilan tertentu yang tidak diperoleh di kampus. Tujuan PKL meningkatkan pengetahuan, kompetensi dan mutu mahasiswa di bidangnya. Mereka dibagi tiga kelompok yakni laboratorium di Jl Sampul, Medan, impor di Graha Segara dan ekspor di kantor/gudang eksportir.

Upaya Polbangtan Medan sejalan ajakan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo pada generasi milenial untuk menjadi bagian dari Gerakan Tiga Kali Ekspor [GratiEks] sehingga jumlah eksportir berikut volume dan frekuensi ekspor komoditas pertanian terus meningkat.

"Tugas karantina pertanian sangat penting, melakukan pelayanan, menjaga kesehatan dan keamanan produk pertanian yang dilalulintaskan dari ancaman hama dan penyakit hewan maupun dan tumbuhan, serta berperan menggerakkan roda perekonomian," kata Mentan.

Karantina pertanian, katanya, harus berada di garda terdepan dalam mengemban tugas sebagai benteng perlindungan sumber daya alam hayati dan pertanian negara. Juga diharapkan mampu membangun dan mendorong ekspor komoditas pertanian Indonesia pada saat pemulihan ekonomi dunia terjadi.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa pertanian adalah sektor prioritas dengan jumlah pintu pasar paling banyak di dunia. Apalagi, pasar global kian membutuhkan pangan sebagai asupan pokok yang harus tersedia setiap hari.

"Iklim ekspor kita harus dibuka seluas luasnya, makanya, pertanian Indonesia harus didukung SDM unggul supaya mampu berinovasi dan beradaptasi dengan teknologi yang kita siapkan," katanya.

Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini menambahkan salah satu pencapaian sinergitas GratiEks adalah Merdeka Ekspor, yang dilepas langsung oleh Presiden RI Joko Widodo secara serentak melalui 17 pintu ekspor dengan nilai Rp7,2 triliun.

"Kegiatan ini memberikan optimisme baru bagi para petani dan pelaku usaha pertanian agar lebih berkembang lagi termasuk sejumlah petani milenial turut mendukung Merdeka Ekspor," kata Yuliana.

Dalam pembagian kelompok PKL, mahasiswa yang ditempatkan di laboratorium mendapat pembekalan terkait standar operasional prosedur [SOP] uji laboratorium karantina pertanian. 

"Pembekalan berupa identifikasi dan analisis objek Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina atau OPTK target pada sampel yang perlu diawasi agar tidak masuk dan terserbar di seluruh wilayah Indonesia," kata Kepala BBKP Belawan, Andi Yusmanto.

Adapun uji laboratorium yang dilakukan yakni laboratorium entomologi [serangga], mikologi [cendawan], nematologi [nematoda] dan bakteriologi [bakteri].

Uji laboratorium tersebut, kata Andi, secara tidak langsung turut mendukung salah satu program Kementan, GratiEks) dalam hal jaminan hasil uji. “Hasil pengujian laboratorium ke depan digunakan sebagai dasar ilmiah dalam menentukan kebijakan dan tindakan karantina.”

Yuliana Kansrini berharap PKL mahasiswa Polbangtan Medan dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait pencegahan keluar masuk dan tersebarnya OPTK baik dalam kegiatan ekspor, impor dan kegiatan karantina lainnya. [timhumaspolbangtanmedan]

Medan of North Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the Agricultural Development Polytechnic, or the Polbangtan so the Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.