Kisah Sukses Ternak Itik, Kementan Resonansi Petani Muda Kalsel
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Banjarbaru
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani

Banjarbaru, Kalsel [B2B] - Pemerintah RI melalui Kementerian Pertanian RI terus mendorong dan membantu petani dalam meningkatkan produktivitas pertanian sebagai upaya memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat.
Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] terus meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM pertanian unggul dan berdaya saing.
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa petani milenial memiliki peran penting dalam menjamin ketersediaan pangan di Indonesia.
"Yang menjamin berdiri tegaknya negara dan bangsa adalah petani milenial, karena punya peran penting bagi bangsa dan negara, karena petani milenial adalah garda terdepan dalam mencapai ketahanan pangan nasional," katanya.
Menyikapi hal itu, BPPSDMP Kementan melalui Pusat Pendidikan Pertanian [Pusdiktan] menggelar Webinar Millennial Agriculture Forum [MAF] Volume 4 Edisi 53.
MAF dilaksanakan oleh SMK-PP Negeri Banjarbaru dengan mengangkat tema ´Pengembangan Usaha Klaster Itik´ yang berlangsung secara daring via aplikasi Zoom pada Sabtu, [2/12].
Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso menyampaikan bahwa MAF edisi ini mengambil tema ini karena Kalsel terkenal dengan itik Alabio.
“Pemilihan tema terkait Itik Alabio yang terkenal dari Kalsel, sehingga usaha dari itik ini patut menjadi model pengembangan usaha pertanian di Kalsel, yang kali ini mengundang Riki Yakub seorang pengusaha muda yang luar biasa," katanya.
Dilanjutkan dan dibuka oleh Kepala Pusat Pendidikan Pertanian [Pusdiktan] sekaligus Direktur Program YESS, Idha Widi Arsanti menyampaikan lebih dari 50% populasi adalah anak muda. Tentunya, pertanian sangat penting, denganmengajak pemuda untuk bertani dan mendorong ketahanan pangan.
“Mentan saat ini fokus pada ketahanan pangan terutama komoditas padi dan jagung. Kita tentu mendukung dan mengajak petani muda atau anak muda untuk menjadi pengusaha petani milenial, karena SDM pertanian yang mumpuni adalah suatu keniscayaan," katanya.
“Saat ini yang kita dorong secara masif adalah pengembangan kluster, karena konteks pengembangan usaha petani muda harus terencana dan strategis. Sebab, kalau melakukan usaha pertanian sendirian tidak akan berkembangan dengan cepat dan maju. Namun bisa terjadi dengan kolaborasi, dalam konteks mendorong petani muda untuk mengembangkan klaster, untuk kemudian berlembaga dan berbadan hukum”, tambah Santi.
Untuk MAF ini menghadirkan 2 narasumber diantaranya Riki Yakub seorang Petani Muda dalam Klaster Itik pemilik Baraka Farm. Kemudian pemateri kedua Angga Tri Aditia Permana, selaku Guru SMK PP Negeri Banjarbaru dan juga Manajer YESS Programme PPIU Kalimantan Selatan.
Diawali oleh Riki Yakub seorang petani muda dari Astambul, Kabupaten Banjar yang juga merupakan Local Champion Program YESS yang menyampaikan materi tentang profil usaha klaster usaha itik oleh Baraka Farm.
Dari awalnya terbentuknya kelompok tani sejak 2018 dan mulai usaha itik sejak 2020, dimana kelompok ini ada 29 orang Poktan dan yang mengembangkan Klaster Itik ada 6 orang.
“Klaster Itik terbentuk karena populasi Itik meningkat di wilayah Astambul, dan tentunya adanya dukungan Program Yess dari Kementan bekerjasama dengan IFAD. Dimana saat ini di klaster kami ada 4.000an populasi itik, dan 1.200 untuk populasi di KEB/KUB”, jelas ini.
Riki Yakub menambahkan bahwa di Kluster ini ia juga melakukan usaha dari hulu ke hilir. Untuk hulu berupa penetasan dari indukan, penjualan DOD, membuat pakan berbahan local, pembesaran sampai produksi. Kemudian produk utamanya sendiri yaitu pengelolaan telur segar, sedangkan hilirnya berupa pengolahan telur asin dan optimalkan kohe untuk komersil.
Pemateri kedua, Angga Tri Aditia Permana memaparkan tentang “Strategi Penguatan Usaha Itik Melalui Penguatan Kelompok Berbasis Klaster”. Dimana Kementan sendiri melakukan intervensi salah satunya melalui Program YESS dan KUR.
“Program Yess sendiri dalam kegiatan klaster ini melakukan beberapa tahap diantaranya indentifikasi calon penerima manfaat, peningkatan kapasitas (pelatihan, pendampingan, dan fasilitasi), kolaborasi multipihak, penguatan komitmen (platform multipihak), dan peningkatan dan pengembangan”, tandas Angga. [Tim Ekpos SMK-PP Negeri Banjarbaru]
Banjarbaru of South Borneo [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.