Omset Rp850 Juta, Penyuluh CSA Kawal KEP kelola Budidaya hingga Hilirisasi

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Omset Rp850 Juta, Penyuluh CSA Kawal KEP kelola Budidaya hingga Hilirisasi
PROGRAM SIMURP: Produk olahan KEP Sukses Bersama di Kabupaten Pinrang berhasil menembus jaringan retail modern seperti Alfamart dan Indomaret serta outlet dari sejumlah mitra swasta di Kabupaten Pinrang, Sulsel.

Jakarta [B2B] - Pertanian modern menuntut hadirnya petani mengembangkan usaha tani berkelompok melalui kelompok tani [Poktan] maupun Gapoktan. Upaya tersebut menuntut kehadiran penyuluh untuk meningkatkan kemampuan petani mengelola budidaya hingga hilirisasi produk pertanian [on farm dan off farm] pada Kelembagaan Ekonomi Petani [KEP].

Pengembangan KEP sebagai cikal bakal korporasi petani menjadi target Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] untuk meningkatkan kinerja petani dalam penyelenggaraan usaha ekonomi di sektor pertanian dengan inovasi teknologi Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA].

Sinergi ideal penyuluh dan petani berwawasan CSA tampak pada kinerja Abdul Mukhlis, penyuluh di Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan turut andil menggenjot omset KEP Sukses Bersama di Kecamatan Watang Sawitto pada 2022 sebesar Rp150 juta meningkat menjadi Rp850 juta pada 2023 dengan ´jurus-jurus´ jitu Program SIMURP.

Abdul Mukhlis selaku pendamping berupaya melakukan transformasi manajemen kelembagaan petani maupun unit-unit usaha yang terbentuk agar KEP lebih terarah dalam usaha tani berorientasi agribisnis untuk meningkatkan produktivitas budidaya, nilai tambah hasil produksi, pendapatan usaha dan kesejahteraan petani.

Upaya Program SIMURP sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mendorong, mendukung dan mengawal petani mengembangkan hilirisasi produk seperti dinistruksikan Presiden RI Joko Widodo, agar petani membentuk KEP sebagai cikal bakal dari korporasi petani.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengingatkan petani untuk mengembangkan produk olahan dari hasil pertanian, sehingga tidak lagi menjual produk mentah [raw product].

"Petani jangan lagi berfikir tanam, petik lalu jual. Bukan lagi jamannya, petani bekerja sendiri-sendiri. Harus berjamaah seperti pada KEP dan KWT [Kelompok Wanita Tani] didampingi penyuluh CSA," katanya.

Dedi Nursyamsi menambahkan, untuk membangun dan mengembangkan KEP sebagai cikal bakal korporasi harus didampingi penyuluh dengan melibatkan stakeholder terkait.

"Awali dari kelompok tani untuk membentuk korporasi petani. Sahamnya dari petani. Dukung dengan inovasi dan mekanisasi, agar petani mampu menguasai pertanian dari hulu ke hilir sebagai bisnis, bukan sekadar bertani," katanya.

Teknologi CSA
Teknologi CSA Program SIMURP menjadi pijakan penyuluh Pinrang, Abdul Mukhlis mengembangkan KEP Sukses Bersama. Mulai dari seleksi benih dan varietas unggul baru [VUB] rendah emisi Gas Rumah Kaca [GRK] hingga membentuk jejaring pemasaran dengan mitra swasta.

Upaya tersebut ditempuh Abdul Mukhlis melalui pertemuan seleksi benih dan membentuk Kelompok Penangkaran Benih Varietas Inpari 32 [rendah emisi] agar petani mudah memperoleh benih.

Dia pun mengupayakan adanya kompos jerami bagi petani melalui pertemuan pembuatan kompos jerami, untuk menutupi kekurangan pupuk bersubsidi bagi petani.

Kegiatan budidaya di lapangan, dengan pengaturan air berselang melalui pengairan basah kering atau Alternate Wetting ang Drying [AWD] merupakan pengairan dengan penggenangan air terputus yang bertujuan.

Project Manager SIMURP, Sri Mulyani mengatakan teknik AWD untuk mengontrol atau menghemat penggunaan air dalam budidaya tanaman padi, karena padi merupakan tanaman yang memerlukan air, tetapi bukan tanaman air.

Tanaman padi tidak memerlukan air saat tanam, saat anakan maksimum dan 10 hari menjelang panen. Untuk menghasilkan 1 kg gabah hanya dibutuhkan rata-rata 1.432 liter air ketimbang 1.150 liter air untuk hasilkan 1 kg jagung.

"Jadi, budidaya tanaman padi tidak harus digenangi terus menerus. Air bagi pertanian dapat dikelola ketersediaannya dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan," kata Sri Mulyani.

Tidak cuma itu, Abdul Mukhlis pun menggelar pertemuan pemupukan berimbang rekomendasi Perangkat Uji Tanah Sawah [PUTS] untuk mendukung kesehatan tanah. Diikuti pertemuan pembuatan pestisida nabati berupa pupuk organik cair [POC] dan pertemuan penetapan jadwal tanam melalui Kalender Tanam [Katam].

Sistem tanam Jajar Legowo diterapkannya untuk menambah populasi tanam hingga 30% sehingga mempermudah pemeliharaan, mengurangi serangan hama, hemat pupuk dan optimasi pemanfaatan sinar matahari.

Kendati demikian, Abdul Mukhlis menyadari kenyataan lapangan, tanam pindah jajar legowo kurang optimal diterapkan oleh petani Pinrang lantaran biaya tanam cukup mahal, kurangnya buruh tanam dan petani lebih memilih tanam benih langsung atau Tabela.

Berpedoman prinsip dasar Pengelolaan Tanaman Terpadu [PTT] yakni Spesifik Lokasi maka dengan pendekatan kebiasaan tanam, umumnya menggunakan alat Tabela maka dirakit teknologi Spesifik Lokasi.

Hasil panen produksi pertanian menjadi tanggung jawab KEP menjadi wadah pemasaran produk olahan yang dibuat di tingkat Poktan dan Kelompok Wanita Tani [KWT] sehingga KEP Sukses Bersama dapat meningkatkan skala usaha/ekonomi berbasis jejaring kemitraan.

Abdul Mukhlis secara mandiri maupun kolaborasi dengan stakeholders mendorong Poktan dan pengelola KEP mengikuti sejumlah Bimbingan Teknis [Bimtek] di antaranya penumbuhkembangan KEP, legalitas kelompok, perizinan, akses permodalan dan pengolahan hasil komoditas pisang.

Diupayakan pula usulan bantuan sarana produksi pada pemerintah pusat dan daerah diikuti kegiatan temu usaha dan jejaring kemitraan. Hasilnya? KEP Sukses Bersama kini bermitra dengan jaringan retail modern seperti Alfamart dan Indomaret serta sejumlah mitra swasta di Pinrang.

Tak cuma itu, melalui keikutsertaan pada sejumlah pameran skala daerah dan nasional sehingga terjalin kerjasama ekspor ke Hong Kong dan Turki. [timsimurpkementan]

Jakarta [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.