CSA Kementan Bimbing Petani Pinrang Membuat Pestisida Nabati dari Bawang
Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Grant Program
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Pinrang, Sulsel [B2B] - Tiada hari tanpa belajar dan praktik. Upaya tersebut dilakukan Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] membimbing dan mengawal petani menerapkan Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture [CSA] di antaranya membuat pestisida nabati dari bawang merah dan bawang putih.
Upaya tersebut dilakukan Tim SIMURP bagi petani Kabupaten Pinrang di Provinsi Sulawesi Selatan pada Sekolah Lapang [SL] Scalling Up untuk kelompok tani [Poktan] Marawalie I dan II di Kelurahan Siparappe, Kecamatan Walang Sawitto pada medio Agustus lalu.
Kegiatan SL sebagai rangkaian penerapan teknologi CSA dipandu Andi Syahtri, petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman [POPT] Kecamatan Walang Sawitto agar petani lokasi CSA dapat menangkal serangan ulat garayak, hama penggulung daun dan penyakit bercak daun.
Langkah SIMURP Pinrang sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa Kementan senantiasa mendukung upaya dan kegiatan inovatif bagi pengamanan produksi pangan dari gangguan OPT dengan membuat dan memanfaatkan pestisida nabati.
"Upaya tersebut untuk mendukung pencapaian target produksi yang telah ditetapkan guna memenuhi kebutuhan pangan bagi seluruh rakyat di negeri ini," katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengingatkan hal serupa.
"Pertanian harus memenuhi kebutuhan pangan seluruh masyarat. Oleh sebab itu, dalam kondisi apapun pertanian tidak boleh berhenti. Pertanian tidak boleh bermasalah. Kita harus tanam, tanam, tanam," katanya.
Kendati demikian, kata Dedi Nursyamsi, petani dituntut untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Jangan sampai petani hanya tahu tanam, panen, jual.
"Petani harus menguasai aktivitas pertanian dari hulu sampai hilir, termasuk bagaimana menjaga dan meningkatkan kualitas tanaman," katanya lagi.
Sementara Kabid Penyuluhan Pemkab Pinrang, Syukur mengharapkan bekal ilmu dan pengalaman yang diterima pengurus kelompok beserta anggotanya dapat diterapkan dalam pengendalian OPT.
"Tujuannya, dapat mengurangi residu bahan kimia pada hasil pertanian dan pencemaran lingkungan. Target lain yang ingin dicapai untuk menekan biaya produksi yang dibelanjakan petani untuk membeli pestisida kimia," katanya.
Kegiatan pembuatan pestisida nabati di Pinrang dipandu petugas Andi Syahtri, petugas POPT Kecamatan Walang Sawitto, yang mengawalinya dengan aktivitas menerima materi.
Dia mengajak petani terlebih dahulu melakukan pengamatan agroekosistem pada lahan Laboratorium Lapangan [LL]. Mengacu pada hasil pengamatan, ada serangan ulat grayak, yang menjadi dasar petugas POPT memberikan materi pestisida nabati dari bawang merah dan bawang putih.
“Bawang merah dan bawang putih memiliki kandungan saponin, asetogenin, peptida dan alicin yang dapat menekan serangan ulat garayak, hama penggulung daun dan penyakit bercak daun," kata Andi Syahtri.
Adapun bahan-bahan dan alat yang dibutuhkan antara lain pestisida nabati berupa 1 kg bawang merah dan bawang putih, air 10 liter, blender atau ulekan, saringan dan jerigen.
"Semua bahan ditumbuk atau diblender dulu dimasukkan ke dalam jerigen plus air 10 liter dan didiamkan selama 24 jam. Untuk pemakaian, gunakan dosis sekitar 15ml/liter," katanya. [timsimurpkementan]
Pinrang, Sulsel [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.
