Jakarta (B2B) - Pemerintah akan memanggil seluruh importir hortikultura dalam menyikapi kenaikan harga bawang, untuk melakukan audit menyeluruh guna mengetahui apakah rekomendasi impor digunakan sebagaimana mestinya atau para importir tersebut menjualnya kepada pihak lain.

“Pemerintah memanggil para importir, kondisi mahalnya bawang putih ini kan menjadi tidak logis karena izin sudah kita berikan. Oleh karena itu kita akan melakukan audit menyeluruh untuk mengetahui apakah setelah mendapatkan rekomendasi impor, sesungguhnya para importir ini merealisasikannya atau tidak,” kata Menteri Pertanian Suswono usai membuka seminar Global Status of Commercialized Biotech/GM 2012 di Jakarta, Rabu (13/3).

Mentan mengaku khawatir terhadap ulah importir nakal yang tidak merealisasikan impor tapi menjual perizinan kepada pihak lain. "Kalau nanti terbukti ada importir nakal, maka akan ditinjau ulang perizinan dan mendapat sanksi dari Kementerian Pertanian."

Sebagaimana diketahui, saat ini pengusaha yang menjadi importir bawang mencapai 131 Importir Terdaftar (IT) untuk hortikultura yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan di antaranya sebanyak 114 perusahaan terdaftar menjadi IT untuk bawang putih. Alhasil, menurut Mentan jika alokasi impor itu dibagi kepada seluruh importir, maka masing-masing importir hanya akan memiliki kuota atau alokasi impor yang jumlahnya sangat sedikit.

Suswono mengaku khawatir, beberapa perusahaan ini menyalahgunakan hak sebagai IT untuk kemudian menjualnya kepada perusahaan besar. "Kementerian Pertanian akan koordinasi dengan Kementerian Perdagangan."

Kementerian Pertanian mengakui bahwa hingga saat ini produksi putih Indonesia tidak lebih dari 10%, sehingga kebutuhan bawang impor sangat mendesak.