Evaluasi CSA, Pemprov Jatim Apresiasi Capaian Demplot Scalling Up di Jember

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Grant Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Evaluasi CSA, Pemprov Jatim Apresiasi Capaian Demplot Scalling Up di Jember
PROGRAM SIMURP: Dyah Sulistyowati, penyuluh Distan Pemprov Jatim [kanan] memantau kegiatan pembuatan pupuk kompos dan pestisida hayati oleh kelompok tani [Poktan] Penerima Manfaat Program SIMURP di Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember, Jatim.

Jember, Jatim [B2B] - Meningkatnya penggunaan pupuk organik dan pestisida hayati yang berangsur menggantikan produk kimia atas inisiatif petani pada lokasi Demplot Scalling Up dari Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture [CSA] di Kabupaten Jember, mendapat apresiasi dari Dinas Pertanian [Distan] Pemprov Jawa Timur.

Apresiasi tersebut dikemukakan Dyah Sulistyowati, penyuluh Distan Pemprov Jatim saat Evaluasi teknologi CSA yang diterapkan Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] pada medio September lalu.

Kegiatan Demplot Scalling Up CSA SIMURP di Jember dilaksanakan oleh kelompok tani [Poktan] Tirto Bakti II di Desa Sukamakmur dan Poktan Rukun Santoso di Desa Mangaran, Kecamatan Ajung. Kedua Poktan menerima Demplot Scalling Up masing-masing seluas 25 hektar, total 50 hektar, pada satu hamparan yang sama.

Evaluasi teknologi CSA meliputi penggunaan pestisida hayati gantikan pestisida kimia, pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman [OPT] ramah lingkungan, pengairan berselang [intermittent], pemupukan berimbang, varietas benih unggul tahan cekaman iklim, tanam benih usia muda, kalender tanam dan pengukuran Gas Rumah Kaca [GRK].

Upaya tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo yang mengaku happy dengan pemerintah daerah yang agresif memperjuangkan kebutuhan pangan masyarakatnya melalui pengembangan sektor pertanian.

"Saya suka gubernur, bupati, walikota hingga camat dan kepala desa yang agresif, karena kita bisa memecahkan masalah langsung di lapangan, juga harus membuktikan kerja nyata di lapangan," katanya.

Harapan senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi pada pemerintah daerah untuk mendukung program Kementan melalui SIMURP.

"Selain untuk pengelolaan dan pengembangan irigasi partisipatif menuju modernisasi irigasi pada masa yang akan datang, juga integrasi kebijakan nasional dan kebijakan daerah," katanya.

Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa Program SIMURP berada di garis terdepan menangkal El Nino melalui Alternate Wetting and Drying (AWD) di lahan sawah dan berhasil signifikan menurunkan gas metan.

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan [Pusluhtan] Bustanul Arifin Caya mengatakan SIMURP juga membangun pemupukan berimbang dan menggaungkan program pestisida nabati, untuk mengurangi pestisida kimia, apalagi saat ini harga pupuk kimia terus melambung.

"Tujuan CSA SIMURP adalah peningkatan Intensitas Pertanaman, meningkatkan produktivitas dan pendapatan sektor pertanian dan mengurangi emisi Gas Rumah Kaca," katanya.

Evaluasi CSA
Dyah Sulistyowati, penyuluh Distan Pemprov Jatim mengakui hasil dari evaluasinya, diketahui makin banyak petani peserta Demplot Scalling Up CSA SIMURP mulai mengurangi penggunaan pestisida kimia, digantikan pestisida hayati untuk mengendalikan OPT secara ramah lingkungan.

Sebagaimana diketahui, Demplot Scalling Up merupakan metode penyuluhan pertanian yang ditujukan pada petani, dengan cara membuat lahan percontohan. Maksudnya, agar para petani dapat melihat dan membuktikan hasil dari objek yang didemonstrasikan.

"Penggunaan bahan organik seperti pupuk dan pestisida yang disosialisasikan SIMURP agar makin dikembangkan oleh petugas dan pengurus, dengan mendorong semua anggota Poktan menerapkannya," kata Dyah Sulistyowati.

Pupuk organik, katanya, dapat membantu mengembalikan kesuburan tanah pertanian, sedangkan pestisida hayati mampu mencegah dan mengendalikan OPT, selain itu biaya produksi juga dapat dihemat tanpa mengurangi produksi.

"Jika hasil demplot bisa diterapkan oleh semua anggota kelompok tani, maka permasalahan kesulitan mahalnya saprodi khususnya pupuk dan pestisida dapat diatasi sendiri dalam kelompok tani," kata Dyah Sulistyowati. [timsimurpkementan]

Jember of East Java [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.