Budidaya Kakao, Kementan Dampingi Petani Milenial Jatim Belajar hingga Palopo

Millennial Farmers are the Target of Indonesia`s East Java`s Grant Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Budidaya Kakao, Kementan Dampingi Petani Milenial Jatim Belajar hingga Palopo
YESS JATIM: Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana dan Project Manager PPIU Jatim, Acep Hariri bersama 30 petani milenial dari Kabupaten Malang dan Pacitan yang mengikuti pelatihan pada Cocoa Academy di Palopo, Sulsel.

Palopo, Sulsel [B2B] - Guna mempertajam pemahaman dan keterampilan petani milenial Jawa Timur tentang berbagai aspek budidaya kakao, Kementerian Pertanian RI mengawal dan mendampingi 30 petani Kabupaten Malang dan Pacitan mengikuti pelatihan selama 30 hari, sejak pertengahan Juli 2023 di Cocoa Development Centre Academy [CDC] dari PT Mars Symbioscience di Palopo, Provinsi Sulawesi Selatan.

Semangat dan keyakinan nampak pada 30 peserta pelatihan saat dikunjungi oleh Project Manager PPIU Jawa Timur dari Program YESS, Acep Hariri bersama Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana di Palopo, Kamis [3/8].

Upaya pelatihan disokong Kementan khususnya Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] bersama Youth Enterpreneurship And Employment Support Services [YESS] oleh Polbangtan Malang selaku Provincial Project Implementation Unit [PPIU] Program YESS Jatim bagi petani milenial dan wirausahawan muda pertanian.

Upaya PPIU Program YESS Jatim di Palopo sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa petani milenial harus terus didorong mengembangkan kapasitasnya untuk meningkatkan produktivitas usahatani termasuk pendapatan dan kesejahteraannya.

“Petani milenial harus terus didorong pertumbuhannya untuk mengoptimalkan pertanian di tangan milenial," katanya.

Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi, generasi milenial lebih adaptif terhadap penerapan Smart Farming, sehingga diharapkan mampu meminimalisir potensi gangguan usaha termasuk gangguan iklim.

"Petani milenial harus lebih baik mengelola usahanya dengan pemanfaatan teknologi atau Smart Farming agar pertanian tidak lagi identik dengan kotor, lusuh dan tidak menjanjikan," katanya.

Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana mengatakan tujuan kunjungan untuk memantau proses pelatihan yang telah diberikan oleh para experts PT Mars, sekaligus memotivasi para peserta tentang dukungan dinas terkait bagi pengembangan kakao di kabupaten masing -masing.

Dalam kunjungan tersebut, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Pemkab Malang, Avicenna M Saniputra dan Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pacitan, Tjahjo Adhi Sukmono mengapresiasi dukungan Kementan bersama Program YESS bagi ke-30 petani milenial Malang dan Pacitan.

Project Manager PPIU Jatim, Acep Hariri mengungkapkan bahwa sebelum menjalani pelatihan di Cocoa Academy, para peserta harus menjalani seleksi ketat dari masing-masing District Implementation Team [DIT] Malang dan Pacitan dengan sejumlah kriteria.

"Harapannya, setelah menjalani pelatihan, para peserta akan dapat menerapkannya di lahan usahanya serta edukasi petani lain untuk melaksanakan budidaya sesuai ilmu dan pengalaman yang diperoleh selama pelatihan," katanya.

Acep Hariri menambahkan, PPIU Jatim juga bertindak untuk bridging para petani kakao dengan perusahaan offtaker di Jawa Timur, dengan demikian petani kakao meyakini dengan metode budidaya yang tepat, diperoleh peningkatan produktivitas dan kualitas produk sesuai permintaan pasar.

Dalam sesi diskusi, Direktur Udrayana merespon baik capaian dari peserta selama pelatihan, sehingga wawasan dan pengetahuan dapat dibagikan pada petani lain setelah mereka kembali dari Cocoa Academy di Palopo.

"Tindaklanjut hasil pelatihan harus diwujudkan secara nyata dan terukur, antara lain dengan perbaikan pada aspek on farm, peningkatan kualitas dan kuantitas hasil panen, diseminasi ada petani lain serta kolaborasi dalam bentuk kluster komoditas  masing-masing kabupaten," katanya. [didit/timhumasyessjatim]

Palopo of South Sulawesi [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Programme or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.