BPPSDMP Kementan Dorong KWT di Lampung Tengah Replikasi KRPL

Urban Farming Supports the Decline of Poor Households in Indonesia

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


BPPSDMP Kementan Dorong KWT di Lampung Tengah Replikasi KRPL
WISATA AGRIBISNIS: Sekretaris BPPSDMP Kementan, Siti Munifah [tengah] bersama Kepala Pusluhtan, Leli Nuryati [ke-2 kiri], Ketua Ketua FK KWT Lamteng, Ellya Lusia Lukman dan Ketua KWT Bina Pertani, Widarni [kiri] Foto: B2B/Mya

Lampung Tengah, Lampung [B2B] - Ketahanan dan kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah tangga, memanfaatkan lahan pekarangan untuk Kawasan Rumah Pangan Lestari [KRPL] atau urban farming, untuk memenuhi sebagian kebutuhan pangan dengan menanam tanaman hortikultura seeprti cabai, sawi, kangkung, pakcoy bahkan stroberi, seperti dilakukan Kelompok Wanita Tani [KWT] Bina Pertani di Desa Leman Benawi, Kecamatan Trimurjo di Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung.

Sekretaris BPPSDMP Kementan, Siti Munifah mengapresiasi kiprah KWT Bina Pertani mengembangkan KRPL dan melakukan replikasi atas keberhasilan tersebut kepada masyarakat di sekitarnya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri. Langkah berikutnya adalah mengembangkan sumber benih untuk menjaga keberlanjutan pemanfaatan pekarangan dalam pengembangan hortikultura.

"Kementan mendorong setiap rumah tangga mengakses pangan secara mudah dan murah dari pemanfaatan sumberdaya atau aset yang mereka miliki dari lahan pekarangan rumah, sehingga pangan dapat tersedia setiap saat untuk kebutuhan keluarga," kata Siti Munifah saat dialog dengan pengurus KWT Bina Pertani, Jumat [6/3].

Siti Munifah mengajak para wanita tani untuk mencintai lingkungan. Selain itu menerapkan pola hidup sehat dengan konsumsi makanan organik seraya menyampaikan terima kasih kepada KWT karena telah berupaya mengenalkan pertanian yang dimulai dari level keluarga.

Dalam kesempatan tersebut, kegiatan di KWT Bina Pertani terpantau oleh Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo [SYL] didampingi Kepala BPPSDMP Prof Dedi Nursyamsi di Jakarta melalui telekonference dari Agriculture War Room - Komando Strategis Pembangunan Pertanian [AWR KostraTani] di kantor pusat Kementerian Pertanian RI di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan.

Kegiatan di KWT Bina Pertani merupakan rangkaian kegiatan 'Kunjungan Pers BPPSDMP Kementan' ke Kampung Wisata Edukasi Sayur dan Buah di Kampung Liman Benawi. Kunjungan Siti Munifah didampingi Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan] Leli Nuryati disambut oleh Ketua FK KWT Lampung Tengah, Ellya Lusia Lukman disertai Kepala Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura [PTPH] Kabupaten Lampung Tengah, Khrisna Rajasa.

Ketua KWT Bina Pertani, Widarni mengatakan KRPL dikembangkan oleh warga setempat sejak 2012, awalnya hanya 12 orang dengan iuran Rp10.000 per orang untuk dikonsumsi sendiri. "Setelah dua tahun, kami mulai produktif dan bisa menjual dari kelebihan produksi dan kini ada pasar KWT."

Wirdani mengaku bersama anggotanya tidak menemukan hambatan dalam bercocok tanam. Namun kini guna memaksimalkan pekarangan terbatas dan meningkatkan produktivitas, kelompoknya tengah mengembangkan metode hidropnik dalam menanam pakcoy.

"Bahkan KWT ini, juga telah memproduksi olahan dari pakcoy, salah satunya jus (minuman). Ya mungkin bisa ada tambahan modal dan pelatihan untuk mengembangkan hidroponik," katanya.

Ellya Lusia Lukman mengatakan salah satu capaian sukses KWT Lampung Tengah yang telah mendirikan pasar KWT di lima kecamatan di Lampung Tengah sebagai perwujudan dari slogan KWT Lampung Tengah yaitu “dari KWT, oleh KWT, dan untuk rakyat”.

“Dengan penghasilan yang besar sebagai petani, para KWT menanamkan mindset kepada anak-anak mereka untuk bisa mandiri dan berwirausaha, tanpa harus menjadi seorang PNS. Para wanita tani juga telah sadar akan hak sebagai warga negara dengan melaksanakan administrasi kependudukan dan keluarga berencana” kata Elly Lusia Lukman.

Central Lampung of Lampung [B2B] - Food security in Indonesia can start from the family, by developing urban farming in yard area of house to meet food needs by planting chili so it can save the household expenses because chili prices often soared during the religious holidays and National holiday, according to Indonesia senior official.