Legislator Humbahas Ajak Mahasiswa Polbangtan Medan Bikin Pupuk Organik
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Medan
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Humbahas, Sumut [B2B] - Ramses Lumban Gaol boleh dibilang satu dari sedikit politisi di negeri ini, yang faham seluk-beluk pertanian. Kesibukan sebagai Ketua DPRD Kabupaten Humbang Hasundutan [Humbahas] Provinsi Sumatera Utara tak menghalangi minat mengembangkan lahan hortikultura berupa kentang, tomat dan cabai untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pangan setempat.
Kecintaan berikut pengetahuan dan pengalaman bertani diungkap Ramses pada sejumlah mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] lingkup Kementerian Pertanian RI yang mengunjungi lahan tanaman hortikultura di Humbahas.
Ajakan visitasi pada lahan tanaman kentang, cabai dan tomat tersebut disambut mahasiswa Polbangtan Medan, yang tengah mengikuti Praktik Kuliah Lapangan II [PKL] dari Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka [PKL MBKM] di Humbahas.
Ramses mengajak mahasiswa Polbangtan Medan selaku kandidat petani milenial dan wirausahawan muda pertanian, untuk mencintai pertanian, diikuti pengetahuan mengolah lahan dan teknik budidaya yang baik dan benar.
Mahasiswa Polbangtan Medan didorong oleh Ramses LG memanfaatkan pupuk organik seraya mengungkap kiat dan teknik pembuatan pupuk organik, dari bahan baku yang banyak terserak sekitar lahan pertanian.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo berharap generasi milenial mencintai pertanian sehingga muncul ketertarikan mengembangkan potensi, minat dan bakat pada sektor pertanian.
"Petani milenial itu harus kreatif dan aktif, jangan mau kalah sama petani kolotnial. petani milenial itu punya pergaulan dan bergaullah dengan orang-orang baik. Saya senang petani milenial itu tidak mau kalah. Inilah saatnya kita gas pooolll," kata Mentan.
Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi yang menegaskan bahwa pertanian membutuhkan SDM yang andal dan unggul.
“Petani milenial harus siap menjadi pengusaha pertanian milenial yang kreatif, inovatif, profesional, berdaya saing dan tentunya mampu menyerap lapangan pekerjaan sektor pertanian sebanyak mungkin,” tegasnya.
Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan bahwa pihaknya berupaya meningkatkan kualitas praktik lapangan bagi mahasiswa, dengan menjalin kerjasama dengan stakeholders di antaranya melalui kegiatan PKL.
"Dengan adanya pelaksanaan PKL, mahasiswa memiliki pengalaman untuk menjadi penyuluh ahli bidang pertanian. Mengambil peran langsung dalam mengayomi petani guna memajukan pertanian yang unggul," katanya.
Politisi Ramses LG mengingatkan mahasiswa Polbangtan Medan di sektor pertanian, langkah awal yang dilakukan bukanlah masalah modal besar, tetapi bagaimana kita memulai usaha pertanian.
"Pengolahan lahan yang baik dengan mencampurkan bahan-bahan organik pada lahan pertanian dengan kompos atau kotoran hewan," kata Ramses.
Dia pun menguraikan teknik pembuatan pupuk organik, diawali pembuatan wadah berupa penampung bermuatan 50 ribu liter, dengan kedalaman satu hingga dua meter.
Dalam wadah tersebut dicampurkan bahan baku seperti kunyit, gula merah, gula pasir, ajinamoto, kompos ayam, dan beberapa bahan lain, untuk membuat pupuk organik dan pestisida nabati bagi tanaman kentang, tomat dan cabai yang ditanam dengan pola tumpang sari.
"Pengolahan lahan dan pupuk organik dari bapak Ketua DPRD Humbahas sangat baik dan cocok ditiru," kata mahasiswa Polbangtan Medan. [ira/timhumaspolbangtanmedan]
Humbang Hasundutan of North Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.
