Hasil Ubinan, Petani CSA Jember Capai Produksi 9,2 Ton/Ha Gabah Kering Panen

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Hasil Ubinan, Petani CSA Jember Capai Produksi 9,2 Ton/Ha Gabah Kering Panen
PROGRAM SIMURP: Sekitar 50 petani didampingi penyuluh dari BPP Gumukmas menyambut antusias pengubinan dan panen lahan Demplot CSA SIMURP dari Poktan Ngudimakmur 8 di Desa Tembokrejo, Kecamatan Gumukmas, Jember.

Jember, Jatim [B2B] - Metode Hitung Ubinan, survei yang lazim digunakan untuk mengetahui produktivitas padi per hektar diterapkan Kementerian Pertanian RI bersama Program SIMURP di Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur, belum lama ini, pada kegiatan panen padi Demplot Scalling Up di lahan kelompok tani [Poktan] Ngudimakmur 8 di Desa Tembokrejo, Kecamatan Gumukmas.

Kegiatan tersebut terangkai pada Farmer Field Day [FFD] dan sosialisasi Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] berupa Scalling Up tahun 2023 melalui metode Sekolah Lapang [SL] komoditas padi oleh Kementan yang didukung Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP].

Dukungan Kementan bersama SIMURP menyosialisasikan CSA pada lahan Demplot CSA dari Poktan Ngudimakmur 8 diapresiasi oleh Hadi Yulianto dari Tim Perencanaan Dinas Tanaman Pangan, Pertanian dan Hortikultura [TPHP] Pemkab Jember mewakili Kepala TPHP Jember, Imam Sudarmaji.

Dari hasil penghitungan metode ubinan teknologi CSA di lahan Demplot diperoleh 9,2 ton Gabah Kering Panen [GKP] sementara lahan non CSA jauh di bawahnya. Capaian tersebut disambut gembira oleh 50 peserta yang hadir pada FFD di di Desa Tembokrejo, Kecamatan Gumukmas, Jember tersebut.

Upaya SIMURP menyosialisasikan CSA melalui SL oleh SIMURP sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman kepada jajarannya di Kementan maupun dinas terkait di daerah untuk melakukan akselerasi peningkatan luas tanam dan produksi padi untuk 2024.

“Tidak ada basa basi dalam membangun negeri ini. Kerja saja. Pertanian Indonesia hebat. Tahun 2017 swasembada, 2019 swasembada, 2020 swasembada. Berarti kita bisa,” katanya saat membuka Rakor Akselerasi Peningkatan Luas Tanam dan Produksi Padi dan Jagung 2024 di Jakarta, Senin [30/10].

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengingatkan tentang pentingnya kegiatan pengubinan.

"Pengubinan, istilah yang biasa dipakai penyuluh dan petugas statistik untuk menghitung secara cepat dan sederhana hasil panen tanaman pangan," katanya.

Dedi Nursyamsi menambahkan, metode ubinan dapat diterapkan pada budidaya tanaman padi dengan cara sederhana, cukup dengan mengukur beberapa meter untuk dijadikannya tolak ukur atau perwakilan dari jumlah hasil perpetak sawah yang ingin kita ketahui hasilnya.

"Pengubinan, istilah yang dipakai penyuluh dan petugas statistik untuk menghitung secara cepat dan sederhana hasil panen tanaman pangan.

Sementara Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan [Pusluhtan] Bustanul Arifin Caya menegaskan komitmen pemerintah pada upaya mengantisipasi dampak negatif perubahan iklim global melalui CSA.

"Tujuannya, meningkatkan produksi, produktivitas, indeks pertanaman atau dan menurunkan emisi Gas Rumah Kaca disingkat GRK," katanya.

Sebagaimana diketahui, ubinan adalah salah satu metode di pertanian guna mengetahui perkiraan jumlah hasil yang akan didapat pada saat panen.

Penerapannya tergolong mudah dan sederhana, dengan rumus hasil ubinan dikalikan luasan per hektar dan jumlah luasan ubinan sama dengan jumlah hasil panen per hektar.

Kegiatan ubinan pada FFD di Desa Tembokrejo, Kecamatan Gumukmas, Jember dilaksanakan dengan mengambil tiga titik sampel ubinan, dengan ukuran 2,5 x 2,5 meter yang dilakukan secara simbolis oleh Hadi Yulianto dari Tim Perencanaan Dinas TPHP Pemkab Jember.

Selanjutnya, dilaksanakan demonstrasi panen padi dengan menggunakan mesin panen [combine harvester]. Dilanjutkan, sosialisasi penggunaan teknologi CSA pada lahan Demplot oleh oleh BPP Gumukmas. [timsimurpkementan]

Jember of East Java [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.