Kementan Dorong Petani CSA dan KWT Lombok Tengah Manfaatkan Pekarangan

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Kementan Dorong Petani CSA dan KWT Lombok Tengah Manfaatkan Pekarangan
PROGRAM SIMURP: Kegiatan Bimtek Pengembangan dan Pembinaan KWT Kabupaten Lombok Tengah, NTB dihadiri Kepala UPT Praya Tengah, anggota KWT Restu Ibu dengan narasumber dari dari Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Tengah.

Lombok Tengah, NTB [B2B] - Pemanfaatan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga melalui Pekarangan Pangan Lestari [P2L] terus diupayakan oleh Kementerian Pertanian RI bersama Program SIMUPR bagi petani berwawasan Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture [CSA] pada 24 kabupaten di 10 provinsi, antara lain di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat [NTB].

Hari-hari ini, di Kabupaten Lombok Tengah, Kementan bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] mendorong 144 kelompok tani [Poktan] dan Kelompok Wanita Tani [KWT] didampingi enam Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] didorong mengembangkan Program P2L.

Pengembangan P2L diinisiasi Balai Pelatihan Pertanian dan Perkebunan NTB selaku Provincial Project Implementation Unit [PPIU] dari Program SIMURP menggelar Bimbingan Teknis [Bimtek] Pengembangan dan Pembinaan KWT di Kecamatan Praya Tengah, yang diikuti KWT Restu Ibu dan Tim SIMURP Praya Tengah, belum lama ini.

Kegiatan Bimtek menghadirkan narasumber dari Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Tengah. Materi utama Bimtek adalah pemanfaatan pekarangan dan ketahanan pangan. Tujuannya, membuka wawasan KWT dan diversifikasi produk pangan lokal, sehingga usaha KWT berkembang bagi peningkatan pendapatan keluarga.

Upaya tersebut sejalan ajakan Presiden RI Joko Widodo pada seluruh keluarga di Indonesia memanfaatkan lahan pekarangan, untuk bercocok tanam dan berternak guna memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.

"Jangan sampai ada lahan kosong. Manfaatkan untuk asupan gizi anak-anak kita," katanya.

Arahan serupa dikemukakan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman tentang meningkatkan produksi pangan strategis bagi terwujudnya ketahanan pangan dan swasembada pangan tanpa tergantung pada pangan impor.

"Kita menekan dulu impor agar bisa swasembada," katanya.

Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi bahwa program P2L selain menghasilkan bahan pangan juga membuat lingkungan sehat, indah dan nyaman.

"Salah satu komoditas pertanian yang layak untuk P2L adalah anggur. Perbanyak tanaman anggur dengan cara sambung [grafting] dengan bibit impor di bagian atas dan disambung bagian bawah dengan bibit lokal, hasilnya cita rasa yang khas," katanya.

Menurut Dedi Nursyamsi, P2L merupakan alternatif swasembada pangan dengan prioritas tumbuhan rambat seperti anggur, melon dan tanaman rambat lainnya.

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan [Pusluhtan] Bustanul Arifin Caya mengharapkan dukungan penyuluh dalam pengawalan kelembagaan petani bagi pengembangan Program P2L pada lokasi kegiatan SIMURP.

"Sosialisasi CSA secara masif oleh penyuluh kepada petani terkait kesadaran bahwa CSA dapat meningkatkan produksi, produktivitas, dan pendapatan petani dalam menghadapi dampak perubahan iklim," katanya.

Lokasi kegiatan Program SIMURP tersebar pada 24 kabupaten di 10 provinsi yang merupakan daerah irigasi maupun daerah rawa di antaranya Kabupaten Lombok Tengah, NTB.

Kegiatan SIMURP di Sumatera meliputi Provinsi Sumatera Utara di Kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai; Kabupaten Banyuasin dan Musi Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan.

Pulau Jawa meliputi Kabupaten Cirebon, Indramayu, Karawang, Subang di Jawa Barat; tujuh kabupaten di Jawa Tengah yakni Banjarnegara, Purbalingga, Purworejo, Grobogan, Demak, Kebumen, Brebes; dan Kabupaten Jember di Jawa Timur.

Sementara di Kalimantan hanya Kabupaten Katingan di Kalimantan Tengah; wilayah Sulawesi di Kabupaten Takalar, Bone, Pangkep, dan Pinrang di Sulawesi Selatan; Kabupaten Konawe di Sulawesi Tenggara; dan Nagekeo di Nusa Tenggara Timur [NTT]. [timsimurpkementan]

Central Lombok of West Nusa Tenggara [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.