Evaluasi 2023, Kementan Koordinasi Pengembangan Pertanian CSA Kalteng

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Evaluasi 2023, Kementan Koordinasi Pengembangan Pertanian CSA Kalteng
PROGRAM SIMURP: Tim SIMURP Pusat dari Pusluhtan BPPSDMP Kementan, Muhammad Takdir Mulyadi [kiri] memimpin pertemuan yang bertujuan mendapatkan dukungan komitmen kelanjutan Program SIMURP.

Palangkaraya, Kalteng [B2B] - Pengembangan teknologi Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture [CSA] yang diusung Kementerian Pertanian RI melalui Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] diakui berdampak positif bagi pertanian Provinsi Kalimantan Tengah [Kalteng] khususnya Kabupaten Katingan.

Dampak positif teknologi CSA dari SIMURP diakui Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Pemprov Kalteng, Sunarti pada ´Pertemuan Komponen A Evaluasi dan Koordinasi Kegiatan SIMURP´ yang berlangsung dua hari, 3 - 4 November 2023 di Best Western Batang Garing Hotel Palangkaraya.

"Program SIMURP mendukung meningkatkan produktivitas padi sentra produksi Kalteng di Katingan Kuala," kata Sunarti saat membuka kegiatan Evaluasi dan Koordinasi SIMURP, Jumat [3/11] didampingi Muhammad Takdir Mulyadi, Tim SIMURP Pusat dari Pusluhtan BPPSDMP Kementan.

Sasaran kegiatan tersebut untuk mendapatkan dukungan komitmen kelanjutan program dan dana mendukung pasca Program SIMURP berakhir pada 2024.

Kegiatan Evaluasi dan Koordinasi SIMURP tersebut dihadiri 25 peserta yang mewakili stakeholders terkait serta sejumlah pihak dari ; Dinas PUPR Kalteng, Balai Wilayah Sungai [BWS] Kalimantan II, Bappedalitabang Kalteng, Badan Riset dan Inovasi Nasional [BRIN], Badan Pusat Statistik [BPS] Kabupaten Katingan, penyuluh lokasi SIMURP maupun pengelola SIMURP provinsi dan kabupaten.

Kegiatan Evaluasi dan Koordinasi SIMURP di Palangkaraya sejalan arahan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman yang berupaya melakukan pembenahan besar-besaran untuk meningkatkan produktivitas dan produksi pangan.

“Indonesia akan berdaulat dan menjadi negara pengekspor beras pada 2027, dengan produksi beras dari lahan sebesar 10 juta ton. Syaratnya, setiap tahun ada peningkatan lahan satu juta hektar, sehingga terjadi penambahan produksi 2,5 juta ton beras setiap tahun," katanya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menegaskan tentang manfaat teknologi CSA dari SIMURP untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim global seperti fenomena El Nino, yang saat ini melanda Indonesia.

"Menghadapi musim kemarau panjang atau El Nino yang diprediksi mulai Juli hingga September 2023, Kementan mengimbau dinas pertanian provinsi serta kabupaten dan kota memanfaatkan sumber air yang ada," katanya.

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan [Pusluhtan] Bustanul Arifin Caya mengatakan bahwa SIMURP merupakan modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi mendesak. Pengelolaannya pada lintas empat kementerian dan lembaga yakni Bappenas, Kementan, Kementerian PUPR dan Kemendagri.

“Tujuan utama SIMURP meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani, yang sejalan dengan program utama Kementan," katanya.

Bustanul menambahkan, fokus kegiatan SIMURP adalah CSA untuk mengajarkan budidaya pertanian yang tahan terhadap perubahan iklim, mengurangi risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca [GRK] dan meningkatkan pendapatan petani di lokasi kegiatan SIMURP. [timsimurpkementan]

Palangkaraya of Central Sulawesi [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.