Informasi Publik, BPPSDMP Kementan gelar Pelatihan `Public Speaking`
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Agriculture Ministry
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Jakarta [B2B] - Guna memasifkan informasi dan perkembangan pertanian tanah air ke masyarakat, Kementerian Pertanian RI khususnya Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] menggelar pelatihan Master of Ceremony [MC] bertajuk ´Makin Jago Skill Nge-MC, Dijamin Makin Percaya Diri´ yang berlangsung di Ruang Caturgatra, Gedung D Kantor Pusat Kementan, Senin [30/10].
Pelatihan diikuti 45 peserta secara luring dan 80 orang secara daring dari UPT lingkup BPPSDMP. Hadir sebagai narasumber Dwi Anggia, Senior Anchor dan Executive Producer TV One serta Muhammad Fanshoby, praktisi kehumasan yang pengajar di UIN Jakarta.
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, yang hadir secara offline, menyampaikan jika salah satu tugas BPPSDMP Kementan adalah melakukan diseminasi hasil-hasil program pembangunan pertanian kepada masyarakat.
"Perkembangan teknologi yang begitu pesat wajib dimanfaatkan dalam menjalankan fungsi diseminasi informasi. Untuk mendesiminasikan dengan baik perlu di tunjang denga kemampuan public speaking yang mumpuni," katanya.
Dedi Nursyamsi berharap melalui pelatihan tersebut akan muncul bibit-bibit baru sebagai MC yang akan bertugas melakukan diseminasi informasi pertanian melalui event-event baik di pusat maupun di UPT.
"Tantangan kita adalah bagaimana menarik minat generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian, dan kemampuan public speaking dalam hal ini MC menjadi bagian penting dalam proses tersebut," urainya.
Di akhir arahannya, Dedi memotivasi para peserta untuk menjadi public speaker yang andal, khususnya MC.
"Materi hari ini mungkin terbatas durasi, namun untuk meningkatkan skill, rajin berlatih dan asah terus kemampuan melalui event-event di instansi masing-masing," katanya.
Sementara Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, sekaligus Direktur Program Youth Entrepreneur and Employment Support Services [YESS] Idha Widi Arsanti, yang membuka pelatihan secara langsung, menyampaikan jika Kepala Badan menaruh perhatian besar pada kehumasan.
"Salah satu bentuk perhatian itu adalah melalui pelatihan MC ini. MC mempunyai fungsi penting dalam mengontrol jalan nya acara, materi yang akan dipelajari dalam pelatihan ini," katanya.
Santi mengatakan, BPPSDMP mempunyai tiga pilar. Pilar pertama, penyuluhan dimana skill public speaking sangat dibutuhkan penyuluh dalam pendampingan petani.
"Pilar kedua, adalah pelatihan dimana pelatihan dalam upaya peningkatan skill dan kemampuan untuk aparatur dan non aparatur menjadi tugas utamanya," katanya.
Pilar ketiga, pendidikan yang tugas utamanya menciptakan petani petani muda sebagai generasi penerus melalui pendidikan vokasi di Polbangtan dan PEPI," ujarnya.
Santi menambahkan, yang hadir dalam pelatihan, baik online maupun offline, merupakan representasi SDM pertanian dari wilayah barat sampai timur.
"Tuntutan untuk menjadi representasi yang baik dari pembangunan pertanian mutlak diperlukan untuk dapat memberitakan hal hal positif. Harapan dari pelatihan ini, para peserta pelatihan dapat menjadi representasi dari intitusi yang mencermikan sektor pertanian yang positif," katanya.
Dia menambahkan bahwa fokus, percaya diri dan mempunyai pembawaan yang menarik dan menyenangkan merupakan modal untuk menjadi pembawa acara yang baik.
"Saya yakin semua itu dapat dipelajari. Yang tidak kalah penting, adalah public speaking, bagaimana menghadapi audience, belajar intonasi suara, kapan melempar jokes, dan ice breaking, semua akan dipelajari hari ini."
Narasumber Dwi Anggia, dalam kesempatan itu menekankan pentingnya, seorang MC untuk menguasai kemampuan public speaking, karena MC merupakan bagian dari pblic speaking.
"Public speaking diperlukan, dalam proses menyampaikan pesan, ide, mempengaruhi [dalam hal positif] dan menghibur. Faktanya, tidak ada orang yang terlahir sebagai pembicara," katanya.
Anggia mengatakan, sebagai public speaker [MC] Ketakutan saat berbicara depan umum adalah hal wajar, dan harus dihadapi.
"Dihadapi dengan membangun rasa percaya diri, untuk mendapat kepercayaan diri, pembicara harus nyaman dengan dirinya sendiri, otomatis percaya diri akan hadir, mempersiapkan vokal, artikulasi dan power suara. Tak kalah penting adalah menguasai pesan yang akan disampaikan," terangnya.
Menurutnya, pesan harus singkat, jelas dan lugas dan tahu untuk siapa pesan akan disampaikan.
"Humas itu harus punya smiling face dan smiling voice. MC perlu percaya diri, komunikatif, penampilan menarik,
dapat mengolah suara, bahasa tubuh yang luwes, rapih dan teratur, tahu durasi dan rundown acara," katanya.
Narasumber lainnya, Muhammad Fanshoby, yang membawakan materi Strategi Komunikasi Krisis bagi Talent dan Host Kementerian Pertanian, mengatakan situasi krisis pasti akan terjadi.
"Namun yang paling utama, bagaimana memitigasi dan merespon secara cepat agar krisis tidak meluas," katanya.
Ia menjelaskan, tahapan krisis ada 3, yaitu pra krisis, krisis dan pasca krisis.
"Tiap tahapan mempunyai penanganan yang berbeda beda, yang perlu diketahui adalah ditahap mana kita berada sehingga kita tahu bagaimana merespon dengan key message yang tepat menjadi kunci untuk mencounter krisis yang terjadi," tandasnya.
Jakarta [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Programme or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Ministry stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things.