Percepatan LTT, Potensi Ekspor Beras Sambas Harus Untungkan Petani

Indonesian`s Sambas Rice Exports must Benefit Farmers: Senior Official

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Percepatan LTT, Potensi Ekspor Beras Sambas Harus Untungkan Petani
UPSUS KALBAR: PJ Upsus Prof [R] Dedi Nursyamsi [jas hitam, inset atas] memimpin Rakor di Sambas dan foto bersama dengan Bupati Atbah RS dan Kepala BPTP Kalbar, Akhmad Musyafak [Foto2: Humas/Prabu]

Sambas, Kalbar [B2B] - Potensi ekspor beras dari Kabupaten Sambas ke negeri jiran, Malaysia, harus menguntungkan petani setempat dari potensi luas panen lebih 60.000 hektar per musim tanam, hal itu mendorong Kementerian Pertanian RI dan pemerintah kabupaten [Pemkab] berupaya keras meningkatkan produktivitas gabah/beras melalui percepatan luas tambah tanam [LTT] mengingat komitmen Mentan Amran Sulaiman mendukung Sambas sebagai 'lumbung pangan' Provinsi Kalimantan Barat, sementara Pemkab Sambas akan menyempurnakan regulasi ekspor melalui peraturan daerah [Perda].

Hal itu dikemukakan oleh Prof [R] Dedi Nursyamsi selaku Penanggung Jawab Upsus Kalimantan Barat [PJ Upsus Kalbar]; Bupati Sambas, Atbah Romin Suhali; Kepala Badan Pengkajian Teknologi Pertanian [BPTP Balitbangtan] Akhmad Musyafak pada Rapat Koordinasi Upaya Khusus [Rakor Upsus Pajale] untuk di Sambas, Rabu [28/8] yang dihadiri para penyuluh pertanian, para pejabat terkait dan para pemangku kepentingan.

"Dulu Indonesia negara pengimpor beras terbesar di dunia, tapi sekarang berhasil swasembada beras, dan menjadi negara eksportir beras itu keberhasilan penyuluh," kata Dedi Nursyamsi disambut antusias oleh para penyuluh Sambas.

Dia mengingatkan pentingnya sinergi pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, khususnya Kementerian Pertanian RI dengan Pemprov Kalbar dan Pemkab Sambas untuk mendukung produktivitas dan kualitas produksi beras Sambas melalui sinergi, komunikasi dan koordinasi Upsus LTT.

"Tiga sumber program ini harus sinergi koordinasi dan kerjasama sehingga menghasilkan produk pangan yang signifikan. Koordinasi Upsus LTT kita saat ini adalah salah satu bentuk silaturahmi, koordinasi kita," kata Dedi Nursyamsi yang juga menjabat Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian - Kementerian Pertanian RI [BPPSDMP Kementan].

KaBadan SDM Kementan mengharapkan dari Sambas tampil terdepan mendukung percepatan pencapaian target LTT yang telah ditetapkan bersama dengan meningkatkan kapasitas penyuluh melalui pendidikan, pelatihan dan program magang baik di Sambas maupun di tingkat provinsi hingga ke pusat, dengan alokasi anggaran untuk penyuluh pertanian.

Aplikasi e-Warung
Bupati Sambas, Atbah Romin Suhaili Bupati Atbah RS mengakui perhatian dan dukungan Mentan Amran Sulaiman terhadap petani dan penyuluh Sambas tergolong luar biasa, maka penyuluh harus semangat meningkatkan kompetensi dan kemampuannya dengan informasi pertanian dan bantuan alat mesin pertanian [Alsintan].

"Apa yang diminta oleh petani langsung diberikan, karena itu perhatian luar biasa dari Mentan Amran Sulaiman, harus disikapi petani dan penyuluh dengan semangat luar biasa meningkatkan produktivitas pangan strategis khususnya beras. Kalau bisa tiap bulan ada panen," kata Bupati Sambas.

Dia menambahkan selayaknya surplus beras Sambas diantisipasi dengan mengembangkan lebih banyak pasar digital melalui aplikasi online, e-Warung, untuk menyerap beras lokal yang menguntungkan petani.

"Saat ini hampir semua pegawai pemerintah daerah di Sambas diwajibkan membeli beras lokal, juga sedang dijajaki pemasaran kepada 17 ribu pekerja perusahaan kepala sawit, agar mengonsumsi beras lokal, dan bukan dari luar Sambas," kata Bupati Atbah RS.

Sementara Kepala BPTP Kalbar, Akhmad Musyafak selain menyoroti ekspor beras Sambas, juga mengingatkan tentang potensi ekspor komoditas lain seperti jagung, jeruk, udang dan lidah buaya untuk ekspor ke Malaysia.

"Sudah ada perusahaan swasta di Sarawak yang siap membeli produk-produk pertanian Sambas, yang akan difasilitasi oleh badan usaha milik desa atau Bumdes, untuk mengelola kerjasama tersebut sehingga petani padi Sambas bisa ekspor beras ke Malaysia.

Sambas of West Borneo [B2B] - Sambas Regency´s rice export potential to Malaysia, must benefit local farmers of producing more than 60,000 hectares per planting season, so Indonesian government and Sambas district government are working hard to increase grain/rice productivity through extensification of planting area given the support of Agriculture Minister Amran Sulaiman for Sambas as the food granary of West Borneo province, according to the senior official of Indonesian agriculture ministry.