Replikasi CSA, Pemkab Bone Dorong Petani Membuat & Gunakan Pupuk Organik

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program

Editor : Taswin Bahar
Translator : Dhelia Gani


Replikasi CSA, Pemkab Bone Dorong Petani Membuat & Gunakan Pupuk Organik
PROGRAM SIMURP: Kepala Dinas TPHP Pemkab Bone, Andi Asman Sulaiman [tengah] pada panen perdana Farmer Field Day [FFD] lokasi Demplot Scalling Up CSA di Desa Tappale, Kecamatan Libureng, Bone, Sulsel.

Bone, Sulsel [B2B] - Petani berwawasan Climate Smart Agriculture [CSA] di Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan diharapkan melakukan replikasi pembuatan dan penggunaan pupuk organik pada petani lain di luar lokasi Pertanian CSA, agar petani dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk anorganik [kimia] yang harganya terus melambung.

Seruan tersebut dikemukakan Andi Asman Sulaiman, Kepala Dinas Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan [TPHP] Pemkab Bone pada panen perdana Farmer Field Day [FFD] lokasi Demplot Scalling Up CSA di Desa Tappale, Kecamatan Libureng, belum lama ini.

"Kita berharap agar petani ke depan, tidak terlalu bergantung pada pupuk kimia dan memanfaatkan pupuk organik sehingga hasilnya bisa lebih optimal," katanya seraya mengapresiasi dukungan Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] bagi pertanian di Kabupaten Bone.

Program SIMURP sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman kepada jajarannya di Kementan maupun dinas terkait di daerah untuk melakukan akselerasi peningkatan luas tanam dan produksi padi untuk 2024.

“Tidak ada basa basi dalam membangun negeri ini. Kerja saja. Pertanian Indonesia hebat. Tahun 2017 swasembada, 2019 swasembada, 2020 swasembada. Berarti kita bisa,” katanya saat membuka Rakor Akselerasi Peningkatan Luas Tanam dan Produksi Padi dan Jagung 2024 di Jakarta, Senin [30/10].

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengingatkan bahwa yang bisa menyuburkan tanah bukan hanya pupuk kimia melainkan pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah.

"Pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah, bisa  petani buat sendiri. Asalkan ada kemauan. Artinya, untuk menyuburkan tanah tidak ada alasan gara-gara pupuk mahal kita diam. Proses penyuburan tanah, genjot produktivitas dan produksi harus terus kita lakukan," katanya.

Meski demikian, Dedi Nursyamsi, menegaskan bahwa Genta Organik bukan berarti mengharamkan penggunaan pupuk kimia, pupuk anorganik masih boleh digunakan, tapi tidak berlebihan atau mengikuti konsep pemupukan berimbang.

"Genta Organik bukan berarti mengharamkan pupuk kima. Jadi, di dalam Genta Organik untuk mengatasi pupuk mahal di dalamnya ada pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah dan pemupukan yang berimbang," katanya lagi.

Kepala Dinas TPHP Pemkab Bone, Andi Asman Sulaiman mengakui tujuan Program SIMURP sangat bermanfaat bagi petani, yang mulai diperkenalkan tahun ini dan dikelola langsung oleh kelompok tani setempat.

"Program SIMURP merupakan inisiatif dari Kementan dan akan diuji coba pada sejumlah kelompok tani di Kabupaten Bone," katanya.

Menurut Asman, Program SIMURP menggunakan pendekatan Scalling Up, untuk untuk meningkatkan produktivitas padi melalui perlakuan khusus.

"Diharapkan petani yang sudah menerapkan Pertanian CSA untuk melakukan replikasi pada kelompok tani lain di luar wilayah lokasi kegiatan SIMURP," katanya. [timsimurpkementan]

Bone of South Sulawesi [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.