Drogba Akui Chelsea 10 Kali Lebih Baik dari Galatasaray

Drogba: Chelsea 10 times better than Galatasaray

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Drogba Akui Chelsea 10 Kali Lebih Baik dari Galatasaray
" Saya mencintai Chelsea, namun sekarang saya bermain untuk Galatasaray dan saya akan memberikan segalanya untuk mereka." (Foto2: Mail Online)

DIDIER Drogba mengatakan bahwa bekas klubnya Chelsea "10 kali lebih baik" daripada timnya saat ini, Galatasaray, menjelang pertandingan Liga Champions di Istanbul pada Rabu.

"Apakah Chelsea lebih baik daripada Galatasaray? Ya, mereka 10 kali lebih baik," kata penyerang Galatasaray itu, yang sekarang berusia 35 tahun, kepada BBC pada malam menjelang pertandingan putaran 16 besar, seperti dilansir Yahoo Sport.

"Jika saya akan bermain itu adalah untuk kemenangan. Ini akan sulit namun Juve merupakan tim yang lebih baik daripada kami, maka apapun dapat terjadi. Jika ada peluang satu persen bagi kami untuk menang, saya akan mempercayainya."

Drogba menghabiskan delapan tahun di Chelsea, mencetak 157 gol dari 342 penampilan dan memenangi tiga gelar Liga Utama Inggris, empat Piala FA, dua Piala Liga, serta mencetak penalti kemenangan saat melawan Bayern Munich pada final Liga Champions 2012 - penampilan terakhirnya dengan seragam Si Biru.

"Ini akan sulit," ucapnya perihal pertandingan melawan klub London Chelsea.

"Anda tidak bertahan selama delapan tahun di tempat yang tidak Anda sukai, khususnya di sepak bola - ini sangat emosional. Saya mencintai Chelsea, namun sekarang saya bermain untuk Galatasaray dan saya akan memberikan segalanya untuk mereka."

"Ketika Anda bahagia di satu klub, Anda ingin bertahan selamanya," kata Drogba yang didatangkan Chelsea dari Marseille dengan biaya transfer 24 juta pound pada Juli 2004.

"Namun terkadang Anda tidak dapat melakukan semua yang ingin Anda lakukan. Saya bangga atas apa yang telah saya capai."

Saat ditanyai mengenai kemungkinan kembali bekerja dengan pelatih Chelsea Jose Mourinho, penyerang Pantai Gading itu berkata, "Mereka berkata dalam bahasa Prancis avec des si. Rome ne sest pas construite en un jour (ada banyak seandainya. Roma tidak dibangun dalam satu hari). Ini hanya seandainya dan seandainya. Kami tidak berada di sana sekarang."

Dan ia menegaskan dirinya gembira bekerja di bawah asuhan pelatihnya saat ini Roberto Mancini, yang merupakan mantan pelatih Manchester City.

"Mereka sangat berbeda, dua kepribadian yang sangat berbeda namun dengan mentalitas yang sama. Mereka ingin menang, mereka ingin memenangi trofi-trofi. Mereka merupakan para pemenang."

Namun ia mengatakan dirinya tetap berteman dengan Mourinho.

"Terdapat banyak rasa hormat. Ketika ada seseorang penting yang melihat Anda seperti teman, Anda lupa bahwa ia adalah Si Istimewa dan Anda merupakan penyerang. Ini merupakan hubungan antar pria, persahabatan."

"Momen-momen ini istimewa, karena mereka sangat penting, sangat berharga. Ia merupakan seseorang yang membantu saya untuk membuat keputusan-keputusan untuk datang dan bermain bagi Chelsea."

"Ia selalu adil terhadap saya. Ketika saya layak bermain, saya dimainkan. Ketika saya tidak (layak bermain), saya tidak (dimainkan). Itulah mengapa saya begitu menghormatinya."

Dan Drogba mengatakan bahwa ketika Mourinho, yang sekarang menjalani masa kerja keduanya sebagai pelatih Chelsea, meninggalkan Stamford Bridge pada 2007, ia juga mempertimbangkan untuk berhenti membela klub London barat itu.

"Ya saya melakukannya. Ketika Anda masih muda dan emosional Anda langsung bereaksi, dan belakangan menyadari bahwa itu bukan hal yang benar."

"Mungkin saya akan mengatasinya dengan cara yang berbeda saat ini, namun saya terpengaruh karena orang yang mempercayai saya pergi. Itu normal."

DIDIER Drogba has said former club Chelsea are “10 times better” than his current side, Galatasaray, ahead of the teams’ Champions League meeting in Istanbul on Wednesday.

“Are Chelsea better than Galatasaray? Yes, they are 10 times better,” the Galatasaray striker, now 35, told the BBC on the eve of the last 16 clash.

“If I play it is to win. It will be tough but Juve were better than us, so anything can happen. If there’s a one percent chance of us winning. I’ll believe it.”

Drogba spent eight years at Chelsea, scoring 157 goals in 342 games and won three Premier League titles, four FA Cups, two League Cups and also scored the winning penalty against Bayern Munich in the 2012 Champions League final—his final kick in a Blues shirt.

“It will be difficult,” he said of playing against London club Chelsea.

“You don’t stay eight years in a place you don’t like, especially in football—it is very emotional. I love Chelsea but I play for Galatasaray now and I will give everything for them."

“When you’re happy at a club, you want to stay forever,” said Drogba who joined Chelsea from Marseille for £24 million (US$40m, 29m euros) in July 2004.

“But sometimes you can’t do everything you want to do. I am proud of what I achieved.”

Asked about the possibility of working again with Chelsea manager Jose Mourinho, the Ivory Coast forward said: “They say in French ‘avec des si. Rome ne s’est pas construite en un jour’ (there are lots of ifs. Rome wasn’t built in a day). It is only if and if and if. We are not there yet.”

And he insisted he was happy working under current boss Roberto Mancini, the former Manchester City manager.

“They’re very different, two different personalities but with the same mentality. They want to win, they want to win trophies. They are winners.”

But he said he was still friendly with Mourinho.

“There is a lot of respect. When there is somebody that important, who looks at you like a friend, you forget that he is ‘The Special One’ and you are the striker. “It is a man-to-man relationship, a friendship.

“These kind of moments are special, because they are very important, very precious. He was the one who helped me to make my decision to come to play for Chelsea.

“He was always fair with me. When I deserved to play, I played. When I didn’t, I didn’t. That is why I respected him so much.”

And Drogba said that when Mourinho, now in his second spell as Chelsea manager, left Stamford Bridge in 2007 he too considered quitting the west London club.

“Yes I did. When you are young and emotional you react straight away and later you end up realising it was not the right thing.

“Maybe I’d have dealt with it differently today, but I was affected because the man who believed in me was leaving. It was normal.”