Januzaj jadi Rebutan Enam Negara (termasuk Inggris)
Januzaj Eligible for Six Countries (including England)
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
APABILA Anda tidak tahu siapa Adnan Januzaj, Anda mesti membaca lebih lanjut artikel ini sekarang.
Pemain sayap 18 tahun ini mengejutkan laga Liga Premier, Sabtu (5/10) ketika menciptakan gol cantik ketika Manchester United mengalahkan Sunderland di kandangnya.
Gol yang lebih dulu disarangkan oleh striker Craig Gardner pada awal laga di Stadium of Light, membuat kubu United harap-harap cemas untuk mengakhiri kekalahan ketiga berturut-turut untuk pertama kalinya sejak Desember 2001.
Dia adalah seorang remaja, tapi David Moyes berani memasangnya sebagai pemain starter pada laga pertamanya musim ini, dan mencetak dua gol dalam hanya dalam waktu enam menit setelah turun minum, seperti dilansir Mail Online.
Itulah bukti keyakinan dari Moyes terhadap pemain keturunan Kosovo yang lahir Belgia, yang tampil mempesona untuk mengobati kekecewaan para pendukung klubnya dengan aksi cemerlang di musim ini.
Namun apa yang kita ketahui tentang bakat terbaru dari Old Trafford ini?
Januzaj lahir pada 5 Februari 1995 di Brussels dari orangtua keturunan Kosovo-Albania. Beberapa fakta menunjukkan bahwa ia lahir satu dekade dari kelahiran Cristiano Ronaldo.
Orangtuanya menamai Januzaj yang bermakna ´memenuhi syarat´ untuk bermain bagi Albania dan Kosovo, sementara dari tempat kelahirannya berarti dia jelas memenuhi syarat untuk mewakili Belgia juga.
Dia juga bisa bermain untuk Serbia dan Turki melalui kakek-neneknya.
Berdasarkan peraturan FIFA, ia juga akan memenuhi syarat untuk mewakili Inggris ketika ia telah bermukim di negara itu selama lima tahun setelah berusia lebih 18 tahun.
Peluang tersebut baru akan datang pada Februari 2018, bagaimanapun, sehingga hal itu sangat mungkin ia akan bermain untuk negara lain sebelum ini.
Meskipun Belgia akan menjadi pilihan terbaik karena mereka memiliki skuad yang sangat berbakat saat ini, Januzaj dikabarkan ingin bermain untuk Albania.
Pelatih Albania, Gianni De Biasi telah mencoba untuk merayu Januzaj, menyebutnya bakat besar, dan menyatakan bahwa Federasi Albania sedang menunggu saat yang tepat untuk bertanya kepada Januzaj.
Federasi Kosovo telah menerima bahwa itu tidak mungkin dia bersedia bermain untuk tim nasional yang tidak berlaga di Piala Dunia atau Kejuaraan Eropa.
Pada bulan Juni, Marc van Geersom, mantan pelatih tim Belgia usia 18 dan usia 19, mengatakan bahwa Januzaj menolak kesempatan untuk bermain bagi Belgia.
Namun, ini tidak akan menghalangi pelatih senior, Marc Wilmots untuk berbicara kepadanya tentang masa depan karier internasionalnya.
Dalam sebuah wawancara beberapa bulan yang lalu, ia berkata: "Saya akan segera melakukannya dan itu terserah dia untuk memutuskan. Januzaj belum pernah bermain untuk Duivels Rode [Red Devils, julukan tim nasional Belgia]. Bahkan untuk tim yang lebih muda. Dia selalu menolak."
Dia juga menambahkan, jangan ada yang mencurigakan, bahwa ia tidak meminta rekan setimnya di United, Marouane Fellaini untuk mencoba membujuk dia.
Penundaan selama lima tahun tidak menghentikan bos Inggris, Roy Hodgson mengungkapkan harapan bahwa ia mungkin suatu hari bermain untuk Inggris.
Berbicara di Match of the Day tadi malam, Hodgson mengatakan: "Tidak ada keraguan dia adalah pemain berbakat nyata dan kita akan terus mengawasinya."
´Ikuti saja, jika ia menjadi pemain naturalisasi, jika ia memang pemain berbakat [dia berpotensi kuat untuk bermain bagi Inggris]."
Dibesarkan di Brussels, Januzaj bergabung dengan klub terkemuka, Anderlecht, ketika berusia 10 tahun dan berada di sana selama enam tahun sebelum bakatnya -terlihat oleh United saat tampil mempesona di sebuah sekolah bola di ibukota Belgia.
Sesampainya di Old Trafford sebagai pemain usia 16 tahun, Januzaj bermain untuk tim muda United dan kemudian lolos seleksi ke klub utama, Manchester United.
Dia mendapat banyak pujian atas penampilannya sebagai pemain cadangan United ketika mendukung kemenangan tim U-21 Liga Premier musim lalu, mengalahkan Tottenham di final di Old Trafford.
Meskipun bermain di posisi striker, Januzaj hanya mencetak gol, dalam pertandingan tandang di Southampton pada Februari.
Dia dipilih untuk meraih penghargaan Denzil Haroun Reserve Team Player of The Year Award juga.
Menjelang akhir musim lalu, Sir Alex Ferguson memberinya nomor skuad 44 tetapi dia lebih banyak duduk di kursi cadangan hingga tiba pada penampilan cemerlang bagi klubnya saat melawan di West Bromwich Albion.
IF YOU didn´t know the name Adnan Januzaj already, you certainly do now.
The 18-year-old winger exploded into the Premier League consciousness on Saturday as his two expertly-taken goals spared Manchester United´s blushes at Sunderland.
Trailing to an early Craig Gardner strike at the Stadium of Light, United were heading for a third consecutive league defeat for the first time since December 2001.
That was until the teenager, who had been handed his first league start by manager David Moyes, scored twice in a six-minute spell just after the break.
It was just the latest vindication of Moyes´s faith in the Kosovo-born Belgian, who has impressed United fans with his cameos so far this season.
But what do we know about the latest talent to come off the Old Trafford production line?
Where does he come from and which countries can he play for?
Januzaj was born on February 5, 1995 in Brussels to Kosovar-Albanian parents. Some have cheekily pointed out that he was born a decade to the day after Cristiano Ronaldo.
His parentage means Januzaj is eligible to play for Albania and Kosovo, while his place of birth means he obviously qualifies for Belgium too.
He can also play for Serbia and Turkey through his grandparents.
Under FIFA regulations, he will also be eligible to represent England when he has lived in the country for five years beyond his 18th birthday.
That won´t come around until February 2018, however, so it´s highly likely he will have played for another country before this.
Though Belgium would be the best choice as they have a very talented squad at present, Januzaj is reportedly keen to play for Albania.
Albania coach Gianni De Biasi has tried to woo Januzaj, calling him a great talent, and stated that the Albanian Federation are waiting for the right moment to ask him.
The Kosovan Federation have accepted that it´s unlikely he will want to play for a national side that does not compete in the World Cup or European Championships.
In June, Marc van Geersom, former coach of Belgium´s Under 18 and Under 19 teams, said that Januzaj had turned down the chance to play for them.
However, this won´t deter senior coach Marc Wilmots from talking to him about his international career.
In an interview a few months ago, he said: ´I will soon do it and it is up to him to decide. Januzaj has never played for the Rode Duivels [Red Devils, the Belgian national team nickname]. Not even for the youth teams. He has always refused.´
He also added, lest anyone by suspicious, that he had not asked United teammate Marouane Fellaini to try and persuade him.
The five-year delay did not stop England boss Roy Hodgson expressing a hope that he might one day play for this country.
Speaking on Match of the Day last night, Hodgson said: ´There´s no doubt he´s a real talent and we have our eyes on him.
´Down the line, if he becomes nationalised, if he becomes a home-grown product [he could potentially play for England].´
What about his club career so far?
Raised in Brussels, Januzaj joined its leading club, Anderlecht, as a 10-year-old and was there for six years before being talent-spotted by United while performing tricks at a skills school in the Belgian capital.
Arriving at Old Trafford as a 16-year-old, Januzaj played for United´s youth team and then graduated into the Under 21 side.
He earned widespread praise for his performances as United´s reserve side won the Under 21 Premier League last season, beating Tottenham in the final at Old Trafford.
Despite playing in an advanced position, Januzaj scored just once, in the away match at Southampton in February.
He collected the Denzil Haroun Reserve Team Player of the Year Award too.
Towards the end of last season, Sir Alex Ferguson gave him the squad number 44 but his first team exposure was limited to a place on the bench for the great manager´s last match at West Bromwich Albion.
