PERNYATAAN Pep Guardiola tidak sepenuhnya benar. Dia bersikeras sebelum pertandingan berlangsung bukan tentang manajer, tapi para pemain, yang harus ditonton.

Dan dia benar tentu saja. Namun ada alasan mengapa Jose Mourinho dan Guardiola adalah dua manajer yang paling dinantikan penonton di seluruh jagat saat ini.

Faktanya belum, mereka belum membawa dampak luas pada klub yang mereka latih. Waktu yang akan menjawabnya. Namun dalam sepekan ketika mantan pemain Manchester United (MU) Paul Scholes mencermati bahwa standar permainan Liga Premier (EPL) jauh di bawah liga domestik di luar Inggris, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kedua pelatih.

Memang belum sempurna. Terlalu banyak umpan liar dan upaya pemain menyesuaikan diri di lapangan. Ada Claudio Bravo yang berjuang menyesuaikan diri.

Ada Kevin De Bruyne, yang menjadi sentral permainan, tampil mengancam lawan sebagai pemain berkualitas bintang ; gol Zlatan Ibrahimovic melalui bola setengah melambung, meskipun ia sempat limbung; David Silva terus merangsek dan semangat pemain muda Marcus Rashford.
Rashford.

Pada akhirnya kemenangan diraih City, meskipun MU telah berupaya keras untuk meyakinkan fans mereka bahwa mereka setidaknya bisa mengimbangi musuh bebuyutan sekota di musim ini. Dan gaya khas penonton Old Trafford, yang terkenal bising meski terasa ada yang sumbang merindukan era sebelumnya, gairah penonton pun menjawab kerinduan pada masa keemasan MU.

Dan dari semua adalah penampilan dua manajer di puncak permainan mereka. Babak pertama, City yang dilatih Pep tampak menguasai permainan. Umpan-umpan pendek, yang mendesak maju ke tengah dan diimbangi gaya taktis khas Mourinho. Pada bulan September, tidak ada yang bisa membuat pernyataan definitif tetapi City berhasil menancapkan bendera kemenangan di Old Trafford setelah berhasil menguasai irama permainan seperti dilansir MailOnline.