MESIR telah melantik pemimpin baru - sementara pasukan militer negara terus menangkapi ratusan pendukung Presiden terguling Mohammed Morsi.

Hakim Agung Adly Mahmud Mansour - diambil sumpahnya beberapa jam setelah kudeta militer Rabu malam - memuji langkah militer dan rakyat Mesir, yang mengatakan protes rakyat sebagai wujud dari "hati nurani bangsa, ambisi dan harapan."

Morsi dilaporkan ditangkap dan dibawa ke Kementerian Pertahanan. "Tim presiden seluruhnya" telah ditahan, kata seorang juru bicara Ikhwanul Muslimin.

Dan surat perintah penangkapan telah dikeluarkan untuk 300 pemimpin dan anggota partai Islam Morsi, menurut laporan setempat.

Pergolakan itu muncul setelah aksi demo berhari-hari terhadap pemimpin Mesir pertama yang terpilih secara demokratis, yang mengatakan tentara telah "gagal memenuhi tuntutan rakyat".

Dalam siaran tivi langsung di televisi pemerintah hari ini, Ketua Mahkamah Konstitusi Mesir, Mansour mengatakan era "penguasa yang tidak becus" harus berakhir.

Dia memuji aksi ´parlemen jalanan´ besar-besaran yang menyebabkan penggulingan Morsi dan memuji keteguhan kaum muda di balik protes yang dimulai pada 30 Juni lalu, seperti dilansir The Sun.

Mansour mengatakan: "Tindakan mulia berawal pada 30 Juni merupakan ketika semura orang berkumpul tanpa diskriminasi atau perbedaan.

"Saya menyampaikan salam saya kepada kaum revolusioner Mesir."

Morsi yang terguling - yang berkuasa tahun lalu - menulis di Facebook hanya beberapa menit setelah pasukan militer mengambil alih kekuasaan dengan mencelanya sebagai "kudeta militer."

Dalam pernyataannya, ia mengatakan ia "menolak  keras" penggulingan kekuasaan oleh tentara, yang telah menangguhkan konstitusi negara dan menyerukan pemilihan umum dini.

Dia juga meminta warga Mesir - baik warga sipil dan militer - untuk "mematuhi konstitusi dan hukum dan tidak menanggapi kudeta ini".

Tidak jelas apakah Morsi memiliki akses ke halaman Facebook-nya sendiri atau tulisan itu diposting oleh  asistennya, seperti dilansir The Sun.

Ratusan ribu orang turun ke jalan bergembira setelah unjuk rasa selama sepekan yang menewaskan 50 orang.
Sinar laser hijau menggantikan senjata di Kairo, mengirimkan berkas cahaya ke langit di pusat Tahrir Square, yang dikemas dengan bersorak pengunjuk rasa.

Para pengunjuk rasa menuduh Morsi dan Ikhwanul Muslimin mengejar agenda Islamis dan gagal untuk mengatasi masalah ekonomi Mesir.

Di tempat lain di kota, pendukung Islamis Morsi bereaksi marah, berteriak: "Tidak untuk kekuasaan militer."

Lainnya meneriakkan: "Islam datang! Kami tidak akan takut! "

Lawan dan pendukung Morsi juga bentrok di kota Alexandria, setidaknya satu orang tewas dan 50 terluka ketika tembakan pecah. Empat pendukung Morsi juga tewas dalam pertempuran dengan pasukan keamanan di kota Mersa Matruh 100 km sebelah barat Kairo.

Ulama Muslim dan Kristen Mesir mendukung roadmap yang disponsori militer, yang menggantikan Presiden Morsi dari Ikhwanul Muslimin dengan hakim agung Mahkamah Agung Konstitusi, dan menunjuk pemerintahan sementara dari kalangan teknokrat.

Kepala Gereja Koptik, Paus Tawadros II mengatakan rencana menawarkan visi politik, akan menjamin keamanan bagi semua orang Mesir.

Pemimpin oposisi Liberal Mohamed ElBaradei juga melemparkan berat badannya di balik itu, menyatakan musim semi revolusi Arab tahun 2011 telah diluncurkan.

Kepala Angkatan Darat menepis kekhawatiran kediktatoran militer, dengan meyakinkan AS bahwa mereka tidak tertarik berkuasa di Mesir.

Mereka berjanji segera menempatkan pemerintah sipil dan akan mengambil langkah-langkah untuk menjamin keamanan misi diplomatik di Mesir, kata para pejabat AS. Tapi Washington mengumumkan semalam bahwa diplomat non-esensial dan keluarga kedutaan akan meninggalkan Mesir di tengah kerusuhan.