Korea Utara Kecam Serangan Israel ke Palestina Bagai Gangster

North Korea Denounce Israel Attack on Palestine as a Gangster

Editor : Mohamad Aslan
Translator : Dhelia Gani


Korea Utara Kecam Serangan Israel ke Palestina Bagai Gangster
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un (Foto: news.com.au)

Pyongyang (B2B) - Pemerintah Korea Utara, Jumat, mengecam serangan militer Israel ke Jalur Gaza yang disebut sebagai tindakan 'gangster' dan menyampaikan dukungan penuh.

"Kami sangat mengecam tindakan bagai aksi gangster Israel dan menyampaikan dukungan penuh serta solidaritas kepada rakyat Palestina dalam perjuangan mereka," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara seperti dikutip KCNA, Jumat.

"Ini merupakan tindak pidana tak terampuni dari pelanggaran ceroboh terhadap kedaulatan Palestina dan serius mengganggu perdamaian serta keamanan di Timur Tengah," kata juru bicara yang tidak mau namanya disebutkan itu.

Dia menambahkan, penting bagi perdamaian abadi di Timur Tengah untuk memastikan hak nasional rakyat Palestina guna membentuk satu negara yang berdaulat.

Israel merespon tembakan roket dari Gaza dengan melancarkan "Operasi Pilar Pertahanan" pada 14 November lalu.

Konflik delapan hari itu telah menewaskan 164 warga Palestina, termasuk 43 anak-anak, dan melukai lebih dari 800 orang, kata Kementerian Kesehatan Hamas di Gaza yang dikutip Xinhua. Sementara di Israel, enam orang tewas akibat tembakan roket dari Gaza.
  
Israel dan kelompok gerilyawan Palestina di Jalur Gaza mencapai kesepakatan gencatan senjata untuk mengakhiri pertempuran delapan hari pada Rabu (22/11) lalu. Israel dilaporkan setuju untuk menghentikan aksi militernya di udara, darat dan laut, termasuk pembunuhan yang ditargetkan. Palestina juga akan menghentikan penembakan rudal ke Israel dan serangan terhadap tentara di perbatasan.

Pyongyang - The Democratic People's Republic of Korea (DPRK) on Friday denounced Israel's large-scale military attack on the Gaza Strip as a "gangster-like act."

"We strongly denounce Israel's gangster-like act and extend full support and solidarity to the Palestinians in their just cause," a DPRK foreign ministry spokesman was quoted by the KCNA as saying.

"This is an unpardonable criminal act of wantonly violating the sovereignty of Palestine and seriously harassing peace and security in the Middle East," the unnamed spokesman said.

Adding it was imperative for lasting peace in the Middle East to ensure the Palestinian people's legitimate national right to found a sovereign state.

Israel launched "Operation Pillar of Defense" on November 14 in response to continual rocket fire from Gaza. The eight-day conflict has killed 164 Palestinians, including 43 children, and wounded more than 800 people, according to Gaza's Hamas-run health ministry. On the Israeli side, six people were killed by rockets fired from Gaza.

Israel and Palestinian militant groups in the Gaza Strip reached a ceasefire agreement on Wednesday to end eight days of fighting. Israel reportedly agreed to stop its military actions on air, land and sea, including targeted killings. Palestinians will stop launching missiles at Israel and attacks against soldiers across the border.