Peta Koneksi Internet, Pulau Jawa yang Terpadat di Indonesia

Map Reveals Every Connected Device in the World

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Peta Koneksi Internet, Pulau Jawa yang Terpadat di Indonesia
Warna yang berbeda mewakili kepadatan perangkat yang terhubung ke internet di satu wilayah tertentu, dan Pulau Jawa yang paling padat koneksi internetnya di Indonesia (Foto: MailOnline)

INTERNET telah melakukan revolusi terhadap cara kita berkomunikasi dan dan sepertiga dari populasi dunia menggunakannya agar tetap terhubung.

Kartografer internet dan pakar komputer yang berbasis di Texas, John Matherly memanfaatkan perangkat lunak untuk 'ping' setiap situs internet di seluruh dunia, dan memanfaatkan sinyal untuk membuat peta yang mendemontrasikan jangkauan teknologi secara global.

Dalam sebagian besar kasus, sinyal ini dikirim ke router kepada setiap gadget individu, namun menurut John Matherly perangkat iPhone dan Android lebih dulu ditampilkan.

Kartografer mengatakan butuh waktu sekitar lima jam untuk melakukan ping terhadap semua alamat IP pada 2 Agustus 2014. Pembuatan peta membutuhkan waktu lebih dari 12 jam.

Langkah 'pinging' kepada setiap alamat IP mengirimkan sinyal ke perangkat dari server, ketika terkoneksi akan 'menyala' - meskipun tidak secara fisik.

Mr Matherly adalah pendiri Shodan, mesin pencari untuk perangkat yang terhubung ke internet, seperti dilansir MailOnline.

Warna yang berbeda mewakili kepadatan perangkat yang terhubung ke internet di satu wilayah tertentu, dan secara mengejutkan, kota di negara maju dengan populasi terbesar mengakses internet akan menampilkan kota dalam warna terang.

Warna merah menyatakan banyak perangkat web-enabled, sementara daerah hijau jumlahnya lebih sedikit. Daerah hitam merupakan daerah di mana tidak ada sinyal ping yang diterima.

Meskipun mungkin tidak mengherankan bahwa tampilan gelap lebih banyak di beberapa negara di Afrika, Matherly mengakui petanya tidak secara tepat menampilkan data aktual lantaran penolakan beberapa organisasi yang memblokir permintaan ping.

Seharusnya wilayah China berwarna merah terang pada peta, tetapi negara itu dilengkapi 'Great Firewall' sehingga dapat menjawab pertanyaan mengapa sebagian besar wilayahnya terlihat gelap.

Sebelumnya, Dr Graham dan Mr De Sabbata memanfaatkan informasi yang dikumpulkan oleh perusahaan analisis situs Alexa untuk memetakan situs terbesar di seluruh dunia, per Juli dan Agustus 2013.

Google berada di peringkat teratas di 62 negara, Facebook adalah situs kedua yang paling banyak dikunjungi secara global di 50 negara, situs yang berada di tempat ketiga - mesin pencari dari China, Baidu ternyata hanya populer di dua negara.
Untuk mengetahui jumlah pengunjung, Dr Mark Graham dan Stefano De Sabbata dari gabungan dua lembaga menyusun perkiraan rata-rata pengunjung unik setiap hari, dengan perkiraan jumlah tampilan halaman untuk situs dari pengguna internet di negara tertentu, untuk bulan tertentu.

Setiap warna mewakili situs yang paling banyak dikunjungi di negara tertentu dan masing-masing tiga blok individu mewakili sekitar satu juta pengguna.

THE INTERNET has revolutionised the way we communicate and a third of the world’s population use it to stay connected.

Texas-based internet cartographer and computer scientist John Matherly used software to ‘ping’ every web device on the globe, and used the signals to create a map demonstrating the technology’s global reach.

In the majority of cases, this signal was sent to routers rather than individual gadgets, but Mr Matherly said iPhone and Android devices have appeared previously.

The cartographer said it took around five hours to ping all IP addresses on August 2. The map then took more than 12 hours to create.

'Pinging' an IP address involves sending a signal to the device from a server, which causes the connection to 'light up' - albeit not physically.

Mr Matherly is founder of Shodan, a search engine for connected devices.

Different colours represent the density of devices in that region, and unsurprisingly, the world’s largest cities in developed countries glow the brightest.

Red areas contain a lot of web-enabled devices, while green areas contain fewer. Black areas are regions where no signal was received.

While it may be no surprise that there seem to be less internet-connected devices in parts of Africa, Mr Matherly explained his map is not precise because some organisations block ping requests.

It is thought that areas of China should be coloured bright red on the map, but the country’s ‘Great Firewall’ explains why most of the country looks dark.

Previously, Dr Graham and Mr De Sabbata used information collected by website analytics firm Alexa to map the largest websites around the world, as of July and August 2013.

Google topped the list, in 62 countries, Facebook was the second most visited site globally, in 50 countries, while the third place site - China's Baidu search engine, was popular in just two countries.

To work out the number of visitors, Dr Mark Graham and Stefano De Sabbata from the institute combined the number of estimated average daily unique visitors, with the estimated number of page views for that site from users in a particular country, for a particular month.

Each colour represents the most visited website in that country and each three individual blocks represent around one million users.