Obama Salami Raul Castro dan Jabat Tangan Bersejarah para Pemimpin Dunia

Obama`s Handshake with Castro, We Look Back at Some Hstoric Greetings

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Obama Salami Raul Castro dan Jabat Tangan Bersejarah para Pemimpin Dunia
Atas kiri ke kanan: Hitler - Chamberlain, Churchill-Truman-Stalin, Fidel Castro-Nixon. Tengah kiri ke kanan: Kennedy-Kruschev, Obama-Raul Castro, Mao Zedong-Nixon. Bawah kiri ke kanan: Gorbachev-Reagan, Rabin-Clinton-Arafat, Ratu Elizabeth II - McGuinnes.

DUNIA menyaksikan peristiwa bersahaja dan santun, sebuah momen bersejarah ketika Presiden AS Barack Obama menyalami pemimpin Kuba Raul Castro dan keduanya pada upacara penghormatan wafatnya Nelson Mandela di Afrika Selatan.

Peristiwa bersejarah tampaknya tidak terbayangkan bakal terjadi lebih dari setengah abad - sampai hari ini, ketika dua musuh bebuyutan akibat Perang Dingin akan berada di tempat yang sama dan tidak berjauhan untuk memberi penghormatan kepada Mandela, salah satu tokoh perdamaian dunia.

Adegan itu tergolong sederhana tapi dampaknya luar biasa (seperti foto-foto berikutnya) untuk meningkatkan harapan penduduk dunia bahwa bahwa kedua negara bakal membuat terobosan menuju perdamaian, seperti dilansir Mail Online.

Fidel Castro - Nixon
Adegan serupa terakhir kali terjadi pada 1959, ketika Wakil Presiden AS Richard Nixon menyalami kakak Raul, Fidel Castro.

Tetapi foto-foto ini menunjukkan, tidak semua jabat tangan terkenal dalam sejarah ini mendorong terjadinya perdamaian. Berikut ini adalah pilihan dari beberapa momen spesial yang mengubah sejarah.

Hitler - Chamberlain
Pada 22 September 1938, Perdana Menteri Inggris Neville Chamberlain berjabat tangan dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler di Godesberg, Jerman, dalam upaya untuk mencegah perang menyusul invasi Hitler ke Cekoslowakia Sudetenland.

Jabat tangan terkenal itu terkait penandatanganan Perjanjian Munich di mana Chamberlain, dengan Perancis, memaklumi langkah Jerman mencaplok provinsi Ceko. Perdana Menteri dari Partai Konservatif itu percaya Hitler adalah pemimpin yang menepati janji dan hanya peduli dengan Sudetenland. Dia pikir perang dapat dicegah.

Delapan hari kemudian Chamberlain kembali ke Inggris dengan mengklaim telah membuat perdamaian dengan sang diktator Nazi.

Ternyata salah. Hitler melanjutkan agresinya, menyerbu sisa Cekoslovakia, dan beberapa tahun kemudian Inggris menyatakan perang dengan Jerman setelah invasi ke Polandia. Perang Dunia Kedua pun dimulai.

Stalin - Churchill - Truman
Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet, Joseph Stalin, Perdana Menteri Inggris Winston Churchill, dan Presiden AS Harry Truman bertemu pada Konferensi Potsdam di Potsdam, Jerman pada 16 Juli-2 Agustus 1945.

Tujuan dari pertemuan, seperti diperlihatkan pada publik dunia adalah aliansi dengan jabat tangan seperti tampak pada foto, adalah untuk memutuskan bagaimana kelanjutan aliansi tersebut setelah runtuhnya Nazi Jerman. Nazi sepakat untuk menyerah tanpa syarat pada 8 Mei (VE Day).

Pada saat itu, Uni Soviet menguasai sebagian besar Eropa Tengah dan Timur. Truman relatif sebagai pendatang baru sebagai Presiden Amerika Serikat yang menggantikan Presiden Roosevelt yang meninggal hanya beberapa bulan sebelum Perang Dunia II berakhir.
Truman dikenal sebagai pemimpin yang anti-Komunis daripada pendahulunya. Jabat tangan tiga pemimpin ´di Jerman adalah tampilan kepada dunia bahwa, untuk saat ini, ketiga negara bersatu dalam restrukturisasi pasca-Nazi berkuasa di Eropa.

Nixon - Mao Zedong
Pada 1972, Presiden Richard Nixon melakukan jabat tangan bersejarah yang mengejutkan dunia.

Pada Februari tahun itu ia melakukan perjalanan ke Cina bersama istrinya dalam kunjungan bersejarah ke Republik Rakyat Cina. Perjalanan akan memulai periode baru hubungan Amerika-Cina.

Kunjungan Nixon adalah manuver strategis yang dibuat setelah hubungan antara Barat dan Timur (China Komunis) secara bertahap berubah. China telah secara terbuka menentang dan memisahkan diri dari Uni Soviet.

Foto Richard Nixon, yang dikenal anti-Komunis sejak menjabat anggota Kongres pada kasus Alger Hiss, berjabat tangan dengan pemimpin Komunis Cina adalah salah satu peristiwa yang mustahil pernah terjadi.

Jabat tangan itu bermakna penting bagi Nixon saat ia diberitahu bahwa John Foster Dulles menolak berjabat tangan dengan Zhou Enlai telah membuat China tersinggung. Nixon ingin kunjungannya memberi pesan baik ke seluruh dunia, dengan memberi peluang kepada fotografer untuk merekam peristiwa langka tersebut.

Reagan - Gorbachev
Jabat tangan ini, antara Presiden Reagan dan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev, menandai pertemuan pertama antara kepala negara AS dan pemimpin Uni Soviet setelah enam tahun berkuasa.

Dijadwalkan bertemu selama 15 menit di KTT Jenewa, Reagan dan Gorbachev akhirnya sepakat berbicara lebih lama, dan kemudian mendobrak hambatan bahasa,tanpa penerjemah keduanya terlibat dalam percakapan yang benar-benar pribadi.

Meskipun pertemuan puncak berakhir pada penandatanganan perjanjian yang menyatakan bahwa masing-masing pihak akan mengurangi persenjataan nuklir mereka hingga lima puluh persen, Uni Soviet tetap bersikeras menolak gagasan ´Inisiatif Pertahanan Strategis´ AS yang dinamai Star Wars.

Kennedy - Kruschev
Jabat tangan yang tampak di foto ini tampak berlangsung akrab, tapi rangkaian acara dari pertemuan kedua pemimpin negara adidaya ini antara Presiden AS John F Kennedy dan Pemimpin Uni Soviet Nikita Khrushchev hampir memicu perang di antara mereka.

Kennedy dan pemimpin Soviet berikutnya, Nikita Khrushchev bertemu di KTT Wina pada Juni 1961.

Pada saat itu, ketegangan pertemuan meningkat akibat kesenjangan di Berlin antara komunis yang dikendalikan Jerman Timur dan Jerman Barat yang kapitalis-demokratis, dan Khrushchev di KTT itu mengancam untuk menandatangani perjanjian perdamaian terpisah dengan Jerman Timur, diibaratkan menambah bensin ke dalam api.

Kemudian musim panas itu, Kennedy bersikeras bahwa mengatakan Amerika Serikat perlu bersiap untuk membela hak-haknya di Berlin Barat, dan hanya beberapa pekan kemudian, atas perintah Khrushchev, pembangunan Tembok Berlin dimulai.

Pada tahun berikutnya, hubungan antara AS dan Uni Soviet menjadi lebih tegang, karena kedua belah pihak melakukan uji coba senjata nuklir, yang berpuncak pada Krisis Misil Kuba pada Oktober 1962.

Tony Blair - Khadafi
Dalam pertemuan yang kembali menghantui Tony Blair beberapa tahun kemudian, ia digambarkan gemetar ketika menyalami tangan pemimpin Libya Kolonel Gaddafi.

Itu terjadi di tenda Gaddafi di Sirte ketika Perdana Menteri Blair sedang dalam kunjungan lima hari ke negara itu pada Mei 2007. Blair berada di Afrika untuk bertemu dengan para pemimpin Afrika saat ia siap untuk mundur sebagai pemimpin Inggris hanya lebih dari sebulan kemudian.

Mugabe - Tsvangirai
Ketika Presiden Zimbabwe Robert Mugabe berjabat tangan dengan Gerakan pemimpin Gerakan Perubahan Perubahan Demokratik Morgan Tsvangirai di Harare tampaknya bola demokrasi mulai menggelinding.

Dua musuh bebuyutan akhirnya berjabat tangan setelah penandatanganan kesepakatan antara oposisi Zimbabwe dan partai yang berkuasa, yang memberi peluang Tsvangirai menjabat sebagai Perdana Menteri sebagai isyarat mengendurnya cengkeraman kekuasaaan Mugabe di Zimbabwe.

Ratu Elizabeth II - Martin McGuinnes
Dalam tindakan simbolis yang juga mustahil terjadi ketika Ratu Inggris Elizabeth II berjabat tangan dengan Wakil Menteri Pertama Irlandia Utara Martin McGuinness dalam jumpa singkat di Belfast tahun lalu.

McGuinness sebelumnya mengakui telah menjadi anggota IRA, tapi memuji peristiwa tersebut sebagai tindakan rekonsiliasi antara Inggris dan gerakan Rebublican di Irlandia Utara.

Pasukan Sekutu - Uni Soviet
Ini adalah jabat tangan yang menandai kemenangan di Eropa dalam Perang Dunia Kedua.

Pada 27 April 1945, Sekutu dan pasukan Soviet bertemu di sebuah jembatan yang rusak di atas Sungai Elbe di Torgau, di Jerman, dan mereka saling berjabat tangan.

Peristiwa penting lainnya adalah 11 hari setelah Eropa dinyatakan bebas dari cengkeraman Nazi Jerman Eropa, ketika diumumkan bahwa perang telah berakhir di benua tersebut.

Di kedalaman Perang Dingin, di suatu tempat di Jerman Barat dua kekuatan adikuasa di dunia datang bersama-sama di satu ruangan untuk pertemuan singkat.

Astronot AS - Uni Soviet
Ini adalah peristiwa mengejutkan dunia pada 1975. Setelah menyelesaikan manuver docking, pesawat ruang angkasa Rusia Soyuz dan pesawat ruang angkasa Apollo AS bergabung di luar angkasa.

Komandan awak Soviet, Alexei Leonov dan komandan awak Amerika, Thomas Stafford, berjabat tangan pada 17 Juli.

Palestina - Israel
Setelah bertahun-tahun menjalani kekerasan, pemimpin PLO Yasser Arafat dan Perdana Menteri Israel Yitzahk Rabin akhirnya berjabat tangan untuk pertama kalinya yang menunjukkan pada dunia pada upaya perdamaian di Timur Tengah.

PLO menandatangani perjanjian bersejarah tentang otonomi Palestina di wilayah yang diduduki pada bulan September 1993. Dua tahun kemudian, Rabin dilaporkan dibunuh oleh ekstremis Yahudi setelah menghadiri aksi damai di Tel Aviv.

IN ONE small act of common courtesy, the world witnessed an historic moment of reconciliation today. U.S. President Barack Obama grasped the hand of Cuban leader Raul Castro and the pair shook hands at Nelson Mandela´s memorial service in South Africa.

It was an act that has seemed unthinkable for more than half a century - until today, when the two Cold War enemies paid tribute to Mr Mandela, one of the world´s greatest peacemakers.

That simple image (pictured below) will raise hopes around the world that the two nations could be on the verge of a breakthrough in relations.

The last time it happened was in 1959, when then U.S.Vice President Richard Nixon embraced Raul´s brother Fidel.

But as these pictures show, not all of history´s famous handshakes have led to peace. Here are a selection of some those special moments that changed history.

On September 22, 1938, British Prime Minister Neville Chamberlain shook hands with Nazi leader Adolf Hitler in Godesberg, Germany, in an attempt to prevent war following Hitler´s takeover of Czechoslovakia´s Sudetenland.

The infamous handshake followed the signing of the Munich Agreement in which Chamberlain, with the French, allowed Germany annex the Czech province. The Tory Prime Minister believed Hitler was a man of his word and only concerned with the Sudetenland. He thought war could be averted.

Eight days later Chamberlain returned to Britain in triumph claiming he had made peace with the dictator.

It could not. Hitler continued his aggression, invaded the rest of Czechoslovakia, and the following year Britain went to war after Germany went into Poland. The Second World War started.

The Soviet Union´s Communist Party General Secretary Joseph Stalin, British Prime Minister Winston Churchill, and U.S. President Harry Truman met at the Potsdam Conference in Potsdam, Germany from July 16 to August 2, 1945.

The purpose of the meeting, and the public show of alliance by handshake as seen above, was to decide how to proceed in the wake of Nazi Germany´s collapse. The Nazis had agreed to unconditional surrender on May 8 (V-E Day).

At the time, the Soviet Union controlled most of Central and Eastern Europe. Truman was a relative newcomer as President of the United States as President Roosevelt had died just months before in April.

Truman was also seen as more strongly anti-Communist than his predecessor. The three leaders´ handshake in Germany was a display to the world that, for the time being, all three countries were united in restructuring a post-Nazi Europe.

In 1972, President Richard Nixon made a handshake that stunned the world.

In February of that year he travelled to China with his wife in a landmark visit to the People´s Republic of China. The trip would begin a new period of Chinese-American relations.

Nixon´s visit was a strategic maneuver made after relations between the West and the Communist East were gradually changing. China had publicly disagreed and split from the Soviet Union.

The picture of Richard Nixon, a virulent anti-Communist since his time as a Congressman during the Alger Hiss case, shaking hands with the leader of Communist China was one most never imagined they would see.

The handshake was of particular importance to Nixon as he was told that John Foster Dulles´s decision not to shake hands with Zhou Enlai had left him insulted. Nixon wanted the visit to be a picturesque message sent around the world, preferring cameramen to reporters covering the event.

This handshake, between President Reagan and Soviet leader Mikhail Gorbachev, signified the first meeting between US and USSR heads of state in six years.

Scheduled to meet for 15 minutes at the Geneva Summit, Reagan and Gorbachev ended up speaking for substantially longer, and later braved the language barrier without translators in a truly private second conversation.

Though the summit ended in the signing of an agreement stipulating that each side would reduce their nuclear arsenals by fifty percent, the two parties continued to disagree on the United States´ Strategic Defense Initiative, ´Star Wars.´

The handshake pictured here may seem warm, but the series of events triggered by this meeting of President Kennedy and then-Soviet leader Nikita Khrushchev had almost sparked war between them.

Kennedy and then-Soviet leader Nikita Khrushchev met at the Vienna Summit in June 1961.

At the time, tension was mounting over the divide in Berlin between communist-controlled East Germany and capitalist-democratic West Germany, and Khrushchev´s threats at the Summit to sign a separate peace treaty with East Germany added fuel to the fire.

Later that summer, Kennedy would go on to say that the United States needed to be prepared to defend its rights in West Berlin, and only weeks later, at Khrushchev´s command, the building of the Berlin Wall commenced.

In the year that followed, relations between the U.S. and the USSR became more strained, as both sides tested nuclear weapons, culminating in the Cuban Missile Crisis of October 1962.

In a meeting that came back to haunt Tony Blair years later, he was pictured shaking the hand of Libyan dictation Colonel Gaddafi.

It happened in the Gaddafi stronghold of Sirte when the then Prime Minister Blair was on a five-day visit to the country in May, 2007. Mr Blair was in Africa to meet with African leaders as he prepared to stand down as Britain´s leader just over a month later.

When Zimbabwean President Robert Mugabe shook hands with Movement for Democratic Change leader Morgan Tsvangirai in Harare it started the ball rolling towards democracy.

Two enemies finally embraced after the signing of a deal between Zimbabwe´s opposition and ruling party, which led to Tsvangirai taking office as Prime Minister and a long-awaited loosening of Mugabe´s grip on power.

In another symbolic act many had thought would never be possible, Britain´s Queen Elizabeth II shook hands with Deputy First Minister of Northern Ireland Martin McGuinness in a brief meet in Belfast last year.

McGuinness has previously admitted to having been a member of the IRA, but hailed the moment as an act of reconciliation between Britain and the Rebublican movement in Northern Ireland.

This was the handshake that marked the victory in Europe during the Second World War.

On April 27, 1945, Allied and Soviet forces met on a broken bridge over the River Elbe at Torgau, in Germany, and embraced.

There were to be another 11 days until the official Victory In Europe Day was proclaimed, but this was the moment that told the continent that war was finally over.

 In the depths of the Cold War, somewhere over West Germany two rival world super powers came together in space for one brief meeting.

This was the moment the shocked the world in 1975. After completing docking manoeuvres, the Russian spacecraft Soyuz and the U.S. spacecraft Apollo joined as one.

Commander of the Soviet crew, Alexei Leonov and commander of the American crew, Thomas Stafford, shook hands on July 17.

Following years of violence, PLO leader Yasser Arafat and Israeli Prime Minister Yitzahk Rabin finally shook hands for the first time in a moment that showed the world the peace process was finally moving.

The PLO had signed a historic agreement on Palestinian autonomy in the occupied territories in September 1993. Two years later, Rabin was assassinated reportedly by a Jewish extremist after attending a peace rally in Tel Aviv.