Diana Diklaim Dibunuh Agen SAS dalam `Paris Operation`
Diana, that SAS Murder Claim by `Paris Operation`
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
AKHIRNYA, foto Putri Diana yang sangat dicari, yang diambil pada malam dia meninggal, menunjukkan dia duduk dengan pacarnya Dodi Fayed di belakang kemudi mobil Mercedes setelah meninggalkan pintu belakang Paris Ritz Hotel menuju Champs-Elysees untuk menyembunyikan hubungan cintanya.
Diana memutar kepalanya untuk mengintip keluar dari jendela belakang Mercedes ´, tampak diliputi kecemasan seraya menengok ke belakang untuk memastikan apakah mobilnya sedang dikejar oleh paparazzi yang telah mengepung dia dan Dodi sejak kedatangan mereka di ibukota Perancis dari liburan di Mediterania delapan jam sebelumnya.
Pengemudi Mercedes sopir Henri Paul. Pengawal Dodi, Trevor Rees-Jones di kursi penumpang depan.
Apa yang terjadi selama dua menit berikutnya menjadi perhatian utama penyelidikan baru oleh Scotland Yard merujuk pada klaim mengejutkan dari penembak jitu (sniper) SAS, yang dikenal sebagai Soldier N, bahwa anggota resimen elit angkatan darat kerajaan Inggris bertanggung jawab atas pembunuhan Diana beberapa detik setelah Mercedes melesat dengan kecepatan 63mph (101 km/jam) menyusuri terowongan berbahaya Pont d´Alma yang dikenal rawan kecelakaan.
Banyak yang mengabaikan klaim Soldier N sebagai teori konspirasi seperti sebelumnya. Setelah peristiwa tersebut, jutaan kata telah ditulis tentang kematian Diana pada Minggu, 31 Agustus 1997 pukul 00:20 dini hari.
Muncul dua kesimpulan, dari Scotland Yard (polisi Inggris) dan polisi Prancis, yang menyatakan kematian Putri Diana akibat kecelakaan tragis.
Sebuah pemeriksaan resmi, yang berakhir lima tahun yang lalu, sampai pada kesimpulan yang sama.
Dunia dituntun untuk percaya pada kelalaian pengemudi Henri Paul yang sedang mabuk dan ulah paparazzi yang mengejar Diana dan Dodi.
Tapi - meskipun tidak disukai secara sekilas - saya yakin ada sesuatu yang belum terungkap, klaim Soldier N.
Sejak kematian Diana pada usia 36, saya telah menyelidiki forensik peristiwa yang mengarah ke kecelakaan dan apa yang terjadi sesudahnya.
Saya sudah berbicara dengan saksi mata, perwira intelijen Perancis dan Inggris, tentara SAS dan teman-teman dari Diana dan Dodi. Dan saya telah mewawancarai Brittany, orang tua dari supir Henri Paul, 41 tahun. Mereka mengatakan kepada saya, dengan air mata di mata mereka, bahwa anak mereka bukan peminum berat: minuman yang dipilihnya adalah bir atau sesekali Ricard, minuman beralkohol yang rasanya manis.
Faktanya adalah bahwa terlalu banyak perkiraan yang menunjukkan bahwa kematian Diana bukan karena kecelakaan, seperti dilansir Mail Online.
Krusial, investigasi saya menunjukkan bahwa paparazzi yang seharusnya memburu Diana hingga kematiannya bahkan tidak berada di terowongan Pont d´Alma pada saat kecelakaan mobil terjadi.
Mereka juga mengungkapkan bagaimana sepeda motor hitam berkecepatan - yang tidak termasuk salah satu paparazi - melesat melewati mobil Mercedes yang ditumpangi Diana di dalam terowongan.
Saksi mata mengatakan pengendara sepeda motor dan penumpang yang dibonceng sengaja bertindak yang menyebabkan kecelakaan tersebut.
Selain itu, pertanyaan saya terkait keberadaan unit SAS bayangan yang merujuk pada MI6, serta nama dua perwira MI6 yang dihubungkan oleh sejumlah sumber atas kematian Diana.
Berdasarkan hal itu, penilaian tentang supir Henri
Paul dan paparazzi menjadi kambing hitam bisa berubah? Mungkinkah ada tangan-tangan berkuasa yang terampil menutupi fakta oleh orang-orang yang berkuasa untuk menyembunyikan fakta sebenarnya?
Ada sedikit keraguan tentang Diana, baru saja bercerai dari Pangeran Charles, adalah duri dalam sisi keluarga kerajaan. Kisa asmaranya dengan Dodi, meskipun baru berlangsung enam minggu, tampaknya serius.
Putri telah memberi kekasihnya hadiah ´paling berharga´ - sepasang manset milik almarhum ayahnya - dan menelepon teman-temannya, bahwa dia punya ´kejutan besar´ bagi mereka setelah pulang dari Paris.
Diana Hamil?
Dodi menyelinap keluar dari Ritz Hotel, diikutiseperti Diana dengan rambut yang telah ditata, mengenakan cincin permata bertatahkan tulisan ´Tell Me Yes´ dari tokoh perhiasan mewah di Paris. Sebagian dari koleksi cincin pertunangan Diana dari Dodi.
Rumor yang beredar juga, bahwa Putri sedang hamil. Fotonya mengenakan baju renang bermotif macan tutul, saat berlibur di Prancis Selatan 14 hari sebelumnya, menunjukkan benjolan jelas sekitar pinggang nya.
Dan, sebagaimana diungkap Mail Online, terkuak setelah kematian Diana, sang Putri mengunjungi - dalam kerahasiaan ketat - sebuah rumah sakit terkemuka di London untuk keperluan scan kehamilan sebelum foto dibuat.
Keresahan lain yang ditimbulkan oleh Diana, ibu dari seorang Raja masa depan Inggris dan kepala Gereja Inggris mengancam untuk pindah ke luar negeri dengan pacarnya yang Muslim dan mengambil kedua Pangeran kerajaan, William dan Harry, untuk turut bersamanya.
Dodi telah membeli rumah mewah, pernah dimiliki oleh bintang film Julie Andrews, di tepi pantai di Malibu, California, dan Diana tampil dalam video di rumah tersebut. Dia mengatakan rumah mewah itu di mana mereka akan menjalani hidup setelah keduanya menikah.
Diusir oleh keluarga kerajaan Inggris dan kehilangan gelar HRH (Putri), Diana malahan mengaku gembira.
Ayah Dodi, Mohamed Al Fayed, multi-jutawan mantan pemilik Harrods, bersikeras Diana hamil oleh anaknya dan sedang mempersiapkan diri untuk memberitahu kedua anaknya, Pangeran muda tentang pernikahan ibu mereka ketika dia kembali ke Inggris pada tanggal 1 September - hari setelah kecelakaan itu - sebelum mereka kembali ke sekolah kerajaan.
Namun terlalu mengada-ada kedengarannya, semua kekhawatiran tentang rencana Diana tersebut? Tapi mungkin pula hal itu yang memicu terjadinya pembunuhan itu? Dan jika benardemikian, bagaimana mereka melaksanakannya pembunuhan?
Pertanyaan-pertanyaan ini sebagian dijawab oleh kesaksian menarik dari 14 saksi mata independen di dekat lokasi kecelakaan malam itu. Kabarnya mobil Diana dikepung di pintu masuk ke terowongan Alma oleh sederet mobil dan sepeda motor, yang melaju setelah Mercedes.
Asumsinya selalu bahwa mobil dan sepeda motor yang mengepung ditumpangi oleh paparazzi. Pada Senin pagi setelah kecelakaan, di luar terowongan Alma, pesan besar telah muncul. ´Paparazi Pembunuh´ telah disemprot dengan cat semprot warna emas di dinding terowongan.
Tidak seorang pun, sampai hari ini, tahu siapa menaruhnya di sana - atau mengapa mereka tidak dilarang oleh otoritas Perancis ketika mengotori tempat umum.
Namun paparazzi yang membuntuti Diana tidak pernah memasuki terowongan Pont d´Alma sampai setidaknya satu menit setelah kecelakaan, sehingga mereka tidak dapat dinyatakan bersalah.
Memang, dua tahun kemudian mereka dibebaskan dari tuduhan pembunuhan setelah jaksa negara Prancis mengatakan ada ´tidak bukti yang cukup´ atas keterlibatan mereka dalam kematian Diana.
Apa yang terjadi adalah bahwa paparazzi telah tertipu. Dalam tipuan cerdik yang dirancang oleh Henri Paul, hotel Ritz telah menempatkan Mercedes sebagai umpan di depan hotel untuk membingungkan para fotografer, yang memberi keleluasaan pasangan yang dimabuk cinta itu menyelinap keluar dari pintu belakang ke dalam mobil yang sama.
Gambaran terakhir dari Diana mengintip dari jendela belakang diambil oleh seorang fotografer yang berbasis di Perancis yang mengetahui trik tersebut dan berdiri di trotoar di pintu masuk belakang hotel menunggu mobil Mercedes yang ditumpangi Diana melesat.
Ketika Mercedes sedang dikejar di terowongan. Para saksi independen bersikeras yang mengikuti bukan hanya sepeda motor hitam, tapi itu diikuti pula oleh sepeda motor, tetapi oleh dua mobil yang ngebut, sedan saloon warna hitam Fiat Uno turbo putih.
Tidak ada bukti untuk menghubungkan mobil atau sepeda motor kepada paparazzi yang telah menunggu di Ritz.
Sedan saloon membuntuti Mercedes, yang membuat sopir - berpikir, ternyata salah, mengira dia sedang dikejar paparazzi - mengemudi lebih cepat dan lebih teratur. Sementara itu, Uno dipercepat, menyalip di sebelah Mercedes untuk menepikan mobil.
Manuver ini memungkinkan sepeda motor hitam untuk mempercepat melewati mobil Diana, dengan dua pengendara mengenakan helm yang menyembunyikan wajah mereka.
Saksi menyatakan bahwa saat itu sepeda motor sekitar 15 kaki di depan mobil, ada kilatan sengit cahaya putih dari sepeda motor. Diperkirakan cahaya itu berasal dari sinar laser yang dibawa oleh penumpang sepeda motor dan diarahkan pada mobil.
Saksi melihat bahwa kilatan cahaya membutakan penglihatan Henri Paul. Hal ini diikuti oleh ledakan keras akibat limusin membelok keras sebelum membanting ke pilar 13 di terowongan sehingga mengurangi dampak kecelakaan yang ditimbulkan pada kendaraan lain.logam rusak.
Salah satu saksi mata, seorang pegawai di pelabuhan Perancis yang berada di dekat Mercedes di terowongan, menyaksikan peristiwa itu melalui kaca spionnya.
Berbahaya, ia mengingat sepeda motor hitam berhenti setelah kecelakaan dan salah satu pengendaranya turun dari sepeda motor untuk mengintip ke jendela Mercedes sebelum meninggalkan tempat kecelakaan.
Pengemudi, yang terus mengenakan helmnya, kemudian beralih ke rekannya yang berada di sepeda motor dan memberi isyarat yang lazim digunakan di militer (di mana kedua lengan disilangkan di atas tubuh dan dikibaskan ke pinggang) untuk menyatakan ´tugas berhasil´ .
Setelah itu, ia naik kembali pada sepeda motor, yang meluncur keluar terowongan. Para pengendara sepeda motor, maupun motornya sendiri tidak pernah diidentifikasi.
Pegawai pelabuhan, yang saat itu bersama istirnya di dalam mobil, menggambarkan skenario mengerikan yang menyerupai ´serangan teroris´.
Jadi, bisa saja yang mengemudikan sepeda motor dan kendaraan lainnya yang tidak mengikuti mobil Diana ke dalam terowongan Alma malam itu?
Mungkinkah mereka benar-benar telah menjadi bagian dari plot untuk menyingkirkan Diana dan kekasihnya - plot diatur oleh MI6 atau resimen SAS, yang menunjukkan sebagai klaim sensasional terbaru?
Setelah kematian Diana, saya menerima sembilan catatan - yang berisi nama dua orang personel MI6 yang telah menghabiskan seluruh karir mereka untuk mengabdi pada Kerajaan Inggris, mewakili Pemerintah sebagai diplomat senior, yang saya sebut X dan Y .
Ditulis dengan warna biru pena felt-tip pada sepotong tipis robek kertas dari sebuah buku latihan A4, catatan itu menyebutkan: "Jika Anda cukup berani, menggali lebih dalam untuk mengenali tentang X dan Y. Keduanya anggota MI6. Keduanya terlibat pada tingkat tertinggi dalam pembunuhan Putri. " Itu ditandatangani dengan kata-kata: "Semoga beruntung."
Tentu saja, catatan unsigned tidak memberikan bukti yang kuat, atau sesuatu seperti itu, bahwa mata-mata MI6 yang beroperasi di Paris malam itu atau dihubungkan dengan kematian Diana.
Namun nama mereka muncul lagi ketika saya menerima telepon dari seorang sumber terpercaya di dalam badan intelijen.
Mereka menggunakan inisial yang sama, X dan Y, yang mengawasi ´Paris operation´ dan mengatakan kecelakaan itu dirancang untuk menakut-nakuti Diana agar menghentikan hubungan asmaranya dengan Dodi karena dia dianggap partner yang tidak cocok.
"Kami berharap untuk mematahkan lengannya atau menyebabkan cedera ringan," kata informan saya. "Operasi ini juga diawasi oleh seorang perwira MI6 yang dikenal sebagai pria jangkung, yang kini telah pensiun dan tinggal di Continent. Dia mengakui itu tindakan keliru. Tak seorang pun di MI6 ingin Diana dibunuh. ´
Dan minggu ini nama laki-laki yang disebutkan tersebut muncul lagi, kali ini oleh intelijen Moskow.
Menurut penulis buku terbaru, Badan Intelijen Luar Negeri Rusia, SVR, tahu bahwa X dan Y berada di Paris pada malam Diana meninggal. Dan setelah kecelakaan, mobil SVR berangkat untuk mencari tahu mengapa.
Gennady Sokolov, melalui bukunya berjudul The Kremlin vs The Windsors akan dipublikasikan tahun depan, mengatakan kepada saya minggu ini: "Tentu saja orang-orang kami mengikuti agen Anda."
Mereka perwira MI6 senior yang beroperasi diam-diam di Paris malam itu, tanpa sepengetahuan bahkan oleh kontra-intelijen Perancis. Mereka kabur setelah Diana dinyatakan tewas.
´Hubungan asmara dan rencana pernikahan dengan Dodi mungkin sangat mengkhawatirkan keluarga bangsawan di Inggris. Telepon Putri terus-menerus disadap dan dia dikuntit sepanjang waktu.
"Setelah kecelakaan itu, opini publik sengaja disesatkan. Kambing hitam diciptakan, seperti paparazzi dan pengemudi mabuk. Ada yang menari di sekitar Henri Paul, mengatakan bahwa dia adalah seorang pecandu alkohol, kamikaze virtual, yang membantu untuk menghancurkan mereka semua. Itu semua omong kosong."
"Dari awal, itu jelas bagi saya itu bukan hanya kecelakaan. Sumber saya di SVR dan dinas rahasia Rusia lainnya yakin itu adalah pembunuhan yang sangat khas Inggris."
"Mereka telah berbicara kepada saya tentang skuad SAS yang dikenal sebagai The Increment, yang melekat pada MI6, terlibat dalam pembunuhan itu.
´Orang-orang ini bekerja pada tingkat atas tanpa meninggalkan jejak tunggal, dan - mungkin - satu berada di sepeda motor mengikuti mobil Diana.´ Tapi kenapa tidak ada cerita ini luar biasa keluar pada pemeriksaan saat kematian Diana, yang seharusnya menjadi kata akhir itu?
Memang benar bahwa 14 saksi terowongan yang setidaknya diizinkan untuk muncul atau bersaksi di pengadilan. Tetapi banyak informasi penting mereka benar-benar tenggelam oleh banyaknya bukti yang diajukan selama enam bulan sidang.
Kami mendengar bahwa sopir Henri Paul dan Dodi Fayed tewas seketika, bahwa satu-satunya yang selamat adalah pengawal Trevor Rees Jones, yang menderita luka di wajah sehingga kehilangan memori dari peristiwa di dalam terowongan, dan bahwa dengan luka pada di dadanya yang robek, Diana meninggal hampir empat jam kemudian akibat gagal jantung dan kehilangan banyak darah ketika dilarikan ke rumah sakit Pitie Salpetriere di Paris.
Tapi kita juga tahu bahwa pemeriksaan tidak pernah mengurai seluruh fakta. Lebih dari 170 saksi penting, termasuk dokter yang membalsem jasad Diana (suatu proses untuk menyamarkan kehamilan dalam tes darah post-mortem) tidak pernah dipanggil untuk pemeriksaan.
Satu radiolog dari rumah sakit Pitie Salpetriere rumah sakit, yang mengatakan bahwa ia telah melihat janin kecil mungkin enam sampai sepuluh minggu dalam rahim sang Putri saat menjalani X-ray dan kemudian melakukan sonogram pada tubuhnya, tidak ikut diperiksa.
Sebaliknya, ia diizinkan oleh hakim setelah dilakukan, Hakim Lord Scott Baker, untuk mengirim pernyataan memberikan alamatnya di Amerika dan tidak ada rincian lebih lanjut.
Krusial, sidang itu kejam tidak adil untuk sopir Henri Paul, yang difitnah dari awal.
Pada hari setelah kecelakaan, pihak berwenang Perancis bersikeras bahwa dia adalah seorang pemabuk dan ´mabuk seperti babi´ ketika ia meninggalkan Ritz malam itu untuk mengantar kekasih ke Dodi ke apartemennya di Paris, dekat Champs-Elysees.
Sejak itu muncul bahwa tes darah pada tubuh Paul belum selesai ketika mereka membuat pengumuman kepada wartawan.
Selanjutnya, sopir telah melewati pemeriksaan medis intensif lanjutan tiga hari sebelum kecelakaan terjadi - di levernya tidak menunjukkan tanda-tanda penyalahgunaan alkohol.
Serangkaian keterangan saksi di hotel Ritz mengatakan Paul hanya minum dua sloki Ricard, minuman favoritnya di bar sebelum mengemudikan mobil, yang dikonfirmasi oleh resepsionis bar di hotel.
Namun, setelah shambolic campuran atas sampel darahnya (disengaja atau tidak), itu diucapkan oleh seorang ahli medis pada pemeriksaan bahwa Paul telah menenggak sepuluh aperitifs, dua kali di atas batas mengemudi Inggris dan tiga kali dari standar di Perancis, ketika dia mengendarai Mercedes malam itu.
Hari ini adalah ulang tahun ke-16 kematian Diana dan ada rangkaian bunga segar di gerbang emas menuju rumahnya di London, Istana Kensington. Bunga-bunga untuk memperingati kematian Putri mungkin lebih sedikit sedikit sekarang, tapi masih ada banyak pertanyaan seputar kematiannya seperti biasa.
THE final, haunting photo of Princess Diana, taken on the night she died, shows her sitting with her boyfriend Dodi Fayed in the back of a Mercedes car as it roars away from the rear entrance of the Paris Ritz Hotel, heading for the couple’s secret love-nest near the Champs-Elysees.
Diana is twisting her head to peer out of the Mercedes’ rear window, anxiously looking to see if her car is being chased by the paparazzi who had besieged her and Dodi since their arrival in the French capital from a Mediterranean holiday eight hours earlier.
At the wheel is chauffeur Henri Paul. Dodi’s bodyguard Trevor Rees-Jones is in the front passenger seat.
What happened over the next two minutes is central to a new probe by Scotland Yard into an astonishing claim from an SAS sniper, known as Soldier N, that members of his elite regiment assassinated Diana seconds after the Mercedes sped at 63mph into the notoriously dangerous Pont d’Alma road tunnel.
Many will dismiss Soldier N’s claims as yet another conspiracy theory. After all, millions of words have been written about Diana’s death at 12.20am on Sunday, August 31, 1997.
Two inquiries, by Scotland Yard and the French police, have found the deaths were a tragic accident.
An official inquest, which ended five years ago, came to the same conclusion.
The world was led to believe the blame lay with the grossly negligent driving of an intoxicated Mr Paul and the pursuing paparazzi.
But — however unlikely they may seem at first glance — I am convinced there is something in Soldier N’s claims.
Ever since Diana’s death at the age of 36, I have investigated forensically the events that led up to the crash and what happened afterwards.
I have spoken to eye-witnesses, French and British intelligence officers, SAS soldiers and to friends of Diana and Dodi. And I have interviewed the Brittany-based parents of the 41-year-old chauffeur Henri Paul. They told me, with tears in their eyes, that their son was not a heavy drinker: his chosen potion was a bottle of beer or the occasional Ricard, a liquorice-flavoured aperitif.
The fact is that too many of these accounts suggest that Diana’s death was no accident.
Crucially, my investigations show that the paparazzi who supposedly hounded Diana to her death were not even in the Pont d’Alma tunnel at the time of the car crash.
They also reveal how a high-powered black motorbike — which did not belong to any of the paparazzi — shot past Diana’s Mercedes in the tunnel.
Eyewitnesses say its rider and pillion passenger deliberately caused the car to crash.
In addition, my inquiries unearthed the existence of a shadowy SAS unit that answers to MI6, as well as the names of two MI6 officers who were linked by a number of sources to Diana’s death.
Could the Establishment really have turned Henri Paul and the paparazzi into scapegoats? Could there have been a skilful cover-up by people in powerful places to hide exactly what did happen?
There is little doubt that Diana, recently divorced from Prince Charles, was a thorn in the side of the Royal Family. Her romance with Dodi, though only six weeks old, was serious.
The Princess had given her lover her ‘most precious possession’ — a pair of her deceased father’s cufflinks — and phoned friends, saying she had a ‘big surprise’ for them when she returned from Paris.
Diana Pregnant
Dodi had slipped out of the Ritz Hotel, as Diana was having her hair done, to collect a jewel-encrusted ring adorned with the words ‘Tell Me Yes’ from a swanky Paris jeweller. It came from a collection of engagement rings.
Rumours were circulating, too, that the Princess was pregnant. Photographs of her in a leopard-print swimsuit, on holiday in the South of France 14 days earlier, show an unmistakable bump around her waistline.
And, as the Mail revealed after Diana’s death, she had visited — in the strictest secrecy — a leading London hospital for a pregnancy scan just before that photo was snapped.
To add to the disquiet, the mother of a future King of England and head of the Church of England was threatening to move abroad with her Muslim boyfriend and take the royal Princes, William and Harry, with her.
Dodi had bought an estate, once owned by film star Julie Andrews, by the beach in Malibu, California, and shown Diana a video of it. He told her the sumptuous house was where they would spend their married life.
Ostracised by the Royal Family and stripped of her HRH title, Diana was said to be excited by the prospect.
Dodi’s father, Mohamed Al Fayed, the multi-millionaire former owner of Harrods, insists Diana was pregnant by his son and preparing to tell the young Princes about her forthcoming marriage when she returned to Britain on September 1 — the day after the crash — before they went back to boarding school.
However far-fetched it sounds, all the Establishment concerns about Diana were genuine. But could this really have led to her assassination? And if so, how could it have been carried out?
These questions are partially answered by the compelling testimony of 14 independent eyewitnesses near the crash scene that night. They say Diana’s car was surrounded at the entrance to the Alma tunnel by a phalanx of cars and motorcycles, which sped after the Mercedes.
The assumption has always been that the cars and bikes were carrying the paparazzi. By the Monday morning after the crash, outside the Alma tunnel, a huge message had appeared. ‘Killer paparazzi’ had been sprayed in gold paint on the walls.
No one, to this day, knows who put it there — or why they were not stopped by the French authorities from doing so.
Yet the paparazzi following Diana did not reach the Pont d’Alma tunnel until at least one minute after the crash, so they cannot be to blame.
Indeed, two years later they were cleared of manslaughter charges after the French state prosecutor said there was ‘insufficient evidence’ of their involvement in Diana’s death.
What happened is that the paparazzi had been deceived. In a clever ploy devised by Henri Paul, the Ritz had placed a decoy Mercedes at the front of the hotel to confuse the photographers, which allowed the lovers to slip out of the back door into a similar car.
The last picture of Diana peering from the rear window was taken by a France-based photographer who had seen through the ruse and was standing on the pavement by the hotel’s rear entrance watching as the ‘real’ Mercedes sped off.
Yet that Mercedes was definitely being hotly pursued when in the tunnel. The independent witnesses insist it was being followed not only by the black motorbike, but by two speeding cars, a dark saloon and a white turbo Fiat Uno.
There is no evidence to link these cars or the motorcycle to the paparazzi who had been waiting at the Ritz.
The saloon tail-gated the Mercedes, which made the chauffeur — thinking, wrongly, he was being pursued by paparazzi — drive even faster and more erratically. Meanwhile, the Uno accelerated, clipping the side of the Mercedes to push it to one side.
This maneuver allowed the black motorbike to speed past Diana’s car, with its two riders wearing helmets that hid their faces.
Witnesses claim that when the bike was about 15ft in front of the car, there was a fierce flash of white light from the motorbike. The suggestion is that this came from a laser beam carried by the pillion passenger and directed at the car.
The witnesses’ view is that the flash of light blinded Henri Paul temporarily. It was followed by a loud bang as the limousine swerved violently before slamming into the 13th pillar in the tunnel and being reduced to a mass of wrecked metal.
One of those eyewitnesses, a French harbour pilot driving ahead of the Mercedes through the tunnel, watched the scene in his rear-view mirror.
Chillingly, he recalls the black motorbike stopping after the crash and one of the riders jumping off the bike before going to peer in the Mercedes window at the passengers.
The rider, who kept his helmet on, then turned to his compatriot on the bike and gave a gesture used informally in the military (where both arms are crossed over the body and then thrown out straight to each side) to indicate ‘mission accomplished’.
Afterwards, he climbed back on the motorcycle, which raced off out of the tunnel. The riders on the bike, and the vehicle itself, have never been identified.
The harbour pilot, whose wife was with him in the car, has described the horrifying scenario as resembling a ‘terrorist attack’.
So, who could have been driving the bike and the other vehicles that did follow Diana’s car into the Alma tunnel that night?
Could they really have been part of the plot to get rid of Diana and her lover — a plot orchestrated by MI6 or the SAS regiment, as the latest sensational claims suggest?
After Diana’s death, I received a nine-line note in the post containing the names of two MI6 men who have spent their entire careers working at the heart of the British Establishment, representing the Government as senior diplomats, whom I will call X and Y.
Written in blue felt-tip pen on a flimsy piece of paper ripped from an A4 exercise book, the note said: ‘If you are brave enough, dig deeper to learn about X and Y. Both MI6. Both were involved at the highest level in the murder of the Princess.’ It signed off with the words: ‘Good luck.’
Of course, an unsigned note does not provide firm evidence, or anything like it, that MI6 spies were operating in Paris that evening or were connected with Diana’s death.
Yet their names came up again when I received a call from a well-placed source within the intelligence services.
He named the same two men, X and Y, who had overseen the ‘Paris operation’ and said the crash was designed to frighten Diana into halting her romance with Dodi because he was considered an unsuitable partner.
‘We hoped to break her arm or cause a minor injury,’ said my informant. ‘The operation was also overseen by a top MI6 officer known as the tall man, who is now retired and living on the Continent. He admits it went wrong. No one in MI6 wanted Diana to be killed.’
And this week the men’s names were mentioned again, this time by Moscow intelligence.
According to the author of a new book, the Russian Foreign Intelligence Service, the SVR, knew that X and Y were in Paris on the night Diana died. And after the car crash the SVR set out to find out why.
Gennady Sokolov, whose book The Kremlin vs The Windsors will be published next year, told me this week: ‘Of course our people were following your agents.
They were senior MI6 officers operating secretly in Paris that night, without the knowledge of even French counter-intelligence. They left again after she was dead.
‘Her relationship and possible marriage to Dodi was deeply worrying to senior royals in Britain. The Princess’s phone was constantly listened to and she was followed all the time.
‘After the crash, public opinion was deliberately led astray. Scapegoats were created, such as the paparazzi and the drunk driver. There was a dance around Henri Paul, saying he was an alcohol addict, a virtual kamikaze, who helped to destroy them all. It is total nonsense.
‘From the very beginning, it was clear to me it was not just an accident. My sources in the SVR and other Russian secret services are sure it was a very English murder."
‘They have talked to me about an SAS squad called The Increment, which is attached to MI6, being involved in the assassination.
‘These guys work on the top level without leaving a single trace, and — perhaps — one was on the motorbike following Diana’s car.’ But why did none of this extraordinary story come out at the inquest into Diana’s death, which should have been the final word on it?
It’s true that 14 tunnel witnesses were at least allowed to appear or send their testimonies. But much of their vital information was completely submerged by the sheer volume of evidence presented over the six months of the hearing.
We heard that chauffeur Henri Paul and Dodi Fayed were killed instantly; that the sole survivor was the bodyguard Trevor Rees Jones, who suffered such devastating facial injuries he has no memory of events in the tunnel, and that with the pulmonary vein in her chest torn, Diana died nearly four hours later of heart failure and blood loss at Paris’s Pitie Salpetriere hospital.
But we also know that the inquest never unravelled the full truth. More than 170 important witnesses, including the doctor who embalmed Diana’s body (a process that camouflages pregnancy in post-mortem blood tests) were never called to the inquest.
One radiologist from Pitie Salpetriere hospital, who said that she had seen a small foetus of perhaps six to ten weeks in the Princess’s womb during an X-ray and a later sonogram of her body, was not questioned.
Instead, she was allowed by the judge heading the inquest, Lord Justice Scott Baker, to send a statement giving her current address in America and no more details.
Crucially, the hearing was cruelly unfair to chauffeur Henri Paul, who was vilified from the beginning.
On the day after the crash, French authorities insisted that he was an alcoholic and ‘drunk as a pig’ when he left the Ritz that night to drive the lovers to Dodi’s Paris apartment near the Champs-Elysees.
It has since emerged that the blood tests on Paul’s body had not been completed when they made the announcement to journalists.
Furthermore, the chauffeur had passed an intensive medical examination for flying lessons three days before the crash — his liver showed no sign of alcohol abuse.
A string of witnesses at the Ritz say Paul drank two shots of his favourite Ricard at the bar before taking to the wheel, which was confirmed by bar receipts at the hotel.
However, after a shambolic mix- up over his blood samples (deliberate or otherwise), it was pronounced by a medical expert at the inquest that Paul had downed ten of the aperitifs, was twice over the British driving limit and three times over the French one, when he drove the Mercedes that night.
Today is the 16th anniversary of Diana’s death and there are bunches of fresh flowers on the gilded gates leading to her London home, Kensington Palace. The flowers to commemorate the Princess may be fewer now, but there are still as many questions into her death as ever.
