WAKTU pertandingan di papan waktu yang terus berjalan membuat tidak nyaman David Moyes, sementara di lapangan terpampang jelas bagaimana lemah skuad asuhannya.

Ditekuk 1-0 oleh Everton, klub yang dilatihnya sebelum bergabung ke Manchester United membuat posisinya melorot ke urutan sembilan di papan klasemen, pelatih asal Skotlandia ini berada di bawah tekanan hebat di Old Trafford.

Bayang-bayang kehebatan Sir Alex Ferguson menjadi momok menakutkan ketika kekuatan klub raksasa Inggris tersebut terus merosot, seperti dilansir Mail Online.

Tidak ada pembicaraan belum dari P45s, dan juga tidak ada mungkin dalam jangka pendek, tetapi United - juara, tidak kurang - adalah imitasi impoten dari satu yang mendominasi lanskap domestik di bawah kekuasaan Ferguson.

Posisi mereka saat ini adalah terendah yang pernah mereka alami di musim ini, kesenjangan poin tampaknya tak teratasi dari 12 poin dengan Arsenal yang kini menjadi pimpinan klasemen sementara, yang permainannya terus berkembang.

Jumlah gol yang mereka cetak di kandang lebih rendah daripada klub papan bawah, Sunderland dan menderita empat kali kalah,  dibandingkan dengan lima kali kekalahan selama musim lalu.

Jadi apa yang salah pada Manchester United selama berada di bawah asuhan Moyes? Marilah melihat beberapa isu utama.

Bukan Fergie
Mereka mengatakan Sir Alex saja mampu membuat selisih 10 poin untuk United. Atas bukti ini, kita mungkin telah meremehkan pengaruhnya.

Faktor Fergie telah memudar di Old Trafford dan sebagainya, juga karena banyaknya kelemahan. Sebab, pada Rabu malam, Everton menolak untuk menerima peran sebagai klub junior yang gugup mendatangi klub senior, kalaupun memang begitu, mereka mestinya menjadi bulan-bulanan di lapangan.

Perbedaan pendapat yang mencuat selama berada di bawah asuhan Ferguson pun mereda, bahkan menjadi lebih buruk. Tersadar dari kekalahan atas Everton, mereka yang tidak sabar tentu akan ngomel kepada manajer mereka. Kerusuhan seperti itu tidak pernah terdengar selama dipimpin Ferguson.

Sebuah skuad menurun
Moyes, tentu saja, mewarisi klub juara. Tapi benarkah Ferguson mundur? Jangan-jangan hanya sekadar ngaso di ruang istirahat sebelum kembali memimpin? Ini tidaklah pantas untuk skuad yang menjadi langganan juara.

Apakah orang-orang seperti Jonny Evans, Anderson, Ashley Young, Tom Cleverley, Antonio Valencia dan Danny Welbeck berniat hengkang ke Arsenal, Manchester City atau Chelsea? Singkat kata, mustahil.

Selain itu adalah faktor usia dan memudarnya pengaruh Rio Ferdinand, Patrice Evra dan Ryan Giggs, sementara Nemanja Vidic telah diteror oleh Romelu Lukaku pada Rabu.

Fergie tetap menjadi master pada waktu yang tepat.

Marouane Fellaini
Pemain asal Belgia ini gagal membuktikan kemampuan meski diganjar uang transfer yang besar.Dan, baginya 27,5 juta poundsterling adalah jumlah yang terlalu besar.

Pelatih United Phil Neville sempat sesumbar bahwa dalam laga melawan bekas klub Fellaini bahwa dia adalah ´salah satu gelandang muda terbaik di luar sana´. Dia pemain usia 26 tahun, sedang berada dalam puncak permainannya musim ini.

Dan jangan lupa, ini bukan pemain yang datang dari klub di negeri seberang. Memang, United harus merasa seperti pulang dari rumah mengingat adanya Moyes, Neville dkk.

Hingga laga Rabu lalu ia belum mencetak gol atau memulai permainan di mana majikan barunya telah menjadi juara liga; kedua statistik tersebut masih berdiri saat ini.

Fellaini berada dalam posisi canggung sebagai gelandang bertahan, coba mengerahkan seluruh kemampuannya dan nyatanya gagal memanfaatkan kesempatan untuk menang ketika bertemu mantan rekan satu timnya.

Satu-satunya pemain yang merupakan rekomendasi Moyes untuk dikontrak musim ini, ternyata belum memberi manfaat bagi United.

Robin van Persie
Moyes, menyusul kekalahan atas Everton, mendapat pertanyaan menyakitkan tentang kebugaran dari striker bintangnya. "Kapan dia akan bermain? ´, mestinya dipasang,´ Saya tidak tahu kapan dia akan segera pulih."

Tanpa dia - dan, yang terpenting, gol-golnya  United sulit meraih gelar musim lalu. Kali ini, mereka bisa berjuang untuk masuk empat besar setelah dia absen.

Apakah mereka (Ferguson) sudah tepat memilih Moyes?

Moyes menghabiskan waktu 11 tahun mencoba - dan gagal - untuk membantu Everton menang di Old Trafford. Pada Rabu malam akhirnya ia menyaksikan seperti sebuah prestasi, meskipun dari ruang istirahat di kandang.

Dia harus berhadapan dengan Roberto Martinez, manajer yang reputasinya naik ke permukaan sejak mengambil kendali di Goodison Park.

Setelah itu, ia berbicara kepada pers selama delapan menit dan 50 detik, dialog menyenangkan di mana ia menyambut hasil laga tersebut sebagai pelajaran berharga.

Moyes, sebaliknya, tetap diam termenung dan memaksa keluar untuk menghadapi pertanyaan wartawan secara singkat, hanya satu menit 50 detik.

Lantas bagaimana sekarang?
Saat ditetapkan menjadi pelatih, memang banyak yang pesimistis pada kemampuannya memimpin di Old Trafford. Apakah mereka harus tersisih dari peluang untuk tampil di Liga Champions untuk pertama kalinya selama hampir 20 tahun.

Memang, di bawah Ferguson, United tidak pernah lebih rendah dari posisi ketiga di Liga Premier.

Robbie Fowler - mantan penyerang Liverpool,  berkomentar mengejutkan, menikmati kekalahan United dengan komentar sedikit nakal saatMatch of the Day - mampukah United masuk empat besar.

Pimpinan klub telah menyatakan bahwa secara finansial bila gagal lolos ke kompetisi utama Eropa sangat menyakitkan, tetapi hilangnya pendapatan akan lebih merusak.

Apa yang tidak dapat diukur dalam pound dan pence, bagaimanapun, adalah prestise. Dan, peluang United untuk memulai musim depan di Liga Europa - atau lebih buruk lagi, tidak ada kompetisi kontinental sama sekali - maka saham mereka dan nama besarnya akan jatuh, tantangan utama adalah menarik pemain top yang ada untuk bekerja lebih keras kalau tidak ingin daya tarik komersial mereka akan terpuruk.

Penghakiman pada Moyes dari dalam Old Trafford tak diragukan lagi akan terjadi selama musim ini.
Ayo Moyes, bagaimanapun, tidak perlu bersembunyi. Tekanan akan terus meningkat.