Mentan Ajak Kalsel Bangkit, Manfaatkan Potensi Lahan Hampir 500 Ribu Hektar

Indonesian Govt Encourages South Kalimantan Province Achieve Food Self-sufficiency

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Mentan Ajak Kalsel Bangkit, Manfaatkan Potensi Lahan Hampir 500 Ribu Hektar
Rakor pangan berlangsung di Novotel Banjarbaru, Mentan Amran Sulaiman didampingi Staf Ahli Kasad, Brigjen TNI M Afifuddin dan Tenaga Ahli Mentan Sam Herodian berdialog dengan mahasiwa pendamping petani (inset) Foto2: B2B/Mac

Banjarbaru, Kalsel (B2B) - Provinsi Kalimantan Selatan didorong oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk bangkit mencapai swasembada pangan, dengan memanfaatkan potensi lahan pertanian hampir 500.000 hektar yang tersebar di 10 kabupaten dan dua kotamadya sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan 4.055.479 penduduk, sehingga tidak lagi tergantung pada provinsi lain.

"Kalsel mesti bangkit karena modalnya cukup, manfaatkan potensi lahan hampir 500 ribu hektar, dan pemerintah akan mendukung pengembangan pertanian di sini dengan benih, pupuk dan Alsintan," kata Mentan Amran Sulaiman pada rapat koordinasi (Rakor) pangan di Banjarbaru, Kalsel pada Rabu malam (14/12).

Menurutnya, petani dan para pemangku kepentingan di Kalsel harus bekerja keras untuk mencapai swasembada pangan, dan dia memuji langkah Bupati Tapin Arifin Arpan yang berhasil mengembangkan bawang merah hingga 367 hektar yang awalnya hanya empat hektar, dengan produktivitas saat ini mencapai 10 ton per hektar.

Kepala Dinas Pertanian Kalsel, Fathurahman melaporkan bahwa Kalsel sudah mampu surplus beras sejak beberapa tahun lalu dan produksi tahun ini meningkat 9,36% dan hingga Desember 2016 diperkirakan mencapai 2,5 juta ton gabah kering giling (GKG).

"Sementara luas tambah tanam di Kalsel mencapai 396 ribu hektar untuk target tanam Oktober 2016 hingga Maret 2017, khusus April hingga September 2017 kami targetkan mencapai 205 ribu hektar atau total 600 ribu hektar," kata Fathurahman.

Tampak hadir Staf Khusus Kasad Brigjen TNI M Afifuddin, Danrem 101/Antasari Kolonel Kav Yanuar Adil mewakili Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Johny L Tobing yang berhalangan hadir, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Agung Hendriadi, para bupati dan kepala dinas pertanian kabupaten di Kalsel.

Rakor jadi Nobar
Rakor pangan berlangsung bersamaan dengan siaran langsung final AFF Suzuki Championship 2016, Indonesia melawan Thailand, dan Mentan memutuskan menunda rakor setelah mengetahui timnas Garuda berhasil menyamakan skor menjadi 1-1 dan kemudian berhasil menang 2-1 di laga leg pertama.

"Kementan sudah menang 1 - 0 atas Thailand karena sudah berhenti impor beras, dan kemenangan 2 - 1 melengkapi kemenangan Indonesia," kata Amran Sulaiman.

Usai nonton bareng alias ´nobar´, Mentan mengapresiasi kinerja petani Kalsel didukung pihak-pihak terkait bersama  TNI setelah mampu surplus beras, dengan produksi 3,5 juta ton beras pada 2016 atau meningkat 9,36% dari 2015.

Dalam kesempatan tersebut, Mentan meluangkan waktu berdialog dengan sejumlah mahasiswa fakultas pertanian di Kalsel yang mendukung pengawalan petani untuk bertani secara modern, setelah mendengarkan keluhan seorang mahasiswa pendamping yang kecewa pada dukungan pemerintah daerah di Kalsel.

"Soal 10 hektar lahan pertanian itu urusan di tingkat RT atau RW, tanggung jawab saya minimal 20 ribu hektar, tapi saya respek dan bangga pada kepedulian kalian sebagai generasi muda terhadap nasib petani. Di tangan kalian, 20 tahun kelak pembangunan negeri ini menjadi tanggung jawab generasi muda saat ini," kata Mentan seraya memeluk sang mahasiswa di atas podium.

Banjarbaru, South Borneo (B2B) - South Borneo Province is driven by Indonesia´s Agriculture Minister, Andi Amran Sulaiman achieve food self-sufficiency, with exploiting the potential of 500,000 hectares of agricultural land spread over 10 districts and two municipalities so as to meet the food needs of 4,055,479 people, so it does not dependent on other provinces.

"South Borneo Province have to get up as it has vast land, take advantage of potential of nearly 500 thousand hectares, and central government will support development of agriculture with seeds, fertilizers and agricultural machines," Minister Sulaiman said in food coordination meeting here on n Wednesday night (12.14.16).

According to him, farmers and stakeholders in South Borneo have to work hard to achieve food self-sufficiency, and he hailed the move of Tapin Regent, Arifin Arpan who succeeded in developing shallots until 367 hectares that initially only four hectares, with current productivity 10 tons per hectare.

Head of Agriculture of South Borneo Province, Fathurahman reported the province has been surplus of rice since a few years ago, and this year´s production increased 9.36%, up to December 2016 is estimated to reach 2.5 million tons of milled rice.

"The addition of rice planting area for October 2016 to March 2017 reached 396 thousand hectares, and April to September 2017 is expected to reach 205 thousand hectares or total of 600 thousand hectares," he said.

It was attended by Special Staff of Army Chief of Staff Brigadier General M Afifuddin; Commmander of 101´s Antasari Resort Military Command, Colonel Yanuar Adil represent Commmander of Borneo´s Mulawarman Miltary
Command, Maj Gen Johny L Tobing who was unable to attend, spokesman of the ministry Agung Hendriadi, regents and head of agricultural districts office in South Borneo.

Watched the Football
Food coordinating meetings lasted in unison with live broadcast of final match the AFF Suzuki Championship 2016, Indonesia against Thailand, and Minister Sulaiman decided to postpone the meeting after learning that the Indonesian team managed to equalize the score to 1-1 and then won 2-1 in the first leg.

"The Agriculture Ministry has already won 1-0 over Thailand because it has stopped rice imports, and win 2-1 is extraordinary," he said.

After watched football, Minister Sulaiman appreciated the performance of farmers supported by relevant parties such as the army that supports rice surplus, with production of 3.5 million tons of rice in 2016, an increase of 9.36% from 2015.

On the occasion, Minister Sulaiman took the time for dialogue with number of students of agricultural faculty in South Kalimantan which supports local farmers to modern farming, after listened a college student who was disappointed to local government.

"About 10 hectares of agricultural land were affairs for urban villages, my responsibility at least 20 thousand hectares, but I was respect and pride in concern young generation on the plight of farmers. 20 years later the country´s development become the responsibility of young generation," he said.