Wisatani Sesi 86, Kiat Kementan Edukasi SDM Pertanian di Kalimantan
Indonesian Govt Recognizes Support of Extensionists for Agricultural Development
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Tapin, Kalsel [B2B] - Kementerian Pertanian RI khususnya Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] kembali mengedukasi insan pertanian di Kalimantan oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian [BBPP] Binuang melalui kegiatan Widyaiswara Sapa Kostratani [Wisatani] yang memasuki sesi ke-86 bertajuk 'Meningkatkan Kelas Kelompok Tani'.
Kiat BBPP Binuang sejalan dengan harapan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo yang meminta para penyuluh pertanian untuk aktif mengawal dan mendampingi petani. Pasalnya, peran penyuluh sangat penting dalam mendukung peningkatan produktivitas pertanian.
“Sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo, kita harus menjamin ketersediaan pangan seluruh rakyat Indonesia. Ini berarti, kebutuhan pangan 270 juta rakyat Indonesia wajib kita kawal, tidak boleh terganggu sama sekali," kata Mentan Syahrul.
Harapan serupa dikemukakan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi bahwa coaching dan peran penyuluh selaku pendamping dan pengawal petani harus dilaksanakan, untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi, dengan mengoptimalkan kegiatan pembinaan, pengawalan, dan pendampingan kepada petani sampai wilayah pelosok.
"Tantangan utamanya adalah inkonsistensi mutu produk dan suplai, harga produk mahal imbas dari biaya logistik dan produksi, hasil panen belum sesuai tuntutanpasar, minimnya akses pemasaran dan pemanfaatan teknologi serta kualitas SDM pertanian," kata Dedi Nursyamsi.
Menurutnya, untuk menghadapi tantangan tersebut, Kementan khususnya BPPSDMP terus berupaya meningkatkan daya saing, utamanya dengan meningkatkan kapasitas dan kompetensi SDM pertanian.
Kepala BBPP Binuang, Yulia Asni Kurniawati mengatakan bahwa Wisatani sesi ke-86 tergolong luar biasa, karena diikuti lebih dari 500 partisipan yang terhubung online via zoom cloud meeting dan YouTube live streaming.
Dia menambahkan tentang pentingnya pendampingan dan supervisi dari penyuluh di lapangan, untuk mendampingi kelompok tani [Poktan] dalam melaksanakan kegiatan usaha tani dan meningkatkan menjadi skala ekonomi.
“Penyuluh mempunyai peran vitas dan strategis dalam mendampingi dan supervisi dalam peningkatan Kelas Kemampuan Poktan, peningkatan kemampuan kelas Poktan diarahkan pada orientasi kelembagaan ekonomi petani sehingga kelas kelompok dapat meningkat," kata Yulia.
Tujuan dari penilaian Kelas Kemampuan Poktan, untuk mengetahui keragaman kemampuan Poktan dan juga menyediakan bahan perumusan kebijakan dan strategi pemberdayaan petani.
“Pembinaan penyuluh pertanian, untuk memberikan motivasi kepada Poktan agar lebih berprestasi mendukung pencapaian target produktivitas hasil pertanian yang dicanangkan pemerintah pusat maupun daerah melalui kemandiriannya” tambah Yulia [Tota/Irfan]
Tapin of South Borneo [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.
