BBPP Kementan Kawal Petani dan Penyuluh Kalimantan Ikuti PSPP Vol. 5

Indonesia Binuang`s Agricultural Training Center Support Borneo Farmers

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


BBPP Kementan Kawal Petani dan Penyuluh Kalimantan Ikuti PSPP Vol. 5
BBPP BINUANG: Mentan Syahrul Yasin Limpo didampingi Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi [kiri] menyematkan emblem Duta Petani Milenial [DPM] usai pembukaan Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Tahun 2023 di Balai Prajurit Makassar.

Tapin, Kalsel [B2B] - Petani dan penyuluh di wilayah Kalimantan yang tergabung pada kelompok tani [Poktan], Gapoktan dan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya [P4S] tampak antusias mengikuti Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh [PSPP] Volume 5 bertajuk Gerakan Tani Pro Organik [Genta Organik] berlangsung hibrid [online dan offline] selama tiga hari, 16 - 18 Maret 2023, yang dipusatkan di Makassar, Sulawesi Selatan.

PSPP Vol. 5 dibuka oleh Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo didampingi Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi di Balai Prajurit Jenderal TNI M Jusuf pada Kamis pagi [16/3]. Hadir Panglima Kodam XIV Hasanuddin [Pangdam] Mayjen TNI Totok Imam Santoso beserta jajarannya.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas hasil pertanian di Indonesia adalah ketersediaan dan kecukupan pupuk anorganik.

“Sampai saat ini, untuk memenuhi ketersediaan dan kecukupan pupuk organik sangat sulit dan mahal karena beberapa bahan bakunya masih tergantung impor dari negara lain,” kata Menteri Syahrul.

Seperti diketahui, bahwa di antara tempat bahan baku maupun produksi pupuk adalah Rusia dan Ukraina yang sedang berperang. Sebab itu, Kementan, mendorong para petani menggunakan pupuk organik dan hayati secara mandiri dan masif.

“Gerakan ini tidak berarti meninggalkan penggunaan pupuk anorganik sepenuhnya, melainkan boleh menggunakan pupuk kimia dengan ketentuan tidak berlebihan atau menggunakan konsep pemupukan berimbang,” tutur Syahrul.

Dia berharap melalui Genta Organik, kebutuhan pangan tetap terjaga dan berkontribusi dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi, penghasil devisa negara, sumber pendapatan utama rumah tangga petani dan penyedia lapangan kerja.

Pada kesempatan yang sama, Mentan juga menyampaikan bahwa keterlibatan Komando Daerah Militer [Kodam] XIV Hasanuddin di sektor pertanian akan menjadi energi baru dalam mengakselerasi pertanian yang lebih baik.

“Saya menaruh sekali harapan bahwa inilah implementasi dari kerja sama TNI Kementan secara nasional yang secara konkret langkahnya diambil oleh Pangdam XIV Hasanuddin,” kata Mentan Syahrul.

Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI, Totok Imam Santoso mengapresiasi Kementan yang telah memberikan peluang kepada Bintara Pembina Desa [Babinsa] sebagai pelaku di sektor pertanian.

“Beliau pada hari ini memberikan suatu kemudahan-kemudahan dan kerja sama dengan kita, yang tadinya Babinsa hanya pendamping sekarang jadi pelaku. Saya terima kasih,” kata dia.

Dia mengatakan, TNI-AD akan all out membantu mewujudkan ketahanan pangan yang selama ini sedang digencar pemerintah pusat dalam hal ini Kementan.

“Sudah ada arahan dari pimpinan saya dari Panglima TNI dan Bapak Kasad bahwa keberadaan TNI-AD harus bisa membantu pemerintah daerah, pemerintah pusat dan masyarakat dalam menghadapi masalah,” kata dia.

Totok mengatakan akan mengikutkan 5043 Babinsa yang tersebar Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat. “Walaupun di sini terbatas, tapi nanti akan dilatihkan sendiri. Jadi, harapan saya semua Babinsa tahu dan tidak hanya pendampingan dan sebagai pelaku.”

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan, pihaknya akan membangun 1.020 titik demplot pembuatan pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida alami.

“Ini akan menjadi tempat pembelajaran petani dalam mengembangkan sistem produksi pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami, sehingga dapat mengimplementasikan dan menerapkannya secara mandiri di lahan usaha taninya,” tutur dia.

Balai Besar Pelatihan Pertanian [BBPP] selaku unit pelaksana teknis [UPT] dari BPPSDMP pun aktif mendorong P4S aktif mengikuti pelatihan tersebut, termasuk BBPP Binuang melibatkan ribuan orang dari 20 P4S di Kalimantan.

Kepala BBPP Binuang, Bambang Haryanto mengatakan PSPP akan mendorong petani dan penyuluh untuk memproduksi dan memanfaatkan pupuk organik, pupuk hayati dan pembenah tanah.

"Tidak mungkin jika produktivitas turun kita bisa eksis. Mau tidak mau, siap tidak siap, suka tidak suka, produktivitas harus naik. Solusinya, memanfaatkan pupuk organik," katanya mengutip arahan Kabadan Dedi Nursyamsi.

BBPP Binuang melibatkan 20 P4S sebagai titik kumpul, yang terbagi pada lima provinsi di Kalimantan. Provinsi Kalimantan Selatan di P4S Sekolah Alam Kreatif [Banjarbaru], P4S Ushuludin [Tanah Laut], P4S Anugerah [Banjarbaru], P4S Tuntung Pandang [Pelaihari].

Kalimantan Tengah: P4S Karya baru Mandiri [Pangkalanbun], P4S D’Bawang [Sampit] P4S Gawi Bersama [Palangka Raya] P4S Tunas Karya [Palangka Raya] dan P4S Unggul Jaya [Kapuas].

Kalimantan Timur, P4S Nasda [Kutai Kartanegara], P4S Dipa Tani [Samarinda], P4S Karya Insani [Samarinda], P4S Cahaya Purnama [Kutai Timur], P4S Kebun Ndesa dan P4S Durian Makroman [Samarinda].

Kalimantan Barat, P4S Jas-B [Singkawang], P4S Agro 17 Mandiri [Bengkayang], P4S Geger Tani [Sambas].

Kalimantan Utara, P4S Bulungan Mandiri Farm [Bulungan] dan P4S Maspul 2 [Nunukan].

Peserta yang mengikuti PSPP Vol 5 diperkirakan mencapai 1,8 juta orang terdiri atas 1.761.907 petani dan 38.093 penyuluh termasuk dari wilayah Kalimantan di bawah pengawalan dan pendampingan Balai Besar Pelatihan Pertanian [BBPP] yakni BBPP Binuang, unit pelaksana pelatihan [UPT] Kementan di Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan [Kalsel].

Total keseluruhan yang mengikuti pelatihan sejak pertama kali digulirkan mencapai 11 juta peserta. Bukan hanya itu, sejak 2020, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] telah melatih petani dan penyuluh secara hybrid melalui berbagai program yakni Mentan Sapa Petani dan Penyuluh [MSPP], Ngobrol Asyik Penyuluhan [Ngobras], Bertani on Cloud [BoC], dan Milenial Agriculture Forum [MAF].

Pada 2020, peserta pelatihan mencapai 986.558 peserta, pada 2021 mencapai 2.331.530 peserta, 2022 meningkat menjadi 6.567.531 peserta. Sementara di awal 2023, pesertanya sekitar 319.544, secara kumulatif hingga Februari 2023, total peserta mencapai 10.205.163. [jeka/agus/timhumasbbppbinuang]

Tapin of South Borneo [B2B] - The role of agricultural training in Indonesia such as the Agricultural Training Center of Indonesia Agriculture Ministry across the country or the BBPP so the ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of agricultural training, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through agricultural training, we connect farmers with technology and innovation so that BBPP meet their needs and are ready for new things," Limpo said.