Empat Kadistan di NTT Kunjungi BBPP Ketindan Jajaki Pelatihan SDM Pertanian

Senior Official of Flores Working Visit to Indonesia`s BBPP Ketindan

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Empat Kadistan di NTT Kunjungi BBPP Ketindan Jajaki Pelatihan SDM Pertanian
Kepala BBPP Ketindan, Adang Warya (ke-7 kanan) dan para Kadistan di Flores didampingi Kabag Umum, Tri Agustin W (ke-2 kiri), Kabid Pelatihan, Mafruhah; danKasubbag Kepegawaian dan Rumah Tangga, Astutiningsih. (Foto: Humas BBPP Ketindan)

Malang, Jawa Timur (B2B) - Empat kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT) berminat menggandeng Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, Malang, Provinsi Jawa Timur untuk mendukung pembangunan pertanian di lahan kering dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) pertanian.

Keinginan tersebut disambut baik oleh Kepala BBPP Ketindan, Adang Warya, belum lama ini, saat menerima kunjungan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Flores Timur, Antonius Wukak Sogen; Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Hengky Sali; Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Nagekeo, Wolfgang Lena; dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ende, Marianus Alexander.

Adang Warya mengatakan pada dasarnya padi dapat tumbuh pada lahan sawah maupun lahan kering atau lahan darat, sebaiknya penanaman padi dilakukan menjelang musim penghujan dan dilakukan hanya sekali dalam setahun atau dikenal sebagai budi daya padi tadah hujan, dimana benih padi langsung ditanam tanpa disemai terlebih dahulu.

"Pada beberapa daerah, benih padi darat yang digunakan adalah padi jenis lokal dengan memilih benih dari tanaman padi yang sehat, memiliki bulir dan jumlah anakan yang banyak. Pemilihan benih dilakukan sebelum pemanenan secara massal, diperkirakan kebutuhan benih budidaya padi darat berkisar 70 hingga 100 kg per hektar," katanya.

Antonius Wukak Sogen membenarkan hal itu, bahwa pertanian di lahan kering hanya mengalami masa panen sekali dalam setahun, dan dia mengharapkan BBPP Ketindan dapat menjalin kerjasama dengan Kabupaten Flores Timur dan tiga kabupaten lain di Flores agar dapat meningkatkan produksi padi di lahan kering yang rata-rata hanya menghasilkan 2,5 ton per hektar.

"Walaupun hanya satu kali tanam, kami optimis dukungan BBPP Ketindan dapat memberi solusi bagi kami mewujudkan ketahanan pangan," kata Antonius.

Pendapat senada dikemukakan oleh koleganya dari tiga kabupaten lain, BBPP Ketindan juga diharapkan mendukung upaya peningkatan kualitas SDM pertanian yang tangguh dan profesional melalui pelatihan teknis, fungsional dan kewirausahaan di bidang pertanian.

Adang Warya menyatakan siap membantu keempat kabupaten di Flores untuk memanfaatkan BBPP Ketindan sebagai tempat pelatihan bagi para petani, penyuluh pertanian, pemuda dan mahasiswa pendamping petani dan aparatur negara.

"Saya pun bersedia datang ke Flores apabila diundang menjadi narasumber," katanya lagi.

Tampak hadir para petinggi BBPP Ketindan antara lain Kepala Bagian Umum, Tri Agustin Wurdjaningsih; Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelatihan, Mafruhah; Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Rumah Tangga, Astutingsih.

Staf Humas Yeniarta Margi Mulya mengatakan bahwa BBPP Ketindan didukung aula dan ruang kelas yang menampung 35 hingga 150 orang, laboratorium dan instalasi teknologi pengolahan hasil tanaman pangan, tanaman obat, bioteknologi dan pengolahan limbah, dan proteksi tanaman.

"BBPP Ketindan juga didukung screen house hidroponik, dan koleksi tanaman obat, juga tersedia gerai dan spa herbal," kata Yeniarta.

Malang, East Java (B2B) - Four districts in Flores island of East Nusa Tenggara province (NTT) would like to cooperate with Indonesia´s Ketindan Agricultural Training Center (BBPP Ketindan) in Malang district of East Java province to support the agricultural development in drylands and human resources of agriculture.

Director of BBPP Ketindan, Adang Warya said support those efforts during visit of head of agricultural bureau of East Flores district, Antonius Wukak Sogen; head of agricultural bureau of Sikka district, Hengky Sali; head of agricultural bureau of Nagekeo district, Wolfgang Lena; and head of agricultural bureau of Ende district, Marianus Alexander.

Mr Warya said basically paddy grown in wetlands and drylands rice planting should be done before the rainy season, and planting only once a year, known as rainfed rice cultivation and planted directly without seeding.

"In some areas, the seeds should be used is the local rice by choosing seeds from healthy plants, grain and tillers of rice a lot. The selection of seeds carried out before harvest of previous growing season, seed cultivation to dry lands requires about 70 to 100 kg per hectare," he said.

Mr Sogen justifies it, that agriculture in the drylands is only one harvest a year, and he expects the BBPP Ketindan can make cooperation with East Flores district and three other districts in Flores in order to increase rice production in the drylands which currently produce 2,5 tons per hectare.

"Although only one planting, we are optimistic Ketindan BBPP support can give a solution for us to realize food security," he said.

A similar opinion was stated by his colleagues from the three districts of Flores, is also expected BBPP Ketindan can support the improvement of human resources with technical training, functional and entrepreneurship in agriculture.

Mr Warya said it was ready to help the four districts in Flores who will choose BBPP Ketindan as a training ground for farmers, agricultural extension workers, youth and students companion farmers and the state apparatus.

"I am also ready going to Flores if I get invitation to be a resource person," he said.

It was attended by senior officials of the BBPP Ketindan: Head of General Affairs, Tri Agustin Wurdjaningsih; Head of Training, Mafruhah; Head of Sub Section Officer and Households, Astutingsih.

Spokeswoman of BBPP Ketindan Yeniarta Margi Mulya said
that it was provides halls and classrooms with a capacity of 35 to 150 people, labs and technology installation processing food crops, medicinal plants, biotechnology and waste treatment, and plant protection.

"The BBPP Ketindan also supported screen house of hydroponics, collection of medicinal plants and herbal spa," she said.