Petani Milenial, Kementan Gandeng Himbara dan BUMN Dukung DPM/DPA

Millennial Farmers are the Target of Developing Indonesian Agricultural HR

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Petani Milenial, Kementan Gandeng Himbara dan BUMN Dukung DPM/DPA
PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN: Mentan Syahrul Yasin Limpo didampingi Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi [belakang] memetik hasil produk hortikultura petani milenial Cianjur [Foto: BPPSDMP]

Cianjur, Jabar [B2B] - Upaya mencetak petani muda melalui Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan [DPM/DPA] didorong secara masif oleh Kementerian Pertanian RI. Kementan mendorong reorientasi 71% petani kolotnial (tua) sehingga 20% petani milenial terus meningkat jumlahnya, melalui penguatan peran DPM/DPA untuk mendukung keberlanjutan pembangunan pertanian.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa Kementan terus bergerak mencetak petani muda melalui wadah DPM/DPA. Penumbuhan petani milenial harus terus didorong secara masif dengan optimalisasi peran mereka memacu sektor pertanian melesat hebat. 

"Penguatan peran petani milenial untuk koordinasikan informasi dan program-program pembangunan di setiap kabupaten dengan cepat. Petani milenial berperan mendorong pengembangan jejaring usaha di wilayahnya. Saat ini terdata lebih 2.000 petani milenial di seluruh Indonesia," kata Mentan Syahrul di Cianjur, Jabar, Kamis [9/9] pada kegiatan 'Dukungan Kementan bagi Petani Milenial Desa Cipendawa, Kecamatan Pacet.

Mentan berharap kerjasama petani milenial dengan BUMN seperti Telkom dan Jasindo; maupun Bank BRI, BNI dan Mandiri dari Himpunan Bank Milik Negara [Himbara] dan perbankan swasta akan mempercepat resonansi dan penguatan petani milenial mendorong regenerasi petani adaptif pada teknologi informasi, produktivitas hasil pertanian yang terstandarisasi, modern dan marketable.

“Hari ini saya bersama jajaran Kementan dan Wakil Bupati Cianjur mencoba memastikan petani muda kita betul-betul beraktivitas dilapangan dengan support dari berbagai pihak termasuk dari BUMN, Bank Indonesia dan Telkom dengan sentuhan teknologi digital," kata Mentan. 

Menurutnya, petani milenial saat ini tak hanya produksi di lapangan dan menghasilkan varietas baru, juga sudah mampu memasarkan produk serta menyiapkan market yang terkoneksi secara digital hingga menembus ekspor.

"Dalam lima tahun, kita akan mencetak 2,5 juta petani milenial, salah satunya dengan Pelatihan Wirausaha Pertanian demi meningkatkan kapasitas mereka terutama pengembangan usaha melalui KUR dari perbankan dan optimalisasi kegiatan agribisnis," kata Mentan Syahrul.

Mentan mengapresiasi khusus Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi atas dukungannya bagi penumbuhan kewirausahaan petani milenial, dengan peningkatan kapasitas melalui pelatihan maupun pendidikan vokasi. 

Dalam kesempatan tersebut Mentan Syahrul memberi bantuan 10 ribu stek bibit ubi jalar varietas lokal rancing dan pupuk bagi P4S Bumi Mazarie; bantuan benih untuk Kabupaten Cianjur yakni kedelai senilai Rp15,8 milir, kacang tanah Rp113 juta, kacang hijau Rp82,3 juta dan ubi kayu Rp336 juta.

Mentan juga menyerahkan bantuan kawasan aneka cabai, bawang merah, pisang, tanaman obat, fasilitas pascapanen dan pengolahan cabai dan bawang merah, fasilitas pascapanen dan pengolahan hortikultura lainnya, prasarana pascapanen produk hortikultura senilai Rp2,8 miliar. Juga fasilitasi KUR dari Bank BRI, BNI, Mandiri dan Jasindo dan bank lainnya pada 2021 di Cianjur.

"Saya mengucapkan terima kasih pada saudara-saudara yang telah bekerja keras meningkatkan kapasitas petani, menumbuhkembangkan pengusaha pertanian maju, mandiri dan modern. Yakinlah, pertanian menguntungkan sebagai penggerak ekonomi dan penyedia nutrisi untuk keluarga. Bertani itu keren," kata Mentan Syahrul.

Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa peluang keterlibatan generasi muda di sektor pertanian sangat besar, karena 'bonus demografi' yang dicirikan dengan dominannya jumlah penduduk usia produktif. 

"Generasi milenial tumbuh bersamaan perkembangan IT, sehingga kreatif dalam segala aspek kehidupan untuk menciptakan peluang bisnis pertanian seiring kebutuhan masyarakat dan perkembangan teknologi," kata Dedi.

Kementan telah mengukuhkan 2.000 DPM/DPA di seluruh Indonesia, katanya, dengan bidang usaha variatif pada  budidaya hortikultura, tanaman pangan, peternakan, pengolahan hasil, jasa alat mesin pertanian hingga agro-eduwisata yang diperkuat kapasitasnya melalui pelatihan oleh BPPSDMP. Langkah tersebut didukung program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services [YESS] di Cianjur karena pertanian terbuka bagi semua usia. 

"Semakin muda semakin kuat, semakin enerjik, semakin kritis, makin apik kerjanya. Bicara regenerasi petani, program YESS solusinya, bicara pertanian generasi muda, jawabannya," kata Dedi Nursyamsi. 

Dedi juga apresiasi dukungan dan perhatian Mentan Syahrul pada komitmen DPM/DPA enumbuhkembangkan pengusaha pertanian yang maju, mandiri dan modern. [Cha]

Cianjur of West Java [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.