Komoditas Pertanian, Kementan dan China Perbaharui Protokol Kerjasama Ekspor

Indonesia and China Renew the Protocol Agreement Export of Agricultural Commodities

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Komoditas Pertanian, Kementan dan China Perbaharui Protokol Kerjasama Ekspor
KOMODITAS PERTANIAN: Kepala Barantan, Ali Jamil menjawab pers usai menandatangani pembaharuan protokol kerjasama untuk ekspor komoditas pertanian Indonesia ke China [Foto: Biro Humas Kementan]

Jakarta [B2B] - Badan Karantina Pertanian - Kementerian Pertanian RI [Barantan] menandatangani pembaharuan protokol kerjasama untuk ekspor komoditas pertanian Indonesia ke China. Pemerintah RI diwakili oleh Kepala Barantan, Ali Jamil dengan Zhang Jiwen, Wakil Menteri Administrasi Umum bidang Kebeacukaian China mewakili Pemerintah China.

"Penandatanganan ini sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo kepada Mentan Syahrul Yasin Limpo untuk mengawal ketat akselerasi ekspor, khususnya perluasan pasar. Kita akan kebut pembahasan harmonisasi aturannya, inshaa Allah dapat segera terealisir, China adalah salah satu pasar strategis produk pertanian Indonesia," kata Ali Jamil kepada pers usai meneken kerjasama dengan China, Rabu [27/11].

Mengacu pada neraca perdagangan RI dan China untuk 2018, secara umum Indonesia surplus US$1,5 juta, dengan komoditas terbesar baik secara tonase maupun nilai ekonomi masing-masing kelapa sawit, karet, kelapa, kakao, kulit dan jangat, manggis, lemak, kacang hijau, pisang dan kopi.

Berdasarkan data pada sistem automasi perkarantinan, IQFAST secara nasional pada 2019 tercatat peningkatan tren ekspor berbagai komoditas pertanian seperti salak sebesar 57,4%, Januari hingga November 2019 sebesar 1.385 ton lebih tinggi ketimbang 2018 yang hanya mencapai 880 ton.

“Saat ini, salak menjadi salah satu buah-buahan yang saat ini popular di pasar ekspor dan China merupakan pasar terbesar setelah Kamboja," kata Ali Jamil.

Menurutnya, protokol buah salak yang ditandatangani pada 2013 dan akan berakhir pada 2019, untuk itu penandatangan kerjasama guna memfasilitasi ekspor salak ke China menjadi sangat strategis. Tren ekspor juga meningkat, dari 69,7 ton pada 2018 menjadi 77,6 ton hingga November 2019.

Serupa dengan protokol ekspor sebelumnya, salak yang akan diekspor ke pasar China harus berasal dari kebun yang sudah teregistrasi dan dikemas pada packing house yang juga teregistrasi. Dengan penandatangan pembaharuan masa protokol ekspor untuk salak Indonesia ke China maka dipastikan untuk lima tahun ke depan, salak yang telah memenuhi persyaratan dapat terus diperdagangkan di pasar China. 

Selain salak, protokol ekspor buah lain juga didorong, kerangka kerjasama Indonesia - China juga membahas fasilitasi ekspor produk pertanian lain yakni buah naga, nanas, sarang burung walet dan ekspor produk peternakan.

Jakarta [B2B] - Indonesian and Chinese governments to renew the protocol of cooperation of agricultural commodity exports from Indonesia to China, who was signed by the Head of the Agricultural Quarantine Agency, Ali Jamil with Deputy Minister of General Administration of Customs o the People’s Republic of China (GACC), Zhang Jiwen here on Wednesday [November 27].