Mentan dan Mendikbud Inisiasi Sinergi Penguatan SDM Pertanian Milenial
Millennial Farmers are the Target of Developing Indonesian Agricultural HR
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Jakarta [B2B] - Potensi ketersediaan sumber daya manusia [SDM] dan sumber daya alam [SDA] Indonesia sangatlah besar, sehingga dibutuhkan kemampuan dan kompetensi SDM pertanian terdidik guna menyiapkan ´generasi emas´ untuk membangun pertanian nasional, khususnya pengembangan 2,5 juta petani milenial dari pendidikan vokasi pertanian.
Sinergi sektor pertanian dan pendidikan tercakup dalam Kesepakatan Bersama Kesinergisan bidang Pertanian dan Pendidikan yang ditandatangani secara online oleh Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Makarim di Jakarta, Rabu [3/3].
"Kementan akan berupaya mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern. Kita harus bertindak cepat agar mencapai kinerja lebih baik. Kita juga harus memaksimalkan potensi SDM kita, juga memanfaatkan teknologi mutakhir," kata Mentan Syahrul melalui video conference [ViCon] dengan Mendikbud Nadiem Makarim.
Menurut Mentan, sektor yang paling siap di tengah pandemi Covid-19 adalah pertanian berupa potensi lahan, berlimpah air dan sinar matahari serta jumlah SDM, namun semua itu harus didukung sains, riset dan teknologi yang dilaksanakan oleh SDM pertanian terdidik.
"Singkatnya, pertanian membutuhkan Kemendikbud, maka kita dukung percepatan dan kerjasama ini. Kita butuh tenaga siap kerja, perguruan tinggi berkualitas, sehingga SDM pertanian tidak hanya menguasai ilmu, juga kemampuan praktik lapangan," kata Syahrul.
Dalam kesempatan tersebut, Mentan Syahrul dan Mendikbud Nadiem Makarim menyaksikan penandatanganan kerjasama oleh Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi dengan Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud [Dikti] Nizam di sela kegiatan Millenial Agriculture Forum [MAF] secara daring.
Mendikbud Nadiem menegaskan bahwa pertanian dan pendidikan adalah sektor yang bisa bersinergi meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian, kerja lapangan dan pengabdian masyarakat.
"Kemendikbud juga menyiapkan perwujudan generasi emas melalui Kampus Merdeka yang bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa pertanian," kata Mendikbud.
Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa penguatan kapasitas SDM pertanian, mengingat perannya sebagai faktor pengungkit utama peningkatan produktivitas pertanian terutama peningkatan kualitas petani milenial, yang akan didukung Kampus Merdeka.
"Saat ini, sektor pertanian banyak diisi petani tua. Kita harus melakuan regenerasi, menyiapkan petani milenial yang berkualitas," katanya.
Dirjen Dikti Kemendikbud, Nizam menambahkan bahwa Indonesia sudah memasuki era industri 4.0. Pesatnya perkembangan teknologi maka smart intelligence sudah ada di tengah kita melalui smart office system dan smart home system, begitu pula smart agriculture system.
"Sistem cerdas juga sudah hadir di sektor pertanian. Teknologi smart farming sudah menjadi bagian pertanian melalui pemanfaatan internet of things. Kampus Merdeka membuka peluang bagi mahasiswa mengembangkan potensi dan minatnya," kata Nizam.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Pemprov Jabar, Mohammad Taufiq Budi Santoso mengatakan bahwa program petani milenial di Jabar mendukung upaya Kementan mengembangkan wirausahawan muda melalui teknologi digital. [Cha]
Jakarta [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to Indonesian Agriculture Minister, Syahrul Yasin Limpo here on Wednesday [March 3].
