Fluktuasi Harga, Petani dan Penyuluh Harus Kuasai Jejaring Produksi

Indonesia Lombok´s Agricultural Extension Connected through the KostraTani

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Fluktuasi Harga, Petani dan Penyuluh Harus Kuasai Jejaring Produksi
PENYULUH MODERN: Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi bersama penyuluh Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat [NTB] Foto: BPPSDMP

Praya, NTB [B2B] - Petani dan penyuluh dituntut kuasai sistem dan jejaring produksi, berbasis permintaan dan penawaran [supply and demand] dalam hal ketersediaan produk dan kebutuhan pasar, terutama pada saat panen raya berpengaruh pada fluktuasi harga.

"Petani penyuluh harus menguasai supply and demand terkait ketersediaan produk kebutuhan pasar. Kalau ini mampu dikuasai oleh petani didampingi penyuluh, maka proses produksi akan menyesuaikan pada hal itu," kata Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi pada Selasa [20/10] di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat [NTB].

Menurutnya, permintaan dan penawaran berpengaruh pada fluktuasi harga, kerapkali terjadi kelebihan produksi pertanian lantaran permintaan dan penawaran tak dikuasai dengan baik. Akibatnya, terjadi kelebihan produk ketimbang permintaan mendorong harga terjun bebas.

Dia mengharapkan segala hal yang berkaitan dengan sebuah produk harus dipahami dengan baik. Misal cabai, untuk mengetahui permintaan dan penawaran maka data historis harus dikuasai oleh petani dan penyuluh.

"Misalnya, berapa kebutuhan per hari, per minggu, per bulan agar disesuaikan kapasitas produksimya. Penyuluh harus memberikan informasi tersebut. Sumber datanya dari mana, tentu dari pemerintah kabupaten atau provinsi melalui dinas pertanian," kata Dedi Nursyamsi.

Penguasaan tersebut juga berpengaruh pada perhitungan luas lahan tanam, mengetahui luas tanam, karena hasil produksi akan mempengaruhi harga. Data historisnya harus ada di dinas pertanian dan Balai Penyuluhan Pertanian [BPP]. "Sebelum petani menguasai itu, tentu penyuluh dulu yang menguasai," kata Dedi.

Apalagi, salah satu target pemerintah adalah mengekspor produk pertanian ke mancanegara. Produktifitas menjadi hal utama selain kualitas dan kontinuitas produk.

"Untuk mencapai hal itu, kapasitas dan kompetensi SDM pertanian harus ditingkatkan. Petani dan penyuluh mulai harus terlibat dari hulu sampai hilir pertanian, maka menguasai supply and demand adalah hal penting yang harus diketahui petani dan penyuluh," kata Dedi.

Bupati Lombok Tengah, H Muhammad Suhaili FT mengapresiasi program dan kebijakan Kementerian Pertanian RI yang berupaya meningkatkan kapasitas petani dan penyuluh.

"Kami bersyukur dan berterimakasih pada upaya peningkatan kapasitas petani dan penyuluh, sehingga dapat meningkatkan produktifitas pertanian," katanya.

Hal itu sejalan dengan instruksi dan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa peningkatan kapasitas SDM pertanian harus ditingkatkan.

"Pertanian sedang bertransformasi dari pola tradisional menjadi maju, mandiri dan modern. Pola-pola lama tak bisa lagi digunakan untuk menentukan kemajuan pertanian hari ini dan di masa mendatang," kata Mentan.

Menurutnya, penyuluh adalah garda terdepan pertanian. Mereka harus selalu ada di lapangan. Harus selalu ada mendampingi petani meningkatkan produktifitas pertanian untuk mendukung ketahanan pangan. [Cha]

Central Lombok of West Nusa Tenggara [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.