KostraTani, BPPSDMP Kementan Adakan Bimtek dan Sosialisasi di Aceh

Indonesia Agricultural Extension Connected through the KostraTani

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


KostraTani, BPPSDMP Kementan Adakan Bimtek dan Sosialisasi di Aceh
PRODUKTIFITAS: Aceh naik kelas sebagai sentra produksi beras nasional di peringkat 12 atau 13, sekarang naik ke peringkat delapan [Foto: BPPSDMP]

Lhokseumawe, Aceh [B2B] - Pengembangan pertanian dari tingkat kecamatan sebagai locust pembangunan pertanian melalui Balai Penyuluhan Pertanian selaku Komando Strategis Pembangunan Pertanian [BPP KostraTani diawali Kementerian Pertanian RI dengan mengadakan bimbingan teknis dan sosialisasi KostraTani bagi para koordinator penyuluh di Provinsi Aceh.

Kegiatan tersebut bertujuan melakukan pemberdayaan dan peningkatan kapasitas terkait ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman budidaya pertanian termasuk mengakses modal, olah pasca panen, pengemasan hingga cara menjual untuk meraih laba maksimal.

“Kalau pertanian dilaksanakan secara bisnis akan berkelanjutan, bahkan produktifitas pertanian akan bertambah. Di saat yang sama, pendapatan petani meningkat dan saya sangat berharap Aceh sudah terbukti,” kata BPPSDMP Dedi Nursyamsi, Selasa [2/11].

Bukti konkrit, katanya, Aceh naik kelas sebagai sentra produksi beras nasional di peringkat 12 atau 13, sekarang naik ke peringkat delapan.

“Ini prestasi luar biasa. Itu juga harus dibuktikan penyuluh, petani, utamanya petani milenial. Saya berharap petani milenial Aceh dengan dukungan Komisi IV DPR dan pemerintah daerah akan lebih meningkat perannya di masa mendatang,” kata Dedi.

Dia menambahkan, saat ini sudah ada duta petani di provinsi Aceh yang sudah ekspor, terutama kopi, mengingat kopi gayo sudah terkenal di mancanegara sebagai peluang ekspor kopi dan komoditas lain.

Menurutnya, Kementan memiliki strategi khusus menciptakan petani milenial. Pertama, didukung Komisi IV terkait anggaran dan program. Kedua, dukungan pemerintah provinsi hingga kabupaten/kota. Ketiga, program pemberdayaan penyuluh, pemberdayaan petani termasuk pemberdayaan petani milenial. 

"Kita lakukan pendampingan dan Bimtek untuk petani milenial dan penyuluh mengakses modal, memakai dan merawat Alsintan, cara panen, pasca panen, mengemas, sampai menjual dengan pendekatan bisnis," kata Dedi.

Guna merealisasikan target tersebut, dia mengakui, Kementan menyediakan anggaran khusus, mulai tahun ini mengalokasikan pengadaan sarana teknologi informasi (IT) di sebagian besar Aceh terpenuhi.

“InshaAllah tahun depan khatam seluruh BPP di Aceh, kita lengkapi untuk peningkatan penyuluh, petani dan petani milenial. Keseluruhan ada 273 BPP,” tandasnya.

Anggota Komisi IV DPR RI, Muslim mengatakan bahwa  Kostratani yang dicanangkan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo dapat berjalan optimal. Pasalnya, Kostratani dan penyuluh adalah ujung tombak pembangunan pertanian.

“Hari ini dihadirkan delapan kabupaten dan kota. Tentu yang diharapkan bukan hanya koordinator karena jumlah penyuluh banyak," katanya.

Muslim mengaku akan terus mendorong Aceh untuk meningkatkan produksi pertanian, mengingat bantuan pemerintah pusat sudah cukup banyak. “Kemarin kita sudah bagi sejumlah Alsintan, yang diharapkan tepat sasaran dan dipakai dengan baik,” 

Muslim juga mendukung segera diwujudkan Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] di Aceh untuk menciptakan lebih banyak petani milenial.

“InshaAllah 2021 bisa berjalan untuk mencetak SDM pertanian di Aceh. Bahkan kepala SMKPP adalah salah satu kepala sekolah terbaik di Indonesia khususnya di bidang pendidikan. Kita harapkan role model dalam pengembangan wirausaha pemuda mandiri," katanya. maupun dari petani milenial,” pungkasnya.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menegaskan program KostraTani murni untuk memajukan kualitas pertanian Indonesia. Ke depan, setiap penyuluh akan terintegrasi melalui smartphone dalam bertugas.

“Kita akan memanfaatkan smartphone untuk melihat aktifitas para penyuluh secara terintegrasi," kata Mentan Syahrul.

Lhokseumawe of Aceh [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.