Simposium Pendidikan Vokasi, Pusdiktan BPPSDMP Kementan Libatkan `Narsum` Internasional

Indonesian Agriculture Ministry Held the 2019 National Symposia on Vacational Education

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Simposium Pendidikan Vokasi, Pusdiktan BPPSDMP Kementan Libatkan `Narsum` Internasional
NSVE 2019: Kepala Pusdiktan BPPSDMP Kementan, Idha Widi Arsanti [kanan] hadir sebagai salah satu pembicara pada simposium tentang pendidikan vokasi di Yogyakarta [Foto: Humas Pusdiktan]

Yogyakarta, DIY [B2B] - Pendidikan vokasional merupakan solusi utama untuk mendukung hadirnya tenaga kerja terampil yang siap menjadi job creator dan job seeker, dan sinergi dengan dunia usaha dan dunia industri [DuDi], hal itu disikapi oleh Pusat Pendidikan Pertanian [Pusdiktan BPPSDMP Kementan] dengan menggelar simposium bertajuk ´National Symposia On Vacational Education 2019 [NSVE], dengan menghadirkan narasumber internasional.

"Saat ini kita memasuki era industri 4.0 dan masyarakat 5.0 yang  merupakan perwujudan dari masyarakat pintar, Big Data, internet of things (IoT), kecerdasan artifisial, dan robot melebur dalam kegiatan industri dan seluruh segmen sosial," kata Kepala BPPSDMP Kementan, Prof Dedi Nursyamsi saat membuka NSVE 2019 di Yogyakarta pada Rabu [27/11].

Kondisi eksternal tersebut, katanya, harus diantisipasi sejak dini dengan melahirkan profil lulusan yang profesional, kompeten dan berjiwa wirausaha.  Pendidikan vokasi pertanian menjadi solusi untuk mempersiapkan generasi muda pertanian supaya siap bekerja dan memiliki kompetensi yang spesifik.

Menurut Dedi Nursyamsi, pendidikan vokasi dapat menjadi solusi karena 70% waktu belajar dilakukan untuk praktik di lingkungan DuDi, untuk menghadapi kompetensi yang cukup tinggi bagi para lulusan yang nantinya akan menjadi job seeker dan job creator. 

Kepala Pusdiktan BPPSDMP, Idha Widi Arsanti menambahkan bahwa kualitas pendidikan tidak lepas dari kualitas tenaga pendidik [dosen] dan kurikulum yang dilaksanakan sesuai DuDi.

"Penyelenggaraan Lokakarya Politeknik Pertanian sangat penting, karena selain untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan dari akademisi, pakar, peneliti, sektor swasta dan kalangan profesional dalam suatu forum diskusi yang akan mendorong dan mempercepat perkembangan Indonesia untuk menghadapi era 4.0 dan masyarakat 5.0," kata Idha WA.

Tak hanya itu, kegiatan NVSE 2019 juga mensosialisasikan pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) lingkup politeknik pertanian, termasuk meningkatkan pemahaman tentang technopreneur dan entrepreneur milenial di era 4.0, sehingga melalui kegiatan ini pertukaran informasi dan sinergi dari berbagai pihak baik akademisi, pemerintah maupun swasta terhadap wujud ideal dari pendidikan vokasi di era 4.0 dan masyarakat 5.0.

"Ke depan, akan dihasilkan rekomendasi kebijakan untuk program-program pembangunan pertanian yang berkeadilan yang bekerjasama dengan semua stakeholder pertanian," kata Idha WA.