Antisipasi `New Normal`, Kementan Siapkan Tiga Strategi Ketahanan Pangan

Indonesia Food Security is the Country`s Defense Anticipate Covid-19

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Antisipasi `New Normal`, Kementan Siapkan Tiga Strategi Ketahanan Pangan
PANTAU PRODUKSI: Mentan Syahrul LP menerapkan agenda jangka panjang, meningkatkan produksi pertanian, ekspor tiga kali lipat, penurunan gagal panen 5%, mendorong pertumbuhan petani milenial 2,5 juta orang [Foto: Biro Humas Kementan]

Jakarta [B2B] - Kementerian Pertanian RI menyiapkan tiga strategi menghadapi Tatanan Normal Baru [New Normal] mengantisipasi dampak pandemi Covid-19. Tanggap darurat pangan [emergency]; memaksimalkan ekspor dengan tujuan utama menangkal pemutusan hubungan kerja [PHK] karyawan di industri pangan; meningkatkan produksi pertanian dengan menekan gagal panen serta mendorong pertumbuhan petani milenial 2,5 juta orang.

Strategi pertama, menerapkan tanggap darurat seperti dilakukan Kementan ketika harga ayam sempat jatuh beberapa waktu lalu. Tujuannya, mencegah dampak buruk terhadap seluruh sektor penting di Indonesia yang menjadi kebutuhan pangan masyarakat.

"Bagi peternak, ayamnya akan dibeli oleh mitra dan difasilitasi penyimpanan berpendingin oleh pemerintah. Di sini, kami telah berkoordinasi dengan mitra," kata Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo pada diskusi virtual Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia [ICMI] bertema 'Ketahanan Pangan di Tengah dan Pasca Covid-19' di Jakarta, Kamis [4/6].

Kemudian peningkatan nilai tukar petani [NTP] akan dilakukan secara masif, dengan menaikkan harga jual gabah sehingga target penambahan NTP menjadi 103 poin, lebih tinggi dari beberapa waktu sebelumnya, atau sebesar 102,09 poin.

Mentan Syahrul menegaskan, penurunan tersebut bukan karena hasil produksi petani tidak akurat, namun lantaran dampak Covid-19 mengakibatkan pelambatan transportasi, distribusi, dan pembatasan akselerasi kemasyarakatan terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar [PSBB].

"Adanya berbagai pembatasan dalam menghadapi Covid-19 menyebabkan NTP mengalami penurunan, di sini harus ada solusi penyikapan yaitu membangun stok penyangga atau buffer stock untuk 11 komoditas pangan, lalu pengembangan pasar dan toko tani, jaring pengaman sosial bagi petani, menjaga stabilitas harga," kata Mentan.

Strategi kedua agenda jangka menengah yaitu memaksimalkan ekspor dengan mengintervensi industri pangan agar tidak memecat karyawannya. Juga relaksasi terhadap padat karya melalui pemberian bibit atau benih sehingga produksi komoditi tetap berjalan.

"Wilayah yang mengalami kekeringan dan minus kami support lewat bantuan sarana produksi, secara medical solution, masalah Covid dapat diselesaikan dengan cepat namun untuk food security membutuhkan antisipasi paling cepat dua tahun. Pertanian adalah solusi," tegasnya.

Kemudian agenda jangka panjang, meningkatkan produksi pertanian, ekspor tiga kali lipat, penurunan gagal panen 5%, mendorong pertumbuhan petani milenial 2,5 juta orang.

Mentan Syahrul menegaskan, ekstensifikasi pangan di lahan rawa juga terus dikebut sambil mengoptimalkan lahan yang sudah ada atau sekitar 600.000 hektar untuk 1,5 juta ton beras. "Infrastruktur juga telah disiapkan guna mendukung strategi tersebut."

Apabila kedepan masih ada kendala, Kementan juga telah menyiapkan cara bertindak (CB) di antaranya mengidentifikasi kembali lahan rawa. 

"Kita masuk ke Kalteng, ada 160 ribu hektar lahan masih terbuka, ini menjadi tantangan dan butuh intervensi, oleh sebab itu diperlukan transmigran petani yang siap bertani dalam berbagai kondisi." 

Selanjutnya intervensi bahan pangan lokal yaitu satu provinsi, satu panganan seperti sorgum, jagung, ubi kayu. Untuk itu, Kementan tengah menggelorakan program Pekarangan Pangan Lestari [PPL]. 

"Sekarang sudah ada 3.836 kelompok ini yang sedang kita konsentrasikan, saya sedang mencari penambahan keuangan dengan berkoordinasi bersama menteri keuangan dan mitra lainnya,"

Sementara cadangan beras dengan lumbung pangan masyarakat [LPM], Mentan Syahrul mengharapkan pemerintah provinsi, kabupaten/kota hingga kecamatan mengambangkan LPM. "Sementara saat ini ada 320 LPM yang siap menjadi sandaran saat kekeringan." 

Jakarta [B2B] - Indonesian Agriculture Ministry immediately formulate strategic policy of food security and nutrition, as one of the efforts to support President Joko Widodo in formulating food policy, because food security is identical to the country's security anticipate coronavirus, according to the Minister Syahrul Yasin Limpo.