Perkuat Kompetensi, Politeknik Enjiniring Kementan Terapkan Teknologi Pengolahan Hasil

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s PEPI Serpong

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Novita Cahyadi


Perkuat Kompetensi, Politeknik Enjiniring Kementan Terapkan Teknologi Pengolahan Hasil
PEPI SERPONG: Direktur PEPI Serpong tiada henti mendorong dan memotivasi mahasiswa/i untuk mengembangkan inovasi teknologi seperti diterapkan pada mesin Hammer Mill untuk pengolahan hasil dari komoditas jagung. [Foto: PEPI Serpong/Adist]

Tangerang, Banten [B2B] - Peran Pendidikan vokasi pertanian untuk memaksimalkan potensi diri peserta didiknya di era perkembangan teknologi industri pertanian dilakukan oleh Program Studi [Prodi] Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) Kementerian Pertanian yang menerapkan penggunaan mesin Hammer Mill pada biji jagung. 

Melalui penggunaan Hammer Mill pada kegiatan pengolahan hasil pertanian mahasiswa belajar mulai dari menyalakan hingga melakukan proses kerja pengolahan biji jagung menjadi butiran yang lebih kecil, sebagaimana mesin tersebut bekerja digerakkan oleh motor penggerak dengan kecepatan tinggi untuk menggiling dan menghancurkan bji jagung pipilan.

Senada arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo agar mahasiswa memperbanyak tugas lapangan agar memahami berbagai persoalan pertanian. 

"Pertanian hari ini, besok, dan masa depan, mahasiswa PEPI akan berperan menjadi orang-orang hebat dan menjadi petani keren," katanya.

Mentan Syahrul menambahkan, petani yang memiliki intelektualnya terisi atau akademiknya, serta menjadi orang-orang yang bisa memanfaatkan sains, riset, dan teknologi yang maju serta dibutuhkan oleh negara bangsa ini akan hadir orang-orang yang bisa menggerakkan mekanisme untuk memperkuat produktivitas budidaya di pascapanen di hilirisasi industri.

“Menjadi mahasiswa yang baik harus dengan mentalitas yang buat salah satu mental yang harus ada adalah orang yang ada di PEPI. Para mahasiswa memiliki semangat untuk disiplin menjadi mahasiswa dan dapat menyerap ilmu sebaik-baiknya dan tidak hanya dalam terapannya juga bisa dilakukan,” tegas Syahrul.

Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP]Dedi Nursyamsi menjelaskan bahwa tujuan utama pembangunan pertanian adalah menyediakan pangan bagi 273 juta penduduk Indonesia dari Sabang sampai Merauke dalam meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan ekspor.

“Harapan seluruh penduduk Indonesia, pertanian ada di pundak kalian. Ada di pundak generasi milenial dan lulusan PEPI,” katanya.

Dedi Nursyamsi menambahkan, mahasiswa PEPI harus siap untuk membekali diri selama tiga tahun belajar di PEPI.

“Kalian harus menguasai caranya menggenjot produksi, mengoperasionalkan alat-alat mesin pertanian, memelihara alat alat mesin pertanian agar yang efektif agar umurnya panjang agar bisa digunakan oleh siapa," katanya lagi.

Dedi juga menekankan bahwa produktivitas teknologi dan sarana prasarana termasuk mekanisasi pertanian itu dapat mengungkit produktivitas hingga mencapai 25%.

Kemudian yang kedua, peraturan perundangan termasuk lokal sistem ini juga memberikan kontribusi terhadap peningkatan produktivitas 25%. Kontribusinya terhadap peningkatan produktivitas SDM pertanian.

“SDM pertanianlah yang mampu mengimplementasikan inovasi teknologi yang mampu menguasai ilmu engineering pertanian serta mampu memelihara pertanian mekanisasi pertanian selain itu juga SDM pertanian yang mampu memelihara seluruh sarana dan prasarana,” jelas Dedi.

Direktur PEPI Muharfiza mengatakan peran mahasiswa setelah lulus akan berat dimana mereka akan memikul beban menjadi promotor penggerak pembangunan pertanian di daerahnya. 

“Artinya PEPI tidak boleh gagal, kompetensi yang dimiliki alumni harus siap untuk membangun pertanian dari hulu ke hilir yang lebih modern," tandas Muharfiza. [andriwan/timhumaspepiserpong]

Tangerang of Banten [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Programme or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.