Merdeka Ekspor, P4S Lembang Agri Ekspor Buncis Kenya ke Singapura
Millennial Farmers are the Target of Developing Indonesian Agricultural HR
Reporter : Kemal Agus Praghotsa
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta [B2B] - Program Merdeka Ekspor yang dicanangkan Kementerian Pertanian RI dimanfaatkan para petani pada Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya [P4S] Lembang Agri di Desa Cikidang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, untuk ekspor sayuran buncis kenya ke Singapura.
Dukungan petani dari P4S Lembang Agri diapresiasi oleh Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa petani adalah profesi yang menjanjikan dan menghasilkan pendapatan besar, maka Kementan terus berupaya mendukung peningkatan produktivitas pertanian.
“Artinya, stereotipe bahwa menjadi petani tidak kaya akan terbantahkan. Terbukti dari muncul banyak start up di bidang pertanian sehingga meningkatkan tren urban farming,” kata Mentan Syahrul.
Menurutnya, sosok Duta Petani Milenial [DPM] dan Duta Petani Andalan [DPA] akan menjadi role model yang menginspirasi, memotivasi dan mitra bisnis petani muda lainnya untuk meningkatkan produktivitas, kualitas dan ekspor produk pertanian di antaranya mendukung program Merdeka Ekspor 2021.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa generasi muda sangat prospektif untuk diajak menggarap sektor pertanian sebagai petani muda maupun wirausahawan muda.
“Petani muda sangat dinamis. Mereka menguasai teknologi hingga mengakses pasar. Generasi muda saat ini harus bergabung menggeluti bisnis pertanian, kalau petani muda tumbuh maksimal, maka ke depan pertanian kian cerah dan menjanjikan," kata Dedi Nursyamsi.
Dodih, petani sayur di Lembang, Bandung Barat adalah sosok DPA yang sukses mengembangkan pertanian dari nol hingga menjadi wirausahawan muda sukses dengan omset Rp100 juta per bulan. Dodih kontinyu mengekspor buncis kenya tiga kali dalam seminggu sebanyak satu ton tiap kali ekspor, namun kini dikurangi menjadi 400 kg untuk satu kali ekspor.
Dodih selaku Ketua P4S Lembang Agri di Desa Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat berupaya mengubah pola pikir petani melalui pengembangan P4S. Pasalnya, masyarakat sekitar belum mampu menerapkan budidaya tanaman yang baik, masih tradisional sehingga hasil panen tidak maksimal.
Menurut Dodih, untuk mengubah mindset petani meningkatkan produktivitas dengan orientasi pasar maka P4S Lembang Agri kerap menggelar pelatihan seperti budidaya cabai, tomat, buncis, brokoli, pengolahan sayuran, pembuatan pestisida organik, pembuatan pupuk organik, budidaya hidroponik, pelatihan penguatan kelembagaan tani dan manajemen usahatani.
"Selain budidaya sayur untuk memenuhi pasar lokal dan ekspor, kami juga menggelar pelatihan. Tujuannya agar petani dapat melakukan budidaya dengan baik serta memanfaatkan pupuk organik dari kompos, karena kita memang menuju pertanian organik," kata Dodih.
Menurutnya, pupuk organik sangat berpengaruh terhadap tanaman, khususnya rasa lebih enak dan waktu simpan lebih lama meskipun biaya produksi lebih tinggi.
Bersama petani muda di Lembang, Dodih berinovasi membangun marketplace digital www.jualsayuran.com. Pemasaran online ini dengan menggandeng para petani milenial dari Kelompok Tani Agri Muda di Desa Cibodas.
Dedi Nursyamsi mengingatkan bahwa Dodih salah satu sosok DPA yang membuktikan bahwa pertanian merupakan sektor potensial dan menjanjikan, ditopang kemampuan memanfaatkan teknologi informasi untuk akses pasar ekspor. [Cha]
Jakarta [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to Indonesian Agriculture Minister, Syahrul Yasin Limpo.
