Kementan Masifkan Pemakaian Pupuk Organik, Alternatif Genjot Produktivitas
Indonesia Binuang`s Agricultural Training Center Support Borneo Farmers
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Bogor, Jabar [B2B] - Para petani terus didorong oleh Kementerian Pertanian RI untuk meningkatkan produktivitas, di antaranya menggunakan varietas unggul, memperluas penggunaan pupuk organik dan melakukan pemupukan secara berimbang. Langkah ini penting dilakukan untuk menghasilkan padi berkualitas.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa pertanian adalah sektor kunci yang bisa memperkuat ekonomi. Tentunya, diperlukan pendekatan baru dalam meningkatkan produktivitas. Caranya? Perkuat networking dan mengembangkan pupuk organik sebagai penyubur tanaman.
"Langkah antisipasi dan adaptasi diperlukan tiga hal. Pertama memperkuat pendidikan, teori dan pertemuan seperti ini untuk membangun networking," katanya di Bogor, Jabar pada Rabu [26/10] saat membuka kegiatan Training of Trainer [ToT] secara virtual.
Kedua, kata Mentan, kita bangun agenda dan manajemen sistem sebagai sebuah ilmu yang akan kita terapkan. Ketiga mengubah mindset dari para pelaku pertanian untuk berubah dengan kondisi yang ada, salah satunya mengembangkan pupuk organik.
Menurut Mentan, sektor pertanian sudah sejak lama menjadi bantalan ekonomi nasional. Pertanian juga terbukti menjadi sektor pembuka lapangan kerja hingga berjuta-juta. Karena itu, generasi milenial harus memperkuatnya dengan bekerja lebih keras lagi.
"Pertanian itu harus kita jaga bersama. Kita yang menjadi pejabat jangan sampai salah maintenance. Hal terpenting, kita jangan menjadi orang yang menghilangkan nilai-nilai kebangsaan," kata Mentan Syahrul didampingi Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi dan sejumlah pejabat eselon satu Kementan.
Kegiatan ToT bertajuk ´Solusi Pupuk Mahal´ dihadiri 7.680 peserta yang terdiri dari widyaiswara, dosen, guru dan penyuluh seluruh Indonesia. Sementara realisasi registrasi peserta secara online mencapai 12.228 pendaftar atau 159,22%.
Pembukaan ToT tersebut juga dihadiri sejumlah pejabat eselon dua Kementan di antaranya Kepala Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP [Puslatan] Leli Nuryati; Kepala BBPP Binuang, Yulia Asni Kurniawati dan Direktur Polbangtan Bogor, Detia Tri Yunandar.
Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] mengatakan bahwa salah satu yang harus dilakukan bersama adalah melakukan pemupukan berimbang.
"Sistem tersebut sangat penting untuk mendukung tumbuh kembangnya tanaman, namun pemupukan juga tidak boleh berlebih karena bisa mengakibatkan erosi dan gagal tanam," katanya.
Dedi Nursyamsi mengingatkan, pemupukan tidak boleh berlebih. Kalau pupuk urea berlebih dia memasamkan tanah dan berbahaya. Akibatnya gampang tererosi dan cepat jenuh airnya. Di situlah yang bisa mengakibatkan gagal tanam.
Menurut Dedi, pemupukan adalah komponen utama pada sebuah tanaman, karena itu diperlukan keberimbangan baik urea maupun dengan proses perawatan. Salah satunya mengatur aliran air. Air sangat diperlukan pada sawah yang baru proses tanam. Namun pengairan tidak boleh berlebih karena dapat merusak akar tanaman.
"Air adalah infiltrasi. Air harus kita jadikan anugrah. Dengan kita belokkan air ke lahan pertanian untuk irigasi, maka dengan sendirinya akan menghasilkan karbohidrat dalam bentuk beras," katanya lagi.
Di situlah pentingnya kita membuat sumur resapan sebanyak banyaknya, kata Dedi Nursyamsi, pemupukan harus benar dan diimbangi pupuk organik. Kalau di lahan miring imbangi dengan guludan agar erosi dapat diminimalisir.
Sebagaimana diketahui, pemerintah telah menyediakan pupuk subsidi dengan kapasitas 9 juta ton. Para petani bisa mendapatakan pupuk tersebut melalui sistem e-RDKK. Sistem itulah yang akan mendata siapa saja para petani yang berhak menerima pupuk.
"Basis dari pengajuan subsidi pupuk adalah RDKK. Jadi manakala ada lahan yang diluar domisili kecamatan, dia tidak mendapatkan pupuk. Solusinya kompromi saja, tidak boleh ada lahan yang tidak kebagian pupuk kalau sudah berhak dan sesuai SOP yang dikeluarkan oleh Kementan," katanya.
Di samping itu, pemerintah juga mendorong para petani untuk membuat pupuk organik yang bisa dilakukan menggunakan bahan alami seperti jerami dan kotoran hewan ternak. Petani bahkan bisa membuat sertifikasi untuk pembuatan pupuk organik berbasis bisnis.
"Bagaimana caranya mendapatkan sertifikasi? Kalau untuk komersial itu harus uji mutu dan efektifitas bersama Kementan. Jadi di dalam sertifikasi organik itu yang paling penting adalah prosesnya, bukan hanya produknya," jelasnya. [agus/timhumasbbppbinuang]
Bogor of West Java [B2B] - The role of agricultural training in Indonesia such as the Agricultural Training Center of Indonesia Agriculture Ministry across the country so the ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of agricultural training, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through agricultural training, we connect farmers with technology and innovation so that BBPP meet their needs and are ready for new things," Limpo said.
