Hadapi El Nino, Politeknik Enjiniring Kementan Kembangkan Vertikal Aeroponik

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s PEPI Serpong

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Hadapi El Nino, Politeknik Enjiniring Kementan Kembangkan Vertikal Aeroponik
PEPI SERPONG: Pengembangan inovasi budidaya dari mahasiswa PEPI Serpong menarik perhatian media televisi untuk mengetahui lebih jauh efektivitas dari Vertikal Aeroponik yang diyakini penggunaan air lebih efisien sehingga layak mengantisipasi El Nino. [Foto: PEPI/Adist]

Tangerang, Banten [B2B] - Mahasiswa Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia Kementerian Pertanian RI [PEPI] terus mengembangkan kembangkan inovasi budidaya Vertikal Aeroponik, berupa pengembangan tanaman tumbuh pada kolom vertikal atau menara yang dilengkapi dengan ruang tumbuh di beberapa tingkat.

Vertikal Aeroponik memungkinkan penempatan tanaman secara vertikal yang padat, mengoptimalkan penggunaan ruang dan memungkinkan penanaman lebih banyak pada area terbatas.

Secara umum vertikal aeroponik dapat menghemat air, nutrisi dapat diatur dengan presisi dan sirkulasi nutrisi dapat digunakan kembali. Diyakini, penggunaan air lebih efisien, karena semprotan nutrisi hanya pada akar tanaman.

Vertikal aeroponik merupakan jawaban bagi Indonesia yang memiliki iklim tropis dengan dua musim utama, hujan dan kemarau. Indonesia juga rentan terhadap fenomena cuaca ekstrim seperti El Nino dan La Nina, yang mempengaruhi pola hujan dan suhu.

Guna mengatasi fenomena perubahan iklim tersebut, Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo telah menginstruksikan jajarannya untuk mempersiapkan mitigasi menghadapi musim kemarau ekstrim atau El Nino yang diperkirakan akan mencapai puncaknya pada Agustus 2023.

"Saya meminta kepada jajaran Kementan untuk menyiapkan langkah mitigasinya. Saya kira, langkah-langkah tersebut telah disiapkan dengan baik. Kita berharap dampak yang ditimbulkan, tidak akan mengganggu ketahanan pangan nasional," katanya.

Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi bahwa masa musim kemarau ekstrim mulai melanda Indonesia pada akhir Mei hingga awal Juni 2023, hanya saja skalanya masih rendah.

"Fenomena ini akan semakin menguat, hingga puncaknya terjadi pada Agustus dan September. Oleh karenanya, seluruh stakeholders pertanian harus mengerti dan paham apa itu El Nino," terang Dedi.

Muharfiza selaku Direktur Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia [PEPI] menyatakan bahwa inovasi teknologi yang dikembangkan mahasiswanya, merupakan jawaban bagi wilayah Indonesia yang memiliki iklim khusus, seperti iklim kering di Provinsi Nusa Tenggara Timur [NTT] dan iklim hutan hujan tropis di Sumatra dan Kalimantan, serta iklim pegunungan seperti Papua.

“Berkenaan dengan hal tersebut, mahasiswa PEPI terus melakukan evaluasi sistem vertikal aeroponik yang telah dibuat. Dengan tata letak vertikal, sistem aeroponik memanfaatkan ruang secara efisien dan memungkinkan pertumbuhan tanaman yang padat,” katanya.

Menurut Muharfiza, sistem aeroponik secara umum menghemat air karena nutrisi dapat diatur dengan presisi dan sirkulasi nutrisi yang digunakan kembali.

"Dalam sistem vertikal aeroponik, penggunaan air dapat lebih efisien karena semprotan nutrisi hanya disemprotkan pada akar tanaman," katanya lagi.

Di sisi lain, tambah Muharfiza, kondisi optimal yang diberikan oleh sistem aeroponik, termasuk dalam tata letak vertikal, memungkinkan pertumbuhan tanaman yang cepat dan hasil panen yang lebih cepat. [andriwan/timhumaspepiserpong]

Tangerang of Banten [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the PEPI to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.