Bertemu Penyuluh, Mentan: Prioritaskan Bantuan bagi Petani yang Membutuhkan

Indonesian Govt Supports the Modernization of Agricultural Productivity

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Bertemu Penyuluh, Mentan: Prioritaskan Bantuan bagi Petani yang Membutuhkan
BPPSDMP KEMENTAN: Mentan Amran Sulaiman pada ´Apel Nasional Penyuluh Pertanian´ secara daring dengan 45 ribu peserta dari seluruh RI I didampingi Kepala BPPSDMP Kementan, Idha Widi Arsanti [kanan].

Jakarta (B2B) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa seluruh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) wajib memastikan setiap bantuan dari pusat diprioritaskan untuk petani yang benar-benar membutuhkan, terutama petani gurem, petani berpendapatan rendah, dan petani yang masih tertinggal secara ekonomi. 

Dia menekankan bahwa penyuluh sebagai ujung tombak keberhasilan program pertanian di lapangan harus menjaga amanah, bekerja tanpa pamrih, dan memastikan tidak ada bantuan yang melenceng atau salah sasaran.

“Tolong seluruh PPL perhatikan baik-baik. Semua bantuan harus diprioritaskan untuk petani miskin, petani yang kesulitan, dan petani gurem. Saya ulangi, prioritaskan saudara-saudara kita yang benar-benar membutuhkan," kata Mentan Amran saat memberikan arahan pada “Apel Nasional Penyuluh Pertanian” secara daring, Kamis (20/11/25). 

Bantuan dari pusat harus diarahkan kepada petani yang masih sulit bertahan. Jangan sebaliknya. Jangan sampai petani yang sudah punya traktor mendapatkan bantuan traktor lagi. Utamakan mereka yang kecil, yang lemah, dan yang sangat membutuhkan.

Mentan Amran menambahkan bahwa pemerintah terus berupaya mempercepat berbagai program strategis seperti peningkatan produksi, perluasan tanam, bantuan saprodi, hingga penguatan Alsintan. Namun, ia kembali mengingatkan bahwa seluruh kebijakan tersebut hanya bisa memberikan dampak nyata jika PPL hadir aktif mendampingi petani.

“Semua program ini tidak ada artinya kalau penyuluh tidak turun langsung. Kalian adalah perpanjangan tangan pemerintah khususnya Kementerian Pertanian di lapangan. Keberhasilan program dan kesejahteraan petani sangat ditentukan oleh integritas dan kecepatan para PPL dilapangan,” tambah Mentan Amran.

Kualitas Pendampingan

Dia juga meminta penyuluh meningkatkan kualitas pendampingan, memperbaiki tata kelola pendataan, serta memastikan seluruh proses pengusulan bantuan dilakukan dengan transparan dan berbasis kebutuhan riil petani. Pendataan yang tepat adalah fondasi agar kebijakan tidak salah sasaran.

“Kalau datanya salah, bantuannya pasti salah. Jadi tolong pastikan data kelompok, kebutuhan alat, dan kondisi petani benar-benar akurat. Kita ingin bantuan jatuh ke tangan yang tepat,” ungkap Mentan Amran.

Mentan Amran juga menyampaikan pentingnya kesiapsiagaan penyuluh menghadapi perubahan iklim yang berdampak pada gagal tanam, kekeringan, hingga serangan hama. Ia meminta PPL terus memberikan edukasi teknik budidaya adaptif dan pendampingan yang memperkuat ketahanan petani.

“Contohnya, jika terjadi banjir, segera laporkan. Jika ada serangan hama, laporkan juga dengan cepat. Dengan begitu, pusat bisa segera memberikan respons dan kebijakan yang tepat," kata Mentan.

Dari pusat akan datang bantuan, tetapi daerah juga harus cepat menyampaikan persoalan-persoalan di lapangan yang sulit diselesaikan. Semua masalah yang tidak mampu ditangani di daerah harus segera dilaporkan ke pusat agar dapat ditindaklanjuti.

Apresiasi bagi PPL

Dalam kesempatan itu, Mentan Amran juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh PPL yang terus bekerja memastikan kenaikan produksi pangan nasional. Ia menegaskan bahwa capaian peningkatan produksi tidak terlepas dari kerja keras para petani dan pendampingan aktif para penyuluh di lapangan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional sepanjang Januari - Desember 2025 diperkirakan mencapai 34,77 juta ton, atau naik 4,15 juta ton dibandingkan periode 2024, berdasarkan hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA) per Oktober 2025. 

Selain itu, stok Bulog pada Juni 2025 tercatat mencapai 4,2 juta ton, menunjukkan kekuatan pasokan nasional yang semakin stabil.

"Saya minta PPL tolong sampaikan informasi kebijakan - kebijakan pusat seperti kenaikan HET, harga pupuk turun 20 persen dan kebijakan lainnya dengan cepat kepada petani diseluruh Indonesia," ungkap Mentan.

"Masih banyak petani yang belum tahu kebijakan terbaru, jadi saya minta informasi penting agar benar-benar sampai ke tingkat paling bawah sehingga petani bisa mengetahui dan bisa segera melaporkan jika ada ketidaksesuaian di lapangan." 

45 Ribu Peserta

Pada apel penyuluh tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti, melaporkan bahwa antusiasme peserta sangat tinggi. 

Dilaporkan kegiatan tersebut, diperkirakan dihadiri hingga 45.000 peserta dari berbagai unsur pertanian mencakup penyuluh pertanian dari seluruh Indonesia, petani, petani milenial, Brigade Pangan, BRMP, serta seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pertanian.

Idha mengatakan bahwa penyuluh yang kini berada di bawah Kementan telah menjadi satu tim besar dalam menggerakkan dan mewujudkan swasembada pangan nasional. 

Dia juga melaporkan bahwa penyuluh telah aktif memberikan laporan pendampingan di lapangan, mulai dari Luas Tambah Tanam (LTT), luas panen, harga gabah hingga harga jagung serta komoditas lainnya. [esap/timhumas bppsdmpkementan]

 

 

Jakarta [B2B] - The objective of the Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.

He stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.

He stated that increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.