Kemendikbud Beri Peluang Kementan Sinergi di Kampus Merdeka

Millennial Farmers are the Target of Developing Indonesian Agricultural HR

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Kemendikbud Beri Peluang Kementan Sinergi di Kampus Merdeka
KONSORSIUM IHILEAD: Mentan Syahrul Yasin Limpo koordinasi virtual dengan Mendikbud Nadiem Makarim didampingi Dirjen Dikti Kemendikbud, Nizam [kiri] dan Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi [kanan] Foto: BPPSDMP

Jakarta [B2B] - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI [Kemendikbud] memberi peluang bagi Kementerian Pertanian RI [Kementan] khususnya unit pelaksana teknis [UPT] pendidikan vokasi pertanian untuk sinergi pada Merdeka Belajar - Kampus Merdeka yang dibentuk oleh tujuh perguruan tinggi [PT] nasional dan PT asing melalui konsorsium Indonesia Higher Education Leader [Ihilead] atas inisiasi Kemendikbud.

Dukungan Kemendikbud pada Kementan dikemukakan oleh Mendikbud Nadiem Makarim pada video conference [ViCon] dengan Mentan Syahrul Yasin Limpo di Jakarta, Rabu [3/3] usai keduanya menandatangani Kesepakatan Bersama Kesinergisan bidang Pertanian dan Pendidikan, mendukung sinergi sektor pertanian dan pendidikan menyiapkan generasi emas, khususnya SDM pertanian.

“Sudah saatnya kita memoles generasi emas tak hanya dengan teori, namun dengan keterampilan hingga siap masuk dalam dunia usaha dan industri. Kemendikbud juga menyiapkan perwujudan generasi emas melalui Kampus Merdeka, juga bisa dimanfaatkan mahasiswa pertanian," kata Mendikbud Nadiem melalui daring.

Mentan Syahrul menyambut baik dan mengapresiasi dukungan Kemendikbud mengingat pertanian dan pendidikan adalah lini sektor strategis yang menentukan arah pembangunan negara. Kementan menargetkan pengembangan 2,5 juta petani milenial hingga 2024.

"Saya ingin tiap provinsi maupun kabupaten ada pembelajaran yang sesuai kemajuan jaman. Kita jangan tertinggal dengan negara lain melalui pendidikan vokasi pertanian," kata Mentan didampingi Sekjen Kementan, Momon Rusmono di Agriculture War Room [AWR].

Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa penguatan kapasitas SDM pertanian, mengingat perannya sebagai faktor pengungkit utama peningkatan produktivitas pertanian terutama peningkatan kualitas petani milenial, yang akan didukung Kampus Merdeka.

"Saat ini, sektor pertanian banyak diisi petani tua. Kita harus melakuan regenerasi, menyiapkan petani milenial yang berkualitas," katanya usai menandatangani kesepakatan dengan Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud [Dikti] Nizam.

Terkait Kampus Merdeka, Nizam mengatakan bahwa kampus yang dibentuk Ihilead membuka peluang seluasnya bagi mahasiswa vokasi pertanian Kementan untuk mengembangkan potensi dan minatnya.

"Mahasiswa vokasi pertanian Kementan bisa  memanfaatkan untuk pengembangan smart farming maupun kegiatan pemasaran," kata Nizam pada zoom meeting Millennial Agriculture Forum [MAF] yang digelar oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP].

Sebagaimana diberitakan, Kementan membentuk konsorsium Ihilead yang bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia dengan reformasi kepemimpinan di lingkungan PT melalui Merdeka Belajar - Kampus Merdeka. Sasaran akhir, agar lulusan PT mampu menjawab kebutuhan dunia usaha dan dunia industri [DuDi].

Konsorsium Ihilead di bawah supervisi Ditjen Dikti Kemendikbud. Tujuh PT nasional adalah President University, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Islam Indonesia [UII], Universitas Brawijaya [Unbraw], Universitas Negeri Semarang [Unnes], Universitas Padjajaran [Unpad] dan STIE Malangkucecwara. Sementara tiga PT asing adalah University of Gloucestershire dari Inggris, International School for Business and Social Studies (ISBSS) dari Slovenia, dan University of Granada dari Spanyol.

Peluncuran Ihilead digelar virtual, Selasa malam [2/3] yang dihadiri Duta Besar Uni Eropa [UE] untuk Indonesia Vincent Piket dan Director Master of Arts Higher Education Leadership and Management dari University of Gloucestershire (UoG) Inggris, David Dawson serta sejumlah pimpinan PT nasional. [Cha/Liene]

Jakarta [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to Indonesian Agriculture Minister, Syahrul Yasin Limpo here on Wednesday [March 3].